Menko Airlangga Bertemu Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Federasi Rusia Dmitry Medvedev, Bahas Apa Saja?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti eratnya kerja sama dengan Rusia.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jun 2024, 09:47 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 09:30 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkesempatan untuk melakukan pertemuan khusus dengan Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Federasi RusiaH.E. Dmitry Medvedev. (Foto: Kemenkoperekonomian)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkesempatan untuk melakukan pertemuan khusus dengan Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Federasi Rusia H.E. Dmitry Medvedev. (Foto: Kemenkoperekonomian)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Federasi Rusia H.E. Dmitry Medvedev menilai, Indonesia merupakan mitra utama Rusia dan yang terbesar di kawasan Asia Pasifik.

Ia menyampaikan pendapatnya atas peran dan posisi penting Indonesia di mata Rusia pada pertemuan khusus dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada kunjungan kerja, Selasa, 11 Juni 2024 yang berlangsung di kediaman resmi Medvedev di pinggiran kota Moskow (State Residence Gorky 9 Odintsovo, Moscow).

Selain itu, mantan Presiden Rusia 2008-2012 dan mantan Perdana Menteri Rusia 2012-2020 ini juga menyampaikan rasa senangnya dengan adanya kontak dan pertemuan ini dan berharap bisa membahas berbagai kerjasama dan isu-isu global yang menjamin keamanan dunia.

"Kami senang mengembangkan komponen ini dalam kontak kami. Mari kita bahas kerjasama untuk membahas isu-isu global, isu-isu yang menjamin keamanan di planet ini. Pertemuan ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk menjalin kontak demi pengembangan hubungan multifaset (multifaceted relations) antar negara kita,” tutur Ketua Partai Rusia Bersatu (Chairman of United Russia) seperti dikutip dari keterangan resmi, ditulis Rabu (13/6/2024).

Menko Airlangga menyampaikan terima kasih atas penerimaan yang sangat baik dari Medvedev di dalam pertemuan khusus ini. Menko Airlangga menyoroti eratnya kerja sama dengan Rusia.

“Rusia adalah salah satu mitra ekonomi terbesar Indonesia. Kami ingin melanjutkan kerja sama antara kami dan berharap bisa mengembangkannya ke depan, untuk mencapai saling pengertian yang lebih besar,” ujar Menko Airlangga.

Peringatan 74 tahun hubungan bilateral antara Indonesia - Rusia, dipandang sangat penting untuk menjadi momentum dalam rangka memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya di sektor perdagangan, perindustrian dan investasi antar kedua negara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Isu Global

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkesempatan untuk melakukan pertemuan khusus dengan Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Federasi RusiaH.E. Dmitry Medvedev. (Foto: Kemenkoperekonomian)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkesempatan untuk melakukan pertemuan khusus dengan Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Federasi RusiaH.E. Dmitry Medvedev. (Foto: Kemenkoperekonomian)

"Indonesia menyambut baik pertemuan ini sebagai bagian dari upaya peningkatan hubungan yang lebih baik antara Indonesia dengan Rusia ke depan,” ungkap Menko Airlangga.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan berbagai pandangan atas isu-isu global dan strategis lainnya, termasuk isu-isu geopolitik global dan dinamika yang positif di kedua negara.

Pada pertemuan khusus dengan Medvedev ini, Menko Airlangga didampingi oleh Duta Besar RI di Moskow Jose Tavares dan Tim Ahli Kemenko Perekonomian. Sementara Medvedev didampingi oleh beberapa pejabat tinggi dari Pemerintah Federasi Rusia.


Indonesia Ajak Rusia Bangun Pembangkit Nuklir, Mulai Kapan?

Ilustrasi Lipsus Nuklir
Ilustrasi Lipsus Nuklir

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak perusahaan terkemuka Rusia, JSC Rosatom bekerjasama dalam pengembangan energi nuklir di Indonesia. 

Pengembangan energi nuklir untuk ketenagalistrikan terbatas pada keperluan non-energi seperti kesehatan dan pertanian.

"Nuklir dapat menjadi salah satu opsi bagi ketersediaan listrik bagi masyarakat tanpa harus mengotori lingkungan," kata Airlangga saat menerima pimpinan Perusahaan JSC Rosatom diwakili First Deputy CEO for Corporate Development and International Business Mr. Kiril Komarov, dalam keterangannya Rabu (12/6/2024).

Menko Airlangga menyampaikan saat ini Indonesia fokus beberapa hal terkait isu energi bersih. Langkah ini sebagai bagian dari rencana besar transisi energi yang sedang diupayakan oleh Pemerintah RI.

"Rusia juga diundang untuk bekerjasama dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia. Hal ini adalah wujud dari komitmen Pemerintah RI dalam rangka mewujudkan proses transisi energi yang telah dimulai beberapa tahun lalu," ujarnya.

Siap Kolaborasi dengan IndonesiaDeputi Komarov, menyatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah RI untuk pembangunan energi nuklir. Pihaknya mengaku memiliki pengalaman panjang selama pengembangan energi nuklir.

"Rosatom memiliki pengalaman yang cukup panjang untuk dapat melakukan kerja sama yang baik dan komprehensif dengan Indonesia. Rosatom akan menyiapkan berbagai hal bukan hanya di sisi konstruksi, tetapi juga analisis detil dari sisi sosial ekonominya," ujar Deputi Komarov. 

 


Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia Kapan Mulai?

Ilustrasi Lipsus Nuklir
Ilustrasi Lipsus Nuklir

Diketahui, Indonesia akan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Pulau Gelasa, Bangka Belitung pada 2032 mendatang.

Pembangkit tenaga nuklir pertama di Tanah Air tersebut dibangun oleh perusahaan listrik swasta asal Amerika Serikat, PT ThorCon Power Indonesia dengan kapasitas 500 MW.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Prahoro Nurtjahjo, mengatakan Indonesia perlu menyiapkan teknologi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.

Kementerian ESDM juga telah menjalani beberapa strategi secara internal maupun luar, termasuk melakukan beberapa diskusi dengan International Atomic Energy Agency (IAEA).

"Intinya kalau kita lihat, ini sesuatu yang baru bagi kita di Indonesia. Jadi kalau masalahnya bukan teknologi saja, tapi masalah sosial," ujar Prahoro di Jakarta, dikutip Sabtu (20/1).

Dari sisi internal, Kementerian ESDM yang berwenang pada teknis kebijakan berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk penyiapan teknologi.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya