Jaga Tarif Listrik, PLN EPI Amankan Pasokan Batu Bara untuk PLTU

PT PLN (Persero) lewat Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat rantai pasok batu bara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

oleh Septian Deny diperbarui 05 Agu 2024, 21:50 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 21:50 WIB
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PT PLN (Persero) lewat Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat rantai pasok batu bara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).(dok: PTBA)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) lewat Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat rantai pasok batu bara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini sesuai mandat dari pemerintah dalam kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk seluruh pembangkit.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, PLN EPI berkomitmen dalam menjaga rantai pasok batu bara ke pembangkit. Hal ini tercermin pada realisasi HOP setiap pembangkit yang berada di atas 20 HOP. Capaian ini didukung oleh transformasi bisnis yang dilakukan PLN EPI, lewat digitalisasi sistem dan integrasi monitoring dengan Minerba Online Monitoring System (MOMS) milik Ditjend Minerba.

"PLN EPI memastikan pasokan energi primer terjamin dengan monitoring pasokan yang terintegrasi dengan Minerba Online Monitoring System (MOMS) milik Ditjend Minerba hingga perbaikan infrastruktur. Hal ini penting untuk menjamin pasokan listrik yang andal untuk seluruh masyarakat," kata Iwan, Senin (5/8/2024).

Pasokan batubara untuk kelistrikan umum tahun 2024 - 2026 telah dipenuhi melalui Penugasan kepada Sumber Tambang sesuai Surat Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, nomor : B-1839/MB.05/DBB.OP/2023, tanggal 2 Desember 2023.

Pasokan batu bara DMO dengan harga USD 70 per metric ton untuk pembangkit PLN ini sangat penting dalam menjadikan tarif listrik tetap terjangkau.

Untuk bisa memastikan jaminan pasokan PLN EPI juga telah melakukan berbagai pembaruan kontrak, yang semula kontrak jangka pendek, menjadi kontrak jangka panjang dengan penambang langsung. Upaya ini merupakan strategi untuk mendapatkan kepastian pasokan batu bara ke pembangkit.

Pada tahun 2023 pencapaian batubara DMO mencapai 176,80 juta ton. Sementara itu, pada 2024, pemerintah telah mencanangkan target pemenuhan kebutuhan batubara domestik sebesar 181,30 juta ton.

Tercatat pembangkit di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) punya stok rata-rata batubara sebesar 25,7 HOP, pembangkit di wilayah Sumatera-Kalimantan (Sumkal) sebesar 19,6 HOP, dan pembangkit di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua-Nusa Tenggara (Sulmapana) sebesar 32,4 HOP.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Setelah Uang Kertas, PLN Sulap Serbuk Gergaji jadi Bahan Bakar PLTU Pengganti Batu Bara

PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.
PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat. Ini merupakan pelaksanaan program substitusi batu bara dengan biomassa (cofiring) untuk mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission 2060.

Sebelumnya, PT PLN Indonesia Power (PLN IP) terus melakukan inovasi dalam pemanfaatan biomassa untuk mengurangi penggunaan batu bara sebagai energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dengan memanfaatkan beragam limbah di antaranya sebuk gergaji atau sawdust.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra pemanfaatan serbuk gergaji sebagai bahan baku biomassa sebagai energi primer pengganti batu bara merupakan pelaksanaan program cofiring, hal tersebut pun telah diuji coba pada PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat. Sebelumnya, pembangkit listrik tersebut pun telah melakukan program cofiring dengan memanfaatkan limbah racik uang kertas (LRUK)

"Uji bakar cofiring biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang dilakukan, pada Kamis 25 Juli 2024," kata Edwin dikutip Jumat (2/8/2024).Ediwn melanjutkan, biomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan peran batu bara, aksi ini merupakan bentuk komitmen PLN grup dalam upaya transisi energi fosil menuju energi baru terbarukan, disamping itu mendukung percepatan menuju Net Zero Emision pada 2060.

"Penggunaan biomassa pada PLTU Bengkayang akan menurunkan emisi yang berasal dari sektor kelistikan, ini merupakan dukungan PLN IP sebagai Subholding PLN kepada pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada tahun 2060," kata Edwin.

Edwin mengungkapkan, uji bakar cofiring biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang merupakan konversi bahan bakar fosil batu bara dengan bahan bakar biomassa. Uji bakar tersebut menggunakan 250 ton atau 10 persen dari total pemakaian batu bara PLTU Bengkayang per hari.

"Uji bakar cofiring biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang dilakukan, pada Kamis 25 Juli 2024, merupakan salah satu komitmen PLN mendukung konversi energi baru terbarukan," tuturnya.

 


Cofiring PLTU

Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)
Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)

PLN IP sebelumnya pun telah melaksanakan cofiring pada PLTU Bengkayang, dengan memanfaatkan limbah racik uang kertas (LRUK) sebagai bahan bakar pengganti batu bara.Pemanfaatan LRUK tersebut merupakan wujud kolaborasi antara PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang bersama Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.

Sementara itu, Manajer PLN IP UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan target produksi listrik yang bersumber dari biomassa pada PLTU Bengkayang sebesar 5.000 MW, artinya sekitar 4 persen dari total keseluruhan produksi listrik yang dihasilkan PLTU tersebut dalam waktu satu tahun."Setelah uji bakar cofiring sawdust ini kedepannya tentu kami akan lakukan secara berkelanjutan menggunakan biomassa sawdust dan alternatif lainnya," ujar Slamet.

Dalam prosesnya, pemanfaatan biomassa sawdust sebagai energi primer PLTU Bengkayang ini melibatkan masyarakat, salah satunya melalui kelompok Sawmill. Ketua Sawmill Muhsinin mengaku mendapat manfaat dengan adanya program cofiring sawdust, yaitu meningkatkan produktifitas Sawmill.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya