Indonesia Siap Gandeng Zanzibar Kembangkan Blue Economy

Indonesia siap bekerja sama dalam Ekonomi Biru dengan Zanzibar dengan mempromosikan pariwisata bahari, nilai ekonomi masyarakat pesisir akan meningkat, pendapatan pemerintah meningkat, industri lokal meningkat, lapangan pekerjaan meningkat, dan pasar untuk produk lokal juga akan meningkat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Sep 2024, 10:45 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2024, 10:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menemui Presiden Zanzibar Hussein Mwinyi dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi Pihak dan Forum Indonesia-Afrika ke-2 di Bali pada, Senin (02/09/2024). (Dok Kemenko Marves)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menemui Presiden Zanzibar Hussein Mwinyi dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi Pihak dan Forum Indonesia-Afrika ke-2 di Bali pada, Senin (02/09/2024). (Dok Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tengah jajaki kerja sama Blue Economy (ekonomi biru) dengan Zanzibar. Ada potensi ekonomi kelautan yang bisa dikembangkan antara Indonesia dengan Zanzibar.

Hal tersebut diungkap Menko Luhut saat bertemu dengan Presiden Zanzibar Hussein Mwinyi dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi Pihak dan Forum Indonesia-Afrika ke-2 di Bali.

“Kami ingin mengambil langkah konkret terkait kerjasama ini seperti bidang manufaktur berbasis kelautan, sektor ini dapat memberikan nilai tambah pada hasil perikanan dan kelautan dan kita harus mengembangkan industri pengolahan sebagai salah satu strategi menuju hilirisasi hasil kelautan,” jelas Menko Luhut dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (3/9/2024).

Menko Luhut menjelaskan, Indonesia telah menjadi produsen hasil laut terbesar kedua di dunia, setelah Tiongkok.

“Beberapa bahan baku yang berasal dari sumber daya kelautan, seperti ikan, garam, rumput laut memiliki potensi besar untuk diolah lebih lanjut guna meningkatkan nilai tambah. Perikanan Indonesia menyumbang sekitar USD 32,11 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2022, dengan pangsa sebesar 2,6 persen terhadap PDB negara ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Menko Luhut menyampaikan, selain bidang menufaktur terdapat bidang Pariwisata berbasis Pesisir. Indonesia siap bekerja sama dalam Ekonomi Biru dengan Zanzibar dengan mempromosikan pariwisata bahari, nilai ekonomi masyarakat pesisir akan meningkat, pendapatan pemerintah meningkat, industri lokal meningkat, lapangan pekerjaan meningkat, dan pasar untuk produk lokal juga akan meningkat.

“Pada tahun 2022, pariwisata bahari mulai pulih dari COVID-19 dan jumlah wisatawan mancanegara meningkat menjadi 5,47 juta, Sementara pada tahun 2023, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 11,6 juta. Dalam hal ini, kita harus meningkatkan kerja sama pariwisata pesisir dan laut seperti membangun pulau saudara (sister's island) dengan Bali dan hub pariwisata maritim.” lanjutnya.

Menko luhut menambahkan, Indonesia menawarkan kerja sama di bidang Bioteknologi dan Bioekonomi. “Pasar bioteknologi kelautan global yang bernilai USD 5,9 miliar pada tahun 2022, diperkirakan akan mencapai USD 11,7 miliar pada tahun 2032, Indonesia menghadirkan peluang besar bagi pengembangan sektor bioteknologi kelautan” tambah Menko Luhut

Diakhir pertemuan ini, Menko Luhut menegaskan Indonesia siap bekerja sama terkait blue economy Zanzibar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jokowi Sebut Indonesia-Africa Forum 2024 Catat Kesepakatan Bisnis USD 3,5 Miliar

Menlu RI Retno Marsudi mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka Indonesia-Africa Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). (Dok. Kemlu RI)
Menlu RI Retno Marsudi mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka Indonesia-Africa Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). (Dok. Kemlu RI)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Indonesia siap bermitra dengan siapapun termasuk dengan kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global. Selain itu, Jokowi menyatakan, Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 2024 telah membukukan kesepakatan bisnis USD 3,5 miliar.

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu saat membuka sesi Joint Leaders’ Forum Tingkat Tinggi Multipihak (HLP MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (2/9/2024), seperti dikutip dari Antara.

"Indonesia-Africa Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai USD 3,5 miliar, hampir enam kali lipat dari IAF pertama di tahun 2018," tutur Jokowi.

Jokowi menuturkan, Indonesia siap bermitra dengan siapapun, terutama dengan kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global.

Jokowi menyebutkan, hasil kemitraan Indonesia-Afrika, sejauh ini sangat nyata membawa peningkatan besar volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan.

Selain menghadiri dan membuka Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak dan IAF 2024, Presiden Joko Widodo juga diagendakan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan pemimpin negara-negara yang hadir.

 


Kemitraan Multi-Pihak

Adapun dalam kesempatan tersebut Jokowi juga menekankan, pencapaian target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) harus tetap menjadi fokus utama pembangunan global, yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional, termasuk agenda 2063 Afrika dan didukung kemitraan multi-pihak.

Jokowi juga menegaskan komitmen Indonesia menjadi bagian dari solusi global, membela kepentingan global south sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDGs.

Ia lalu menyampaikan pentingnya menghidupkan kembali solidaritas global guna meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan dan untuk meningkatkan kerja sama Utara-Selatan, agar dapat saling melengkapi, dapat saling bahu-membahu dalam mengatasi tantangan-tantangan global. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya