Liputan6.com, Jakarta Ibukota Hongaria, Budapest menduduki peringkat teratas dalam daftar kota terbaik di dunia untuk bekerja dan berlibur atau dikenal luas sebagai workcation.
Peringkat itu dirilis oleh operator ruang kerja fleksibel dan hybrid asal Swiss, International Workplace Group, yang didasarkan pada penelitian internal serta temuan dari survei yang dilakukan terhadap 1.000 pekerja kantor hybrid di seluruh dunia.
Mengutip CNBC International, Kamis (22/8/2024) laporan IWG mengungkapkan bahwa 84% pekerja hybrid telah memperpanjang atau akan mempertimbangkan untuk memperpanjang liburan untuk bekerja jarak jauh.
Advertisement
Sementara 75% mengatakan kebebasan untuk bekerja dari mana saja meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Menduduki puncak daftar tahun ini, Budapest memperoleh nilai tinggi dalam kategori akomodasi (9,5/10), transportasi (9,5/10), keberlanjutan (8,5/10) dan kecepatan broadband (8/10).
Kota Jakarta
Kota Jakarta di Indonesia juga menduduki peringkat 8 dalam daftar tersebut.
(Ibu kota Hongaria) itu terkenal dengan arsitektur klasiknya, menarik sekitar 12 juta wisatawan internasional setiap tahunnya dan memiliki lebih dari 200 museum dan galeri, lingkungan yang dinamis, dan ruang hijau yang luas, menjadikannya pilihan ideal bagi para digital nomad," kata IWG dalam laporannya.
Laporan IWG membandingkan 30 kota secara global dengan memberi peringkat pada skala 10 dalam kategori iklim, budaya, akomodasi, mengangkut, makanan, subsisten (biaya kopi), kebahagiaan, kecepatan, keberlanjutan, serta ketersediaan ruang kerja yang fleksibel.
"Selain kebutuhan dasar untuk layak huni (akomodasi, transportasi, makanan, dan lainnya), ada pertimbangan penting yang dapat berdampak besar pada produktivitas pekerja, seperti broadband dan ketersediaan ruang kerja yang fleksibel," kata Mark Dixon, pendiri dan CEO International Workplace Group.
Berikut adalah 10 kota terbaik di dunia untuk bekerja sambil berlibur, menurut IWG:
Pekerjaan Jarak Jauh Meningkat Setelah Pandemi Berlalu
Pekerjaan hibrid dan jarak jauh, yang menjadi populer selama pandemi Covid-19 karena bisnis di seluruh dunia menutup kantornya untuk sementara demi memenuhi standar kesehatan, telah menjadi pengaturan permanen bagi banyak perusahaan.
Jumlah orang yang bekerja dari rumah meningkat lima kali lipat antara tahun 2019 dan 2023, dan 40% karyawan AS saat ini bekerja dari jarak jauh setidaknya satu hari dalam seminggu, menurut laporan yang diterbitkan oleh Stanford Institute for Economic Policy Research.
"Berkat teknologi cloud yang bisa diterapkan di mana saja di dunia asalkan tersedia koneksi internet berkualitas tinggi… tidak mengherankan jika semakin banyak orang yang menerima gagasan untuk menggabungkan pekerjaan dengan perjalanan, baik untuk keperluan beberapa hari. hingga akhir liburan, atau beberapa bulan sebagai digital nomad," kata Mark Dixon.
Dixon menjelaskan, kriteria destinasi kerja dan berlibur terbaik dipilih untuk membantu mengukur seberapa nyaman atau kondusifnya lingkungan luar negeri, terutama ketika mempertimbangkan tanggung jawab pekerjaan.
Advertisement