Liputan6.com, Jakarta Subholding kelistrikan PLN Indonesia Power melalui anak usahanya PT Artha Daya Coalindo (ADC) membangun ekosistem biomassa di Indonesia untuk mempercepat terwujudnya emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan pembangunan ekosistem biomassa tersebut dilaksanakan salah satunya melalui program Hutan Tanaman Energi sebagai penyedia alternatif bahan bakar ramah lingkungan di sejumlah tempat. Kali ini, pemanfaatan biomassa dilakukan di PLTU Adipala yang terletak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Baca Juga
"Adanya kerja sama pembangunan ekosistem biomassa di Cilacap ini, diharapkan dapat memenuhi target pemanfaatan biomassa PLTU Adipala hingga 42.000 ton per tahun yang berdampak pada penurunan emisi sebesar 48.531,47 Ton CO2," kata Edwin di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Advertisement
Edwin memaparkan, hal itu dilakukan dengan menggandeng beberapa Badan Usaha Milik Desa/Bumdes di Kabupaten Cilacap. Sebagai informasi, pilot project hutan tanaman energi berjenis pohon Gamal dan Kaliandra tersebut berlokasi di tiga kecamatan di Kabupaten Cilacap yakni, Kawunganten, Jeruklegi, dan Kesugihan dengan target lahan mencapai 100 hektare.
"PLN Indonesia Power terus berkolaborasi. Salah satunya melalui pengembangan teknologi untuk menekan angka emisi di Indonesia," tambahnya.
Edwin menambahkan, PLN Indonesia Power telah lama menjalankan berbagai pengembangan teknologi guna mengurangi emisi CO2. Misalnya pengembangan pencampuran bahan bakar (cofiring).
"Kita punya target di beberapa lokasi dan hingga saat ini telah berjalan di sejumlah lokasi serta berhasil menurunkan emisi jutaan ton CO2 ekuivalen,” ujarnya.
Implementasi Cofiring
Selain itu, PLN Indonesia Power sudah berhasil melakukan efisiensi di sejumlah lini untuk menurunkan emisi. Implementasi cofiring merupakan pilihan terbaik untuk menghasilkan energi listrik.
"Hal itu sebagai upaya pemanfaatan sumber daya energi terbarukan/EBT bersama dengan bahan bakar konvensional untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan," kata dia.
Dia berharap, pembangunan ekosistem biomassa tersebut mampu mendorong perekonomian masyarakat dalam peran serta penyediaan biomassa. Sehingga, program transformasi energi bersih di Indonesia turut membawa dampak baik bagi ekonomi masyarakat sekitar.
"Dengan kerjasama tersebut, masyarakat juga terangkat tingkat perekonomiannya dengan turut menyukseskan bauran energi terbarukan yang merupakan salah satu program strategis pemerintah," tegasnya.
PLN Siapkan Gasifikasi Pembangkit Listrik di Sulawesi-Maluku
Sebelumnya, PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) melakukan kerja sama dalam pengembangan infrastruktur midstream Liquefied Natural Gas (LNG) di wilayah Sulawesi-Maluku.
Sinergi ini diwujudkan dalam penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) antara PLN EPI dengan Konsorsium PT AGP Indonesia Utama (AGPIU), PT Suasa Benua Sukses (SBS) dan PT KPM Oil & Gas (KPMOG).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, salah satu upaya strategis menekan emisi karbon menuju net zero emission (NZE) di sektor kelistrikan adalah mengurangi emisi karbon. Program gasifikasi pembangkit menjadi langkah strategis yang sekaligus menekan biaya bahan bakar dan ketergantungan atas impor minyak mentah atau solar.
"PLN telah memiliki strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Dalam skema transisi energi ini, nantinya sumber listrik PLN akan bersumber dari 75 persen pembangkit yang bersumber dari energi terbarukan, dan 25 persen bersumber dari pembangkit gas. Untuk itu, peranan gas dinilai krusial dalam era transisi energi," ujar dia.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara menambahkan, anak usaha ini dibentuk untuk menjamin ketersediaan pasokan energi primer dengan menyederhanakan proses pengadaan dan logistik, menyediakan pasokan energi primer, dan membangun rantai pasokan yang kuat.
Termasuk menawarkan energi primer ramah lingkungan untuk mendukung NZE dan strategi ARED yang telah dicanangkan oleh PLN group.
Iwan menjelaskan, keberadaan jaringan gas pipa dan terminal LNG saat ini hampir seluruhnya berada di wilayah Indonesia bagian barat. Untuk mendukung rantai pasok gas, PLN EPI dan mitra terpilih akan melakukan pengembangan infrastruktur midstream LNG di Indonesia termasuk di Sulawesi dan Maluku.
"Konsorsium AGP-SBS-KPMOG telah ditetapkan sebagai mitra untuk pengembangan regasifikasi di 7 lokasi di wilayah Sulawesi dan Maluku dengan keseluruhan kapasitas 1.510 MW," terangnya.
Advertisement
Menarik Perhatian Pelaku Industri
Di sisi lain, CEO AG&P LNG and Commissioner AGPIU Karthik Sathyamoorthy menyampaikan, proyek pengembangan infrastruktur midstream LNG dengan skema kluster ini menarik perhatian pelaku industri LNG dunia. Lantaran tingkat kompleksitas proyek terutama dari segi lokasi dan rantai pasok sebagai satu kesatuan yang menjadikan proyek pengembangan LNG model kluster yang pertama di dunia.
Meski demikian, tantangan ini akan menjadi salah satu dorongan bagi konsorsium untuk berfokus menggarap proyek sekaligus mendukung upaya dekarbonisasi PLN Group.
"Kami percaya diri, solusi kami akan membuka potensi lain dalam pengembangan cluster Sulawesi-Maluku. Sekaligus, membantu PLN dalam mencapai tahapan penting dekarbonisasi sektor pembangkit listrik," kata Karthik.