Produksi Mobil Listrik Indonesia Bisa Pakai Energi Bersih 8 Tahun Lagi

Basis energi yang digunakannya, seperti listrik, bersumber dari PLTA. Dengan begitu, ada jaminan energi baru terbarukan (EBT) yang digunakan.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 05 Sep 2024, 19:50 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 19:50 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Menko Luhut mengungkap mengenai masa depan PLTU Suralaya. (Arief/Liputan6.com)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Menko Luhut mengungkap mengenai masa depan PLTU Suralaya. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kendaraan listrik bisa diproduksi berbasis energi hijau dalam 8 tahun mendatang. Menyusul, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berskala besar yang akan rampung pada waktu yang sama.

Menko Luhut mengatakan, PLTA tersebut ada di Kalimantan Utara, itu merujuk pada PLTA Kayan yang dibangun PT Kayan Hydro Energy (KHE).

"Seperti yang saya sebutkan kepada Anda, dalam waktu delapan tahun, Anda dapat melihat produksi kendaraan listrik hijau dari Indonesia karena pembangunan pembangkit listrik tenaga air kami akan selesai dalam waktu delapan tahun dari sekarang," ujar Menko Luhut dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dia menyinggung juga Kalimantan Utara sebagai sentra industri hijau. Nantinya, hasil produksi tersebut akan dipasok untuk membangun kendaraan listrik.

Basis energi yang digunakannya, seperti listrik, bersumber dari PLTA. Dengan begitu, ada jaminan energi baru terbarukan (EBT) yang digunakan.

"Jadi di Kalimantan Utara, anda mungkin dapat melihat produksi aluminium hijau, produksi kendaraan listrik, bahkan produksi petrokimia hijau karena kami akan menggunakan energi hijau," tegasnya.

Menko Luhut meyakini hal tersebut bisa dicapai. Kuncinya ada kolaborasi dari seluruh pihak yang terlibat.

"Jadi, menurut saya, itulah impiannya. Apakah ini dapat dicapai atau tidak, tentu saja dapat dicapai karena saya yakin kita dapat membangun kolaborasi," pungkas Menko Luhut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


PLTA Kayan Pasok Listrik ke IKN

PT Kayan Hydro Energy (KHE) siap memulai pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara.
PT Kayan Hydro Energy (KHE) siap memulai pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara.

Sebelumnya, Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan digadang-gadang menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara. Rencananya, pasokan listrik dari PLTA tersebut akan menyuplai listrik hijau bagi warga Pulau Kalimantan, industri hingga Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Target (IKN), salah satunya iya. Kan kita ditanya, kalau harus mendukung IKN, ya jawabannya mesti siaplah,” ujar Eksekutif Komite PT Kayan Hydro Energy (KHE) di sela syukuran PLTA Kayan di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, Kamis (30/5/2024).

Steven mengingatkan jika IKN merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Pihaknya berencana bekerjasama dengan PLN untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke IKN.

 


Tahapan Pembangunan

Proyek pembangkit listrik tenaga air hydropower Sungai Kayan (PLTA Kayan) yang dibangun PT Kayan Hydro Energy (KHE) di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. (Maulandy/Liputan6.com)
Proyek pembangkit listrik tenaga air hydropower Sungai Kayan (PLTA Kayan) yang dibangun PT Kayan Hydro Energy (KHE) di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. (Maulandy/Liputan6.com)

Adapun pembangunan PLTA akan dibagi menjadi 5 tahap dan ditargetkan selesai pada 2035. Di mana tahap pertama berkapasitas 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW sehingga total kapasitas mencapai 9.000 MW.

Tahap pertama pembangunan PLTA akan menghabiskan anggaran USD 3 miliar sampai USD 4 miliar. Dengan target selesai pada 2029.

Saat memberikan sambutan, Direktur Utama PT Kayan Hydro Energy, Andrew Sebastian Suryali, menegaskan bahwa PLTA Kayan Cascade merupakan proyek yang sangat penting bagi kemajuan bangsa, terutama dalam sektor energi terbarukan.

"Dengan kapasitas yang luar biasa, PLTA ini diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," jelas Andrew.

 


Lapangan Kerja

Proyek ini tidak hanya akan menyediakan listrik, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat adat dan masyarakat Kalimantan Utara yang telah memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam setiap tahap proses pembangunan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya