Kemenhub Restui 3 Pesawat Boeing 737-9 Max Milik Lion Air Terbang Lagi Usai Insiden Alaska Airlines

Kementerian Perhubungan kembali merestui pesawat Boeing 737-9 Max milik LIon Air beroperasi kembali per 11 Januari 2024. Sebelumnya, 3 unit pesawat itu diberhentikan sementara sejak 6 Januari 2024.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Jan 2024, 17:45 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2024, 17:45 WIB
Lion Air
Pesawat Lion Air boeing 737-800 (Roslan RAHMAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan kembali merestui pesawat Boeing 737-9 Max milik LIon Air beroperasi kembali per 11 Januari 2024. Sebelumnya, 3 unit pesawat itu diberhentikan sementara sejak 6 Januari 2024.

Diketahui, penghentian sementara itu menyusul adanya insiden lepasnya pintu darurat dari jenis pesawat yang sama milik Alaska Airlines beberapa waktu lalu. Untuk itu, dilakukan evaluasi pada unit yang beroperasi di Indonesia.

Tiga pesawat tersebut yaitu PK-LRF, PK-LRG, PK-LRI sempat disetop operasinya sementara untuk memastikan keselamatan penerbangan dan untuk dilakukan inspeksi lebih lanjut.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni mengaku telah melakukan inspeksi langsung ke lapangan dan mengevaluasi laporan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Lion Air.

“Setelah dilakukan inspeksi dan melalui proses revisi dan evaluasi dengan melakukan komunikasi dengan pihak PT. Lion Mentari Airlines, Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) lebih lanjut maka disimpulkan bahwa emergency exit yang dimiliki tiga pesawat tersebut tidak terdampak Airworthiness Directive(AD) 2024-02-51 dan DGCA AD 24-01-001-U,” ujar Kristi dalam keterangannya, Kamis (18/1/2024).

Kristi mengungkapkan, hal tersebut juga dikonfirmasi melalui hasil rapat terakhir yang diselenggarakan oleh FAA dengan mengundang otoritas penerbangan sipil kawasan Asia-Pasifik. Hasilnya FAA menegaskan pesawat udara Boeing 737-9 Max yang dioperasikan oleh Lion Air tidak terdampak FAA AD dan tetap dapat beroperasi tanpa dilakukan inspeksi sebagaimana yang diperintahkan dalam AD.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan kami serta hasil rapat dengan FAA maka 3 (tiga) unit pesawat Boeing 737-9 dapat dioperasikan kembali,” pungkas Kristi.

 

Ada Kesalahan Produksi

Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.
Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.

Sebelumnya, CEO Boeing Dave Calhoun mengakui adanya kesalahan pada pesawat 737-9 Max buatannya. Sejauh ini, lebih dari 170 unit pesawat Boeing 737-9 Max masih dilarang terbang, setelah insiden kerusakan pada pintu darurat dalam penerbangan Alaska Airlines beberapa waktu lalu.

Mengutip US News, Rabu (10/1/2024) Boeing menyatakan pihaknya memastikan kecelakaan yang dialami Alaska Airlines di udara tidak akan pernah terjadi lagi.

Pejabat tinggi pembuat pesawat Boeing, Stan Deal, juga mengatakan pada pertemuan di pabrik 737 Renton, bahwa pihaknya meluncurkan pemeriksaan terhadap kontrol kualitas dan proses pemeriksaaan 737-9 Max.

 

Krisis Keselamatan Boeing

Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Pesawat maskapai Lion Air terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (16/5/2019). Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi antara Kementerian Bidang Perekonomian dan Kementerian Perhubungan memutuskan tarif batas atas tiket pesawat turun sebesar 12-16 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Calhoun mengatakan dia "sangat terguncang" oleh kecelakaan itu, yang menghidupkan kembali tekanan pada Boeing atas unit pesawat Boeing yang bermasalah hampir lima tahun setelah krisis keselamatan MAX setelah kecelakaan mematikan di Indonesia dan Ethiopia.

“Pertama, kami akan melakukan pendekatan ini dengan mengakui kesalahan kami,” ujar Calhoun kepada para karyawan, menurut kutipan yang dirilis oleh Boeing.

“Kami akan melakukan pendekatan dengan 100 persen dan sepenuhnya transparan di setiap langkahnya,” tuturnya.

 

Lion Air Lakukan Inspeksi

Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Pesawat maskapai Lion Air terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lion Air telah selesai melakukan mitigasi dan inspeksi internal pada Boeing 737-9 MAX. Inspeksi internal ini dilakukan usai insiden lepasnya jendela Alaska Airlines saat di udara pada Sabtu, 6 Januari 2024.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, berdasarkan hasil koordinasi bersama pabrikan pesawat Boeing dan pihak berwenang lainnya, Lion Air menegaskan bahwa Boeing 737-9 MAX yang dioperasikan tidak termasuk dalam kategori pesawat yang mengalami insiden pintu darurat bagian tengah (mid cabin door).

Hal ini karena Boeing 737-9 MAX Lion Air memiliki konfigurasi berbeda dengan pesawat yang mengalami insiden di Portland, Oregon, Amerika Serikat.

Selain itu, Boeing 737-9 MAX Lion Air dilengkapi mid cabin emergency exit door type II active door, yang berarti sistem pada pintu darurat bagian tengah tersebut berfungsi aktif dan dapat dioperasikan secara baik," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (9/1/2024).

Boeing 737-9 MAX Lion Air tidak termasuk dalam kategori perintah keselamatan udara yang memerlukan tindakan segera atau Emergency Airworthiness Directive (EAD) nomor 2024-02-51 yang diterbitkan Federal Aviation Administration (FAA) pada 6 Januari 2024.

Hal ini karena Boeing 737-9 MAX Lion Air tidak menggunakan tipe pintu darurat bagian tengah yang non-aktif (mid cabin door plug). Selain itu, Lion Air menggunakan jenis pintu darurat bagian tengah yang aktif dan dapat dioperasikan dengan aman.

Sebagai informasi, Emergency Airworthiness Directive (EAD) tersebut mengharuskan pemeriksaan segera terhadap pesawat Boeing 737-9 MAX yang memiliki pintu darurat bagian tengah non-aktif (mid cabin door plug). EAD ini berlaku untuk sekitar 171 pesawat di seluruh dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya