Liputan6.com, Jakarta Dengan paket reformasi pro-pasar yang komprehensif, perekonomian China diprediksi akan tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan perkiraan penurunan sebelumnya. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva.
"Pertumbuhan tambahan ini berarti perluasan ekonomi riil sebesar 20 persen selama 15 tahun ke depan, dalam istilah saat ini, seperti menambah USD 3,5 triliun pada perekonomian China," kata Georgieva dalam pidatonya di Forum Pembangunan China, dikutip dari Channel News Asia, Senin (25/3/2024).
Baca Juga
Georgiva pun menyerukan langkah-langkah untuk meningkatkan keberlanjutan sektor properti, dan mengurangi risiko utang.
Advertisement
Menurutnya, langkah tegas untuk mengurangi stok perumahan yang belum selesai dan memberikan lebih banyak ruang untuk koreksi berbasis pasar di sektor properti, dapat mempercepat solusi permasalahan sektor properti saat ini dan meningkatkan kepercayaan konsumen dan investor.
China juga perlu lebih bergantung pada konsumsi domestik, kata Georgieva.
Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan, meningkatkan daya beli keluarga dan memperluas sistem jaminan sosial, termasuk sistem pensiun, namun tetap bertanggung jawab secara fiskal.
Dalam kesempatan itu, Georgiva juga mendorong China agar membangun kerangka peraturan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) yang kuat, seraya mencatat bahwa China memimpin negara-negara berkembang dalam hal kesiapan AI.
Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan bahwa pemerintahannya akan lebih mengoptimalkan kebijakan properti.
Awal bulan ini, PM Li Qiang mengumumkan sasaran pertumbuhan tahunan sekitar 5 persen pada tahun ini, sebuah target yang menurut beberapa analis ambisius.
China Segera Keluarkan Standarisasi Industri AI
Pada bulan Januari 2024, Kementerian Perindustrian China mengeluarkan rancangan pedoman untuk standarisasi industri AI, dan berencana menerapkan standar nasional dan industri pada tahun 2026 mendatang.
"(China) memiliki potensi besar dalam memajukan ekonomi hijau", kata Direktur Pelaksana IMF.
IMF Sarankan China Perluas Sistem perdagangan Emisi
Meskipun China memimpin dalam penggunaan energi terbarukan, menurut Georgiva, negara ktu masih perlu menjual lebih banyak listrik sesuai harga pasar, agar dapat melakukan dekarbonisasi dengan lebih efisien.
Dia juga merekomendasikan China memperluas sistem perdagangan emisi (ETS) ke sektor industri.
ETS, yang saat ini mencakup sektor ketenagalistrikan, diperkirakan akan mencakup sektor-sektor baru seperti semen dan aluminium pada akhir tahun 2025.
Advertisement
Indonesia Jadi Tujuan Investasi Favorit Pengusaha China
Indonesia menjadi salah satu negara dengan tujuan favorit para investor dunia. Dengan pertumbuhan ekonomi yang konsisten, ini menjadi salah satu alasan mereka mau menanamkan investasinya.
China, menjadi salah satu negara yang menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan hasil pameran dagang internasional China Homelif yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran Jakarta beberapa waktu lalu.
General Manager Meorient Exhibition International, Larissa Zhou mengatakan jika ada beberapa perusahaan China yang menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia.
Ketertarikan para investor dari China ini berupa pembukaan pabrik dari China ke Indonesia.
"Dalam empat hari pameran, kami menerima banyak permintaan tentang rencana memindahkan pabrik dari Tiongkok ke Indonesia. Contohnya perusahaan jendela dan pintu aluminium Tiongkok dimana mereka sudah berdiskusi dengan Ikatan Pengusaha Bahan Bangunan Indonesia (IPBBI) tentang rencana mereka mengembangkan pabrik manufaktur lokal. Dan ada juga perusahaan produk plastik yang ingin buka pabrik di sini," kata Larissa ditulis, Selasa (19/3/2024).
Pameran yang menghadirkan lebih dari 400 produsen dari China dan juga lokal ini menghadirkan berbagai ribuan produk seperti bahan bangunan, furnitur, elektronik, produk kebutuhan rumah tangga hingga dekorasi.
Ini bukan hanya sekedar pameran produk atau pameran dagang, tetapi juga memiliki peranan untuk mempromosikan perdagangan dan kerja sama bilateral yang baik dan berkesinambungan antara China dan Indonesia.
Karena pada tahun ini Meorient Exhibition International juga membuka pameran untuk peserta pameran lokal.
"Karena kami membawa peserta pameran dari Tiongkok, mereka banyak yang tertarik mengimpor dari Indonesia. Untuk itu kami juga mengadakan forum bisnis untuk mereka yang mau menjual produk ke Tiongkok," ujar Larissa.