Industri Manufaktur Indonesia Tumbuh 10 Tahun Terakhir, Ini Buktinya

Industri manufaktur Indonesia terus menunjukkan peningkatan pasca pandemi Covid-19. Perkembangan positif tersebut dijawab oleh pelaku industri baik dalam dan luar negeri yang merealisasikan investasi di sektor manufaktur Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Apr 2024, 19:47 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2024, 19:45 WIB
PPnBM Diperpanjang, Industri Otomotif akan Membaik
Pekerja memeriksa kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang. Perusahaan manufaktur komponen otomotif optimistis perpanjangan PPnBM dan tren penjualan kendaraan roda empat (4 wheeler/4W) yang mulai positif. (Liputan6.com/HO/Dharma)

Liputan6.com, Jakarta Peneliti Ekonomi CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet memandang bahwa industri manufaktur Indonesia terus menunjukkan peningkatan pasca pandemi Covid-19. Perkembangan positif tersebut dijawab oleh pelaku industri baik dalam dan luar negeri yang merealisasikan investasi di sektor manufaktur Indonesia.

Dalam satu dekade terakhir terdapat lonjakan tajam nilai investasi pada sektor industri pengolahan nonmigas, yaitu dari Rp186,79 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp565,25 triliun pada tahun 2023.

Secara kumulatif, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas selama 10 tahun (periode 2014-2023) sebesar Rp3.031,85 triliun. Terus menanjaknya nilai investasi di sektor industri manufaktur ini adalah salah satu indikasi Indonesia tidak mengalami kondisi deindustrialisasi.

Namun Yusuf menyayangkan kemajuan yang terjadi masih mengalami gangguan dari masalah koordinasi antarinstansi pemerintah. Menurutnya, koordinasi antar instansi pemerintah juga perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan sektor manufaktur secara holistik.

"Kerap kali peraturan atau regulasi yang sudah diputuskan di level pusat tidak dapat dijalankan di level daerah karena alasan-alasan tertentu dan saya kira ini yang kemudian perlu diperbaiki. Saya kira pemerintah tengah berada dalam posisi memperbaiki, tinggal saat ini bagaimana memastikan proses perbaikan ini berlangsung sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah,” ungkap Yusuf dikutip Rabu (17/4/2024).

Yusuf juga menjelaskan bahwa program hilirisasi diterima dengan baik oleh pelaku industri terutama sektor industri logam.

"Hilirisasi yang dilakukan oleh pemerintah mencatatkan kinerja realisasi investasi yang signifikan terutama untuk subsektor industri logam dasar, sehingga jika ini terus dijalankan selaras dengan upaya pemerintah dalam mendorong realisasi berbagai produk hasil tambang., terang Yusuf.

Yusuf berharap nilai tambah dari produk yang bisa dihasilkan dari program hilirisasi ini juga akan ikut membantu pertumbuhan sektor industri manufaktur dalam jangka menengah hingga panjang.

 

Kemajuan Industri Manufaktur

Industri Manufaktur
Transformasi industri 4.0 membawa banyak perubahan dalam berbagai aktivitas ekonomi, terutama upaya mengadaptasi penggunaan teknologi digital. Percepatan transformasi digital ini juga sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri manufaktur nasional menjadi lebih berkelanjutan, fleksibel dan efisien. (Dok. Kemenperin)

Chief Economist PermataBank, Joshua Pardede menyatakan bahwa kemajuan sektor industri manufaktur yang ditopang program hilirisasi ini dipandang memberikan dampak positif dalam mengerem masalah pelebaran current account deficit (CAD) yang dihadapi Indonesia. Joshua mengatakan beberapa penyebab utama terjadinya pelebaran CAD sudah dapat dikurangi dampaknya oleh pemerintah melalui melalui kebijakan hilirisasi.

“Hilirisasi akan memperpanjang domestic supply chain sehingga meningkatkan value added, hilirisasi akan mendorong kegiatan re-industrialisasi, dan hilirisasi juga menurunkan ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas mentah sehingga akan mengurangi risiko CAD dan mestabilkan nilat tukar serta menjaga daya beli importir,” terang Joshua.

Sebagai gambaran, posisi Indonesia di jajaran manufaktur dunia diperkuat oleh nilai output industri yang terus meningkat pada periode 2020 hingga September 2023. Pada 2020, nilai output industri tercatat USD 210,4 miliar, kemudian meningkat ke USD 228,32 miliar pada 2021, dan kembali meningkat sebesar USD 241,87 miliar pada 2022. Sementara hingga September 2023, nilai output industri telah mencapai sekitar USD 192,54 miliar.

 

Langkah Penguatan

Industri Manufaktur
Transformasi industri 4.0 membawa banyak perubahan dalam berbagai aktivitas ekonomi, terutama upaya mengadaptasi penggunaan teknologi digital. Percepatan transformasi digital ini juga sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri manufaktur nasional menjadi lebih berkelanjutan, fleksibel dan efisien. (Dok. Kemenperin)

Menurutnya, peningkatan investasi dalam sektor manufaktur Indonesia memerlukan berbagai langkah-langkah yang terkoordinasi antara lain; Pertama, pemerintah perlu memberikan insentif yang menarik bagi investor seperti, keringanan pajak, subsidi atau kemudahan dalam perizinan berusaha.

Kedua, infrastruktur yang memadai juga menjadi penting untuk mendukung operasi industri manufaktur seperti, jalan, pelabuhan, dan listrik.

"Peningkatan investasi dalam infrastruktur menjadi kunci untuk kelancaran sektor ini. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi juga menjadi prioritas," terang Yusuf.

Menurutnya, inovasi menjadi kunci utama dalam upaya meningkatkan daya saing manufaktur dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah harus mendukung dengan menyediakan dana penelitian dan pengembangan serta mendorong kerja sama antara industri dan akademisi.

Ketiga, peningkatan efisiensi operasional melalui penerapan teknologi baru dan manajemen rantai pasokan yang lebih baik.

Keeempat, ekspansi pasar ke luar negeri yang didukung oleh promosi produk Indonesia di pasar internasional dan perjanjian perdagangan bebas.

"Ini ada hubungannya dengan bagaimana mendorong industri manufaktur di dalam negeri itu terlibat lebih banyak dan lebih besar dalam rantai pasok industri manufaktur global, sehingga nantinya produk-produk yang dihasilkan di dalam negeri bisa juga dijual untuk berbagai negara ketika memang tergabung dalam rantai pasok ini," paparnya.

Kelima, kebijakan pemerintah yang konsisten dan berkelanjutan. "Ini diperlukan untuk memberikan kepastian bagi investor," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya