Inflasi Januari 2024 Sebesar 0,04%, Tomat hingga Beras Jadi Penyumbang

Inflasi bulanan Januari 2024 terealisasi 0,04 persen. Tingkat inflasi Januari 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Feb 2024, 11:36 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2024, 11:35 WIB
Inflasi Ekonomi Indonesia
Komoditas penyumbang utama inflasi Januari 2024 adalah tomat dengan andil inflasi 0,09 persen, bawang merah andil inflasi 0,04 persen, serta beras dengan andil inflasi 0,03 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Januari 2024 sebesar 2,57 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan inflasi bulanan terealisasi 0,04 persen.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara yoy dari 105,15 menjadi 105,19.

"Terjadi inflasi sebesar 0,04 persen, secara bulanan atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 105,15 Desember 2023 menjadi 105,19 pada Januari 2024. Selain itu secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,57 persen, dan year to date terjadi inflasi 0,04 persen," kata Amalia dalam konferensi pers, Kamis (1/2/2024).

Amalia menjelaskan, tingkat inflasi bulan Januari 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu. Jika dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,18 persen dengan andil 0,05 persen.

Untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau tersebut komoditas penyumbang utama inflasi adalah tomat dengan andil inflasi 0,09 persen, bawang merah andil inflasi 0,04 persen, serta beras dengan andil inflasi 0,03 persen.

Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi adalah cabai rawit dengan andil sebesar 0,11 persen, serta cabai merah dan tarif angkutan udara dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,09 persen.

Kemudian, pakaian dan alas kaki inflasinya 0,02 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga inflasinya 0,14 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga inflasinya 0,04 persen.

Lalu, kesehatan inflasinya 0,49 persen dengan andil 0,02 persen; transportasi menyumbang inflasi sebesar -087 persen dengan andil -0,11 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan inflasinya 0,05 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya inflasinya 0,26 persen dengan andil inflasi 0,01 persen' pendidikan inflasinya 0,03 persen; penyedia makanan dan minuman restoran inflasinya 0,31 persen dengan andil inflasi 0,03 persen; peralatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi 0,37 persen dengan andil inflasi 0,02 persen.

Targetkan Inflasi 2,5%, Menko Airlangga Punya Strategi Apa?

FOTO: Kenaikan Sejumlah Bahan Pokok Picu Laju Inflasi
Pedagang sayuran menunggu pembeli di sebuah pasar di Jakarta, Rabu (1/4/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Maret 2020 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen, salah satunya karena adanya kenaikan harga sejumlah makanan, minuman, dan tembakau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, pemerintah menargetkan inflasi turun ke kisaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024, dari sebelumnya di kisaran 3 plus minus 1 persen pada 2023.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).

"HLM TPIP menyepakati beberapa langkah strategis dan konsisten untuk menjaga inflasi untuk di tahun 2024 ini di target angka 2,5 plus minus 1 persen," kata Airlangga Hartarto.

Untuk mencapai target tersebut, TPIP telah menyiapkan beberapa langkah strategis. Langkah pertama, menyiapkan kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dengan upaya mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

Pergeseran Musim Panen

Inflasi
Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Kedua, mengendalikan inflasi volatile food agar dapat terkendali di bawah 5 persen dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabe, aneka bawang.

"Kemudian juga menjaga ketersediaan pasokan dengan distribusi pangan untuk mitigasi resiko jangka pendek dan juga untuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan menjaga harga menjelang hari besar keagamaan," ujarnya.

Ketiga, memperkuat ketahanan pangan dengan mengamankan produktivitas pangan. Langkah keempat, TPIP menyediakan data yang diperlukan guna memperkuat strategi antara TPIP dan TPID.

Selain itu, TPIP juga akan melanjutkan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, serta komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya