Cerita Petani Banyuasin Palembang Genjot Produksi Beras hingga Panen 2 Kali Setahun

Kelompok Mitra Tani di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Palembang melakukan panen raya bersama dengan PT Wilmar Padi Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Feb 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2024, 20:00 WIB
Kelompok Mitra Tani di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Palembang melakukan panen raya bersama dengan PT Wilmar Padi Indonesia.
Kelompok Mitra Tani di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Palembang melakukan panen raya bersama dengan PT Wilmar Padi Indonesia. Panen perdana tersebut terbilang sukses karena kelompok tani mampu meningkatkan produksi secara signifikan.

Liputan6.com, Jakarta Kelompok Mitra Tani di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Palembang melakukan panen raya bersama dengan PT Wilmar Padi Indonesia. Panen perdana tersebut terbilang sukses karena kelompok tani mampu meningkatkan produksi secara signifikan.

Kemitraan tersebut merupakan salah satu bentuk nyata bahwa kolaborasi antara perusahaan dengan petani merupakan kunci peningkatan produktifitas dan Solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Salah satu contohnya adalah program Farmer Engagement Program (FEP) yang dilakukan oleh PT Wilmar Padi Indonesia.

Menurut Ketua Kelompok Mitra Tani Nastain, produksi panen musim tanam kali ini sangat memuaskan. Kelompoknya memperoleh 100 karung per hektare (ha) atau 7,5 ton gabah dari 78 ha sawah.

Padahal tahun lalu kelompoknya baru menghasilkan 60 karung per ha. Lahan tersebut dikelola oleh 30 anggota kelompok tani. “Selama musim tanam memang ada tantangan, tapi kami berusaha menerapkan arahan dari pendamping, seperti pemupukan, benih unggul dan pencegahan hama,” ujar Nastain dalam keterangan tertulis di Jakarta, (1/2/2024).

Tidak hanya produksi, kelompok tani mitra juga mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200, yang berarti mereka dapat menanam dua kali setahun. Artinya, petani dapat meningkatkan produksinya tanpa penambahan luas lahan. Nastain mengatakan, dengan hasil tersebut, petani kian percaya diri dapat meningkatkan kesejahteraannya.

“Kami berharap kemitraan ini dapat terus berlanjut,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Rice Business Head WPI Saronto mengatakan, keberhasilan kemitraan di Muara Telang tidak lepas dari peran petani yang turut mempromosikan program itu. Dimulai awal 2023, kemitraan di daerah tersebut hanya diikuti oleh satu kelompok dengan luas lahan 23 ha.

Hingga kini, luas lahan yang dikerjasamakan melalui FEP di Banyuasin telah mencapai 2.200 ha dan 1.005 ha diantaranya ada di Muara Telang.

“Kami berharap panen perdana ini dapat berlanjut ke panen-panen berikutnya,” tutur Saronto.

Dia berharap, luas lahan yang dikerjasamakan dalam FEP di Muara Telang tahun ini dapat meningkat menjadi 2.000 ha. Realisasi FEP tahun lalu di daerah tersebut seluas 1.500 ha.

Saronto menambahkan, tujuan utama kemitraan tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas lahan pertanian. Selain itu, Program tersebut juga menggandeng pemerintah kabupaten dan desa.


Harga Beras Naik Tajam, Daya Beli Petani Ikut Melonjak?

Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat , nilai tukar petani (NTP) nasional pada Januari 2024 sebesar 118,27, atau naik 0,43 persen dibanding NTP bulan sebelumnya di tengah tren kenaikan harga beras. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,69 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,26 persen.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

"NTP nasional Januari 2024 sebesar 118,27 atau naik 0,43 persen dibanding NTP bulan sebelumnya," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/1/2024)

.Amalia mencatat, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.295 per kilogram (kg) atau naik 2,97 persen selama Januari 2024. Sementara di tingkat penggilingan GKP dipatok Rp7.069 per kg atau naik 2,75 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Adapun, rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani mencapai Rp8.095 per kg atau naik 4,58 persen. Sementara di tingkat penggilingan GKG mencapai Rp8.207 per kg atau naik 4,70 persen. 

 


Rata-Rata Harga Beras

Harga Gabah Tinggi, Pemerintah Lakukan Penyesuaian HET dan HPP
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian pemerintah untuk Gabah atau Beras ditetapkan, HPP untuk GKP di tingkat petani adalah Rp 4.200 dan Rp 4.250 per kg di penggilingan. Sedangkan HPP GKG dipatok Rp 5.250 per kg di tingkat petani dan Rp 5.300 per kg di penggilingan. Sedangkan untuk HPP beras di gudang Bulog adalah Rp 8.300 per kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Untuk rata-rata harga beras kualitas premium pada Januari 2024 di penggilingan sebesar Rp13.663 per kg. Angka ini naik sebesar 2,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp13.187 per kg atau naik sebesar 0,89 persen. Sementara rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp13.057 per kg atau turun sebesar 4,20 persen.

"Dibandingkan dengan Januari 2023, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2024 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 20,43 persen, 22,08 persen, dan 27,66 persen," ujarnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya