Brasil Denda X Milik Elon Musk karena Buka Kembali Layanan Meski Dilarang

Brasil mendenda platform X milik Elon Musk setelah platform media sosial tersebut kembali dapat diakses secara tidak sengaja oleh pengguna meski sudah dilarang.

oleh Elyza Binta Chabibillah diperbarui 21 Sep 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2024, 21:00 WIB
Ilustrasi aplikasi X atau dulu Twitter di smartphone (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Ilustrasi aplikasi X atau dulu Twitter di smartphone (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Jakarta - Brasil mendenda perusahaan milik Elon Musk setelah beberapa pengguna di negara tersebut sempat dapat mengakses platform media sosial X, meskipun telah diberlakukan larangan pada bulan lalu.

Pengguna Brasil membanjiri situs tersebut pada hari Rabu 18 September 2024 setelah X memperbarui cara servernya diakses di Brasil. Perusahaan mengatakan bahwa pemulihan platform tersebut tidak disengaja.

Dikutip dari BBC, Sabtu (21/9/2024), beberapa jam kemudian, akses kembali diblokir.

Pada hari Kamis 19 September 2024, pengadilan Brasil mendenda perusahaan tersebut sebesar lima juta reais atau kurang lebih USD 920 ribu karena melanggar larangan tersebut.

Perusahaan memindahkan layanan mereka kembali ke penyedia sebelumnya pada Kamis sore, menurut asosiasi penyedia internet ABRINT, yang mengatakan bahwa mereka melihat perubahan tersebut saat melakukan pengujian untuk memblokir server baru.

X dan Cloudflare belum mengkonfirmasi langkah tersebut, namun ABRINT menyatakan bahwa DNS (Domain Name System) publik X menunjukkan adanya pemulihan.

Hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes menggambarkan perusahaan tersebut telah melakukan "tipuan" dalam mengaktifkan kembali akses untuk beberapa pengguna.

Ia kemudian mendenda X dan perusahaan Elon Musk lainnya, Starlink, lebih dari USD 920.000 atau sekitar Rp 14 miliar untuk setiap hari X beroperasi di Brasil.

Namun, masih belum jelas apakah pengadilan dapat menegakkan pembayaran denda tersebut atau akan menagih pembayaran sekarang setelah layanan kembali ke server sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penggunaan IP Dinamis oleh X Dianggap Sengaja

Ilustrasi akses internet.
Ilustrasi akses internet.

Perusahaan Elon Musk sebelumnya telah mengabaikan perintah pengadilan Brasil, termasuk perintah dari Hakim de Moraes yang menyebabkan pelarangan situs media sosial tersebut pada bulan Agustus.

Menjelaskan akses mendadak untuk beberapa pengguna pada hari Rabu (18/9/2024), X mengatakan bahwa perubahan penyedia jaringan telah "mengakibatkan pemulihan layanan yang tidak disengaja dan sementara untuk pengguna Brasil."

"Meski kami mengharapkan platform ini akan kembali tidak dapat diakses di Brasil segera, kami terus berupaya bekerja sama dengan pemerintah Brasil untuk segera kembali demi masyarakat Brasil," kata juru bicara X dalam pernyataannya.

Penjelasan perusahaan tersebut mengejutkan beberapa pengamat.

"Segala yang terjadi sepanjang hari membuat kami percaya bahwa ini sengaja dilakukan," kata Basílio Rodriguez Pérez, penasihat ABRINT, kelompok dagang terkemuka untuk Penyedia Layanan Internet (ISP) di Brasil.

ABRINT menyatakan bahwa X pindah ke server yang dihosting oleh Cloudflare, dan situs tersebut tampaknya menggunakan alamat protokol internet (IP) dinamis yang terus berubah, yang menurutnya menunjukkan bahwa perubahan akses untuk pengguna Brasil dilakukan dengan sengaja.


Brasil Andalkan Cloudflare untuk Perkuat Larangan X

Ilustrasi penggunaan internet
Kepraktisan internet membuat penggunanya jadi lebih mudah untuk mengakses segala informasi

Sebaliknya, sistem sebelumnya mengandalkan alamat IP khusus yang lebih mudah diblokir. Rodriguez Pérez, penasihat ABRINT, mengatakan bahwa alamat IP dinamis tersebut juga dapat terhubung dengan layanan penting di Brasil.

"Banyak dari alamat IP ini dibagi dengan layanan sah lainnya, seperti bank dan platform internet besar, sehingga tidak mungkin memblokir satu alamat IP tanpa mempengaruhi layanan lain."

Ini termasuk layanan PIX, yang diandalkan oleh jutaan orang Brasil untuk melakukan pembayaran digital. Meskipun terjadi perubahan, beberapa pakar mengatakan bahwa Cloudflare berada dalam posisi yang baik untuk membantu Brasil memperkuat larangan tersebut.

"Sebenarnya, saya pikir larangan akan lebih efektif jika Cloudflare benar-benar bekerja sama dengan pemerintah," kata Felipe Autran, seorang pengacara konstitusi di Brasília, ibu kota negara tersebut. "Saya pikir mereka akan bekerja sama, karena mereka adalah penyedia besar bagi banyak perusahaan dan pemerintah Brasil."


Masyarakat Terjebak

Brasil disebut-sebut sebagai salah satu pasar terbesar bagi jaringan media sosial milik Musk. Platform tersebut dilarang di negara tersebut bulan lalu setelah gagal memenuhi batas waktu pengadilan untuk menunjuk perwakilan hukum baru di negara itu.

Ini menandai perkembangan paling signifikan dalam perseteruan antara Hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes dan Musk, yang dimulai pada bulan April, ketika hakim memerintahkan penangguhan puluhan akun X karena diduga menyebarkan disinformasi.

Pada satu titik, penyedia internet satelit Elon Musk, Starlink—anak perusahaan SpaceX—menyatakan bahwa mereka akan memungkinkan pelanggannya di Brasil untuk mengakses platform X. Namun, Starlink mundur setelah badan telekomunikasi Brasil mengancam akan mencabut izin operasinya jika tetap melanjutkan akses tersebut.

Konflik ini semakin memperkeruh hubungan antara X dan pemerintah Brasil. Para pengamat di Brasil mengungkapkan rasa frustrasi mereka atas situasi tersebut, di mana baik X maupun pemerintah tampak sulit mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya