2,2 Juta Ton Biomassa Disiapkan Jadi Campuran Bahan Bakar 47 PLTU PLN di 2024

Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) akan memasok 2,2 juta ton pada tahun ini, untuk memenuhi kebutuhan biomassa di 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN Grup. Volume ini naik 220 persen dibandingkan realisasi tahun 2023 sebesar 1 juta ton.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Mar 2024, 17:40 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2024, 17:40 WIB
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) akan memasok 2,2 juta ton pada tahun ini, untuk memenuhi kebutuhan biomassa di 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN Grup. Volume ini naik 220 persen dibandingkan realisasi tahun 2023 sebesar 1 juta ton.

Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan, kebutuhan biomassa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sebab, penggunaan biomassa ini mampu mereduksi emisi di PLTU, dan mengurangi porsi penggunaan energi fosil.

"Pada tahun ini kami akan memasok biomassa di 47 PLTU milik PLN Grup. Total kebutuhannya mencapai 2,2 juta ton. Ini naik signifikan dibandingkan realisasi tahun 2023," kata Mamit, Jumat (1/3/2024).

Menurut Mamit, penggunaan biomassa tak akan mengerek biaya pokok produksi pembangkit. Harga biomassa yang terjangkau bahkan berbanding 1:1 dengan batubara membuat biomassa sangat ekonomis digunakan.

"Saat ini batubara USD 5 - 6 Sen (sekitar Rp 7.795 - 9.354) per kilo Watt hour (kWh). Biomassa juga setara dengan itu. Jika dibandingkan dengan EBT lain, biomassa ini yang paling murah," jelas Mamit.

Reduksi emisi dari penggunaan biomassa ditahun ini ditargetkan bisa mencapai 2,4 juta ton CO2. Meningkat dibandingkan realisasi penurunan emisi pada tahun 2023 sebesar 1,05 juta ton CO2.

Target 2025

Pada tahun depan, akan ada 52 PLTU yang menggunakan biomassa dengan total kebutuhan hingga 10,2 juta ton biomassa.

Untuk bisa menjaga pasokan, berbagai upaya dilakukan oleh PLN EPI. PLN EPI melakukan pemetaan digital untuk mengindentifikasi potensi biomassa yang mendukung perencanaan pasokan sebesar 2,2 Juta Ton pada tahun 2024 dan 10,2 Juta Ton pada Tahun 2025.

Pada Februari 2023, PLN EPI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY, Keraton Yogyakarta, dan masyarakat Gunung Kidul, memanfaatkan lahan seluas 30 Ha dengan penanaman 50 ribu pohon dan pembibitan saat ini siap tanam sebesar 50 ribu pohon. Dimana target panen perdana tahun 2025 sebesar 25 ton/Ha/thn.

"Langkah kerjasama ini sekaligus mampu mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. Memanfaatkan lahan tak terpakai, justru bisa memberikan dampak ekonomi sirkular bagi masyarakat," tegas Mamit.

Tekan Konsumsi Batu Bara, Limbah Aren Disulap Jadi Bahan Bakar di PLTU

Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.
Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.

Sebelumnya, PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memanfaatkan serbuk limbah aren untuk uji bakar cofiring di PLTU Indramayu. Hal ini merupakan upaya untuk menekan emisi dengan mengurangi penggunaan batu bara.

Direktur Biomassa PLN EPI, Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan, limbah pengolahan tepung aren yang sudah ditumpuk selama puluhan tahun tersebut dapat menghasilkan gas metana, dalam hal emisi gas rumah kaca, metana berkali-kali lipat lebih berbahaya dibandingkan CO2. Namun kini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi pembakaran PLTU.

"Terlebih, dalam rantai pasok biomassa selalu melibatkan masyarakat sekitar jadi akan ada sirkular ekonomi. Dampak lainnya, tentu saja adalah pengurangan emisi untuk mencapai NZE seperti yang dicanangkan Pemerintah," kata Antonius, Kamis (15/2/2024).

Antonius mengungkapkan, uji bakar adalah fase awal sebelum dilakukan implementasi cofiring di PLTU. Nantinya, hasil uji bakar akan dianalisa lebih dulu sebelum akhirnya diputuskan apakah serbuk limbah pengolahan tepung aren bisa digunakan langsung atau perlu diolah lebih lanjut untuk implementasi cofiring PLTU.

Dia menambahkan, selain memanfaatkan lahan kritis untuk penanaman pakan ternak dan sumber biomassa, saat ini PLN EPI sedang mengembangkan program Socio Tropical Agriculture-waste Biomassa atau STAB yang memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan seperti limbah padi, limbah bagasse tebu, limbah sagu termasuk limbah aren.

Program STAB diluncurkan bersama Kemenko Marves pada COP 28 di Dubai akhir tahun lalu.

"Dalam perjalannya, kami melihat adanya mukzijat dari sumber biomassa untuk cofiring PLTU yang berasal dari penanaman lahan kritis dan juga pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan karena memiliki banyak dampak positif dari sisi lingkungan, penciptaan lapangan kerja dan ekonomi kerakyatan baru di pedesaan sekaligus sebagai sumber energi terbarukan baseload karena digunakan bersamaan di PLTU," ujarnya.

 

Rantai Pasok Energi

Pemerintah siap mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada acara puncak KTT G20 di Bali. (Dok. Kemenko Marves)
Pemerintah siap mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada acara puncak KTT G20 di Bali. (Dok. Kemenko Marves)

Sebagai Sub Holding yang bertugas menjaga rantai pasok energi primer di Indonesia, PLN EPI berupaya memaksimalkan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang cukup besar di mana selama ini belum termanfaatkan maksimal. Apalagi, di tahun 2024 ini PLN Grup telah mencanangkan implementasi teknologi co-firing biomassa di 43 PLTU. Bahkan akan mencapai 52 PLTU di tahun 2025.

Acara pengiriman perdana untuk uji bakar itu digelar di Dusun Sarayuda, Desa Kertaharja, Cijeungjing, Ciamis.

Camat Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Iyus Sunardi mengatakan, di wilayahnya, tepatnya di Dusun Sarayuda, Desa Kertaharja, terdapat belasan pabrik pengolahan tepung aren. Pengolahan itu menghasilkan limbah yang selama ini ditumpuk begitu saja di area dekat pabrik, hingga tampak menggunung dengan ketinggian lebih dari 10 meter.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya