Usaha Telur Asin Ini Makin Sukses Berkat Program Klasterkuhidupku

Perempuan yang akrab disapa Ibu Ain itu merupakan Ketua Kelompok dari Klaster Telur Asin Sabiq Bejo yang ada di daerahnya.

oleh Fachri pada 14 Feb 2024, 15:55 WIB
Diperbarui 14 Feb 2024, 15:51 WIB
UMKM.
Ainur Rohmatin, perempuan asal Lamongan, Jawa Timur dengan usaha Telur Asin Sabiq. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Lamongan Di tengah persaingan yang semakin ketat, keberhasilan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seringkali dianggap sebagai kisah-kisah inspiratif. Meski dimulai dengan modal dan sumber daya yang terbatas, UMKM mampu memainkan peran penting dalam membangun perekonomian lokal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Kisah tersebut yang berhasil dibuktikan oleh Ainur Rohmatin, perempuan asal Lamongan, Jawa Timur dengan usaha Telur Asin Sabiq. Perempuan yang akrab disapa Ibu Ain itu merupakan Ketua Kelompok dari Klaster Telur Asin Sabiq Bejo yang ada di daerahnya.

Ain menuturkan bahwa usahanya dimulai sejak tahun 2009. Dirinya mengungkapkan, kondisi perekonomian keluarga yang terjerat utang menjadi faktor Ain memberanikan diri membuka usaha.

"Lalu, saya memutar otak untuk mencari cara agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Munculah ide beternak bebek. Ternyata dari 25 ekor bebek, mampu bertelur sebanyak 23 butir," tuturnya.

"Namun, jika dijual langsung harga telur bebek terbilang murah, sehingga saya mencari cara untuk meningkatkan harganya dengan menjadikan telur asin matang, harga jualnya pun jadi meningkat,” jelas Ain.

Asal Usul Nama Usaha

UMKM.
Usaha Telur Asin Sabiq. (Foto: Istimewa)

Ain menjelaskan bahwa proses pembuatan telur asin tidaklah sulit, karena hanya membutuhkan garam dan bata merah untuk mengubah telur bebek menjadi telur asing.

"Berbeda dengan telur asin Brebes yang diproses selama 14 hari, Telur Asin Sabiq hanya diproses selama 10 hari, sehingga rasa asinnya tidak berlebihan dan enak dimakan berulang kali," jelasnya.

Ain mengatakan, nama Sabiq memiliki arti bulan. Sedangkan, ia menyebut, nama klaster usaha Sabiq Bejo dipilih dengan harapan selalu diberkahi keberuntungan.

“Di awal merintis usaha, saya hanya bermodalkan Rp70.000 saja. Namun, produk yang saya buat bisa diterima pasar. Dari yang tadinya hanya memproduksi 20 butir telur asin, kemudian menjadi 50 hingga 100 butir per minggu," katanya.

"Sampai akhirnya pada 2015, klaster usaha kami berhasil memproduksi 1.500 sampai 2.000 butir per minggu. Selain telur asin biasa, kami juga memproduksi telur asin asap. Pada 2019, kami mampu memproduksi 4.000 hingga 5.000 butir per minggu,” jelas Ain.

Goyah saat Pandemi

UMKM.
Usaha Telur Asin Sabiq. (Foto: Istimewa)

Ain mengungkapkan, laiknya usaha lain yang terdampak pandemi, Klaster Usaha Telur Asin Sabiq juga sempat goyah di tahun 2020. Ia menyebut, adanya pembatasan kegiatan kala itu membuat distribusi telur dari para pengrajin telur asin ke penjual menjadi terhambat.

"Baik agen dan reseller kesulitan memasarkan produk telur asin selama pandemi," ungkapnya.

Ain mengatakan, menyikapi hal tersebut dirinya pun tak berdiam diri. Ia mengungkapkan, bersama para pengrajin lain kembali memutar otak hingga akhirnya terpikirkan untuk membuat menu turunan berbahan telur asin.

“Di 2020 bisnis kami tak hanya bertahan karena pandemi, tetapi justru semakin bertumbuh dengan menciptakan beragam varian produk baru berbahan telur asin. Kami membuat abon telur asin, sambal telur asin, dan kerupuk telur asin," katanya.

"Dampak baiknya, pada September 2020, kami mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur sebagai UMKM berprestasi. Tak sampai di situ, pada Desember 2020, kami juga dinobatkan sebagai UMKM yang survive di masa pandemi,” jelas Ain.

Usaha Makin Sukses

UMKM.
Produk usaha Telur Asin Sabiq. (Foto: Istimewa)

Ain dan anggota pengrajin telur asin lain sudah menjadi nasabah BRI sejak lama. Sebagian besar usaha telur asin pun dimulai dengan memanfaatkan fasilitas KUR BRI.

"Lewat Program Klasterkuhidupku, pengrajin telur asin di Desa Cluring, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dapat dukungan penuh dari BRI lewat beragam program yang diberikan," ujar Ain.

"Kami pernah mendapatkan beberapa bantuan dari BRI, seperti meja stainless, kompor gas, mesin oven, dan mesin penggiling. Kami juga difasilitasi memasarkan produk usaha binaan dan klaster lewat marketplace Localoka yang telah bekerja sama dengan BRI," jelasnya.

Ketua Klaster Usaha Telur Asin Sabiq Bejo yang kini sudah memiliki 20 anggota aktif itu juga mengungkapkan bahwa usaha telur asin semakin meningkat setelah dipasarkan di Localoka. Ia menyebut, selain bisa memasarkan produk lebih luas, bergabung di Localoka diakuinya tidak membebani UMKM.

"Setelah itu, saya kemudian mendaftarkan diri sebagai AgenBRILink. Hal ini membuat perputaran uang usaha Klaster Telur Asin Sabiq Bejo lebih lancar," ucap Ain.

"Tidak hanya transaksi dan bisnis dari supplier hingga ke reseller bisa dilakukan dengan lebih mudah, anggota Klaster Telur Asin Sabiq Bejo juga bisa mendapatkan akses modal usaha lewat Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang difasilitasi BRI," jelasnya.

Berkat perjuangan panjang yang telah dilakukan oleh Ibu Ain bersama Klaster Telur Sabiq Bejo, ia pun dinobatkan sebagai Top 5 Local Hero di Merry Riana Entrepreneur of the Year Award pada Agustus 2023 lalu.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya