Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah AS naik lebih dari 2% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta). Namun harga minyak ini turun dari level tertinggi pada sesi perdagangan sebelumnya karena para pedagang menilai apakah serangan rudal oleh Iran terhadap Israel akan menyebabkan eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.
“Banyak yang merasa puas diri dengan perang ini (Israel dan Iran),” kata Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets Helima Croft.
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, Rabu (2/10/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Kontrak November dipatok USD 69,83 per barel, naik USD 1,66 atau 2,44%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS tersebut telah turun lebih dari 2%.
Advertisement
Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok USD 73,56 per barel, naik USD 1,86 atau 2,59%. Sepanjanga tahun ini, patokan harga minyak global tersebut telah turun lebih dari 4%.
Para pedagang sebagian besar mengabaikan ancaman gangguan pasokan minyak akibat ketegangan yang membara di Timur Tengah, katanya.
Croft mengatakan, pertanyaannya sekarang adalah apakah Israel akan menargetkan fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran sebagai respons atas serangan itu. Iran memproduksi minyak pada tingkat tertinggi dalam 5 tahun terakhir, yakni lebih dari 3 juta barel per hari.
“Kita perlu memikirkan skenario di mana pasokan minyak Iran terancam,” kata Croft.
Tembakan Rudal Iran ke Israel
Pasukan Pertahanan Israel mengidentifikasi sekitar 180 rudal yang ditembakkan dari Iran ke Israel. Sebagian besar rudal berhasil dicegat, meskipun beberapa rudal berhasil diidentifikasi, kata seorang pejabat keamanan Israel.
Korban di Pihak Israel
IDF sedang menilai situasi dan saat ini belum mengetahui adanya korban, kata Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari.
“Serangan ini akan menimbulkan konsekuensi,” kata Hagari.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada NBC News sebelumnya bahwa AS akan membantu membela Israel dan memperingatkan Iran bahwa serangan akan membawa konsekuensi yang berat.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat drastis selama seminggu terakhir, karena Israel telah menggempur milisi Hizbullah yang didukung Iran dengan serangan udara, menewaskan pemimpin kelompok itu, Hassan Nasrallah. Israel mengerahkan pasukan darat ke Lebanon selatan pada hari Selasa.
Advertisement