Liputan6.com, Jakarta - Ketika kita berbicara tentang investasi, seringkali mendengar pepatah klasik yang mengingatkan tidak ada makan siang gratis. Artinya, setiap potensi keuntungan dalam investasi selalu datang dengan risiko. Namun, bagi generasi muda, pepatah ini mungkin memiliki nuansa yang berbeda.
"Tidak ada kata terlalu dini untuk mulai berinvestasi. Anda tidak pernah terlalu muda," ujar Chief Investment and Portfolio Strategist, BlackRock, Gargi Chaudhuri seperti dikutip dari CNBC, Rabu (23/4/2024).
Baca Juga
Baginya, keberanian untuk memulai investasi sejak dini adalah kunci untuk memaksimalkan potensi keuntungan di masa depan.
Advertisement
Mulailah berinvestasi lebih awal untuk memaksimalkan keuntungan
Chaudhuri menekankan pentingnya memahami konsep compounding dalam investasi.Compounding adalah proses di mana keuntungan atau bunga yang Anda peroleh dari investasi sendiri menghasilkan lebih banyak keuntungan atau bunga.
Dengan memulai investasi lebih awal, Anda memberi diri Anda lebih banyak waktu untuk memanfaatkan kekuatan compounding.
Ketika seseorang masih muda, masa pensiun mungkin terasa jauh di masa depan dan tidak ada yang memikirkannya secara serius.
"Ketika saya berusia 20 tahun, pensiun adalah hal yang paling jauh dari pikiran saya," ujar dia.
Namun, inilah saatnya untuk memulai membangun dana pensiun Anda.
Chaudhuri menyarankan untuk memfokuskan perhatian pada satu faktor yang dapat Anda kendalikan: waktu.
Bahkan jika pensiun tampak seperti impian yang jauh, memulai investasi sejak dini memberi Anda keunggulan waktu yang luar biasa. Studi kasus menunjukkan betapa pentingnya memulai investasi sejak dini.
Misalnya, jika seseorang berusia 20 tahun mulai menginvestasikan USD 5.000 per tahun dalam rekening pensiun yang menghasilkan pengembalian 7% per tahun, pada saat mencapai usia 67 tahun, portofolionya dapat bernilai lebih dari USD 1,7 juta.
Namun, jika ia menunggu sampai usia 30 tahun untuk memulai investasi, totalnya akan turun menjadi sekitar USD 858.000.
Ini menunjukkan bagaimana keputusan untuk memulai investasi sejak dini dapat memiliki dampak besar pada kekayaan Anda di masa depan.
Diversifikasi Portofolio Anda
Namun, memulai investasi hanyalah langkah pertama. Bagi banyak investor yang baru memulai, tantangan selanjutnya adalah memilih investasi yang tepat.
Seperti banyak pakar pasar lainnya, Chaudhuri merekomendasikan untuk membangun portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, yang mencakup berbagai jenis aset.
Satu pendekatan yang dia rekomendasikan adalah untuk memiliki portofolio inti dari reksa dana yang terdiversifikasi dengan biaya rendah dan reksa dana yang diperdagangkan di bursa.
Reksa dana yang melacak indeks pasar saham AS yang luas, seperti S&P 500, adalah pilihan yang baik untuk memulai.
Menyebarkan taruhan Anda di antara berbagai macam aset akan memperlancar kinerja Anda dari waktu ke waktu dan membantu mengurangi risiko penurunan dalam satu investasi yang dapat menggagalkan kinerja Anda
Namun, penting untuk tidak hanya fokus pada pasar AS; mempertimbangkan pasar negara maju dan berkembang juga dapat membantu memperluas diversifikasi portofolio Anda.
Dengan demikian, pesan dari Chaudhuri jelas: tidak pernah terlalu dini untuk memulai investasi.
Memulai sejak dini memberi Anda keunggulan waktu yang tak ternilai harganya dalam memanfaatkan kekuatan compounding.
Jadi, jika Anda masih muda dan belum memulai investasi, sekaranglah saat yang tepat untuk memulainya.
"Anda perlu memikirkan bagaimana dunia akan berubah dalam 50 tahun ke depan saat Anda berinvestasi," katanya.
Advertisement
Tips Investasi Reksa Dana di Tengah Prospek Perbankan 2024
Sebelumnya diberitakan, sektor perbankan masih memiliki prospek menarik tahun ini, meski dihantui kegalauan The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga. Direktur Infovesta, Parto Kawito menyebutkan, salah satu sentimen positif sektor perbankan tahun ini adalah potensi meningkatnya minat investor asing untuk akuisisi perbankan Indonesia. Di antaranya dari investor Jepang, China, dan Korea.
“Selain itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang sekarang sebesar 5,66%, berpotensi meningkat hingga akhir tahun 2024 di rentang target pertumbuhan 6-8% YoY,” kata Parto dalam market outlook, Senin (22/4/2024).
Prospek perbankan tahun ini juga merujuk pada inklusi Keuangan berdasar survei terakhir oleh OJK sebesar 85,10% dan ditargetkan akhir tahun 2024 mencapai 90%. Sementara pertumbukan kredit ditargetkan di rentang 10-12% hingga akhir 2024. Memanfaatkan prospek perbankam tahun ini, Parto menyarankan strategi Buy and Hold untuk reksa dana.
“Strategi investasi jangka panjang dan tidak memperdulikan fluktuasi jangka pendek dengan keyakinan nilai investasi akan tumbuh sendirinya seiring waktu. Investor membeli di awal dan memegangnya dalam waktu yang lama,” tutur Parto.
Selain Buy and Hold, investor juga bisa mencoba strategi cicil saham dengan Dollar Cost Averaging. Pada metode ini, investor dapat menginvestasikan jumlah uang yang sama setiap periode tertentu.
Pertimbangan Reksa Dana
Misalnya, seseorang memiliki modal investasi Rp 1 juta tiap bulan. Saat harga saham yang ingin dibeli berada pada posisi Rp 1000 per saham, orang itu bisa membeli 10 lot. Pada bulan berikutnya, saat harga sahamnya naik menjadi Rp 1.250, maka dengan modal yang sama, orang itu bisa membeli 80 lot saham.
“Ini dapat lebih menguntungkan pada saat market sedang berfluktuasi. Fee yang harus ditanggung investor bisa lebih besar,” beber Parto.
“Reksa dana yang menjadi tujuan investasi saat ini harus memiliki kinerja yang bagus secara risk & return dan konsisten,” ujar Parto.
Selain itu, reksa dana yang bisa dipertimbangkan adalah yang memiliki jumlah dana kelolaan dan pertumbuhan unit penyertaan yang sehat. Memiliki struktur biaya yang murah, serta memiliki porrofolio Investasi dengan underlying fundamental yang baik. Tak kalaj penting, Manajer Investasi memiliki penerapan GCG yang baik.
Advertisement