Jokowi: Transportasi Umum Indonesia Masih Kalah dari China

Menurut Jokowi, saat ini Indonesia memang telah memiliki Kereta Cepat yang dinamakan Whoosh Jakarta-Bandung.

oleh Tira Santia diperbarui 11 Okt 2024, 16:45 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2024, 16:45 WIB
Jokowi dan Prabowo di IKN
Presiden Jokowi dan Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berjalan santai dan berbincang bersama di jalan depan Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Senin (12/8/2024). Momen ini terjadi sesaat menjelang rapat kabinet perdana di IKN. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam hal infrastruktur transportasi umum jika dibandingkan dengan China.

Menurut Jokowi, saat ini Indonesia memang telah memiliki Kereta Cepat yang dinamakan Whoosh Jakarta-Bandung. Whoosh adalah Kereta Cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kecepatan rata-rata 350 km/jam.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini telah resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 dan kini sudah dapat dinikmati oleh masyarakat umum.

Namun, panjang lintasan kereta cepat yang mencapai 148 kilometer (km) masih jauh dibandingkan dengan panjang lintasan kereta cepat di China yang mencapai 28.000 kilometer.

"Kereta cepat juga sudah dibangun dari Jakarta ke Bandung. Hanya 148 kilometer, itu pun ramainya bertahun-tahun. Di China sekarang sudah memiliki kurang lebih 28.000 kilometer kereta cepat, kita 148 kilometer. Artinya, stok infrastruktur kita masih jauh tertinggal dari negara yang tadi saya sebut," kata Jokowi dalam CEO Forum yang diadakan di IKN, Jumat (11/10/2024).

Peluang Berkembang

Kendati demikian, Jokowi menilai bahwa infrastruktur transportasi umum di Indonesia sudah berkembang cukup pesat. Di Jakarta, sudah dibangun MRT dengan jalur yang telah beroperasi sepanjang 15,7 km, menghubungkan Stasiun Lebak Bulus dengan Stasiun Bundaran HI.

 

Deretan Proyek Transportasi

Progres Pembangunan Proyek MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota
Sementara itu, proyek CP 205, yang baru dimulai pada April 2024, telah mencapai progres 6,468 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini, Pemerintah juga sedang melakukan pembangunan MRT Fase Timur-Barat. Pembangunan fase pertama sepanjang 24,5 kilometer ini dimulai dari Tomang, Jakarta Barat hingga Medansatria, Bekasi.

"Transportasi massal karena keruwetan di Jakarta dan Jabodetabek, dan mungkin juga Bandung, kita sudah memulai membangun MRT yang sudah berjalan, meskipun baru dari utara, dari Lebak Bulus ke HI. Kemudian dalam proses dari HI ke kota dan nantinya sampai ke Ancol," ujarnya.

Untuk pendanaan, Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang telah memberikan pinjaman senilai JPY 140,699 miliar atau setara Rp 14,52 triliun (kurs Rp 103,21) kepada Pemerintah Indonesia. Pinjaman ini digunakan untuk mendanai proyek MRT Jakarta koridor Timur-Barat Fase I Tahap I.

Selain MRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Indonesia juga telah memiliki LRT. Meskipun pengoperasiannya masih terbatas untuk kawasan Jakarta menuju Bekasi, transportasi tersebut menjadi opsi lain bagi masyarakat Jakarta yang hendak melakukan perjalanan ke Bekasi dan sekitarnya.

"LRT juga sudah kita bangun, meskipun baru dari tengah kota Jakarta menuju Cibubur dan Bekasi. Yang lain-lain sayapnya masih dalam proses dan nanti akan dibangun," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya