Menko Luhut: Australia hingga Singapura Bakal Gabung Aliansi Pendanaan SDG dan Iklim GBFA

Dengan waktu yang semakin sempit untuk mencapai target net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih, negara berkembang masih sangat membutuhkan dukungan finansial

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Okt 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 18:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam kegiatan penandatanganan AOA G20 GBFA dengan Kenya di Park Hyatt, Jakarta pada Kamis (17/10/2024). (Tasha/Liputan6.com)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam kegiatan penandatanganan AOA G20 GBFA dengan Kenya di Park Hyatt, Jakarta pada Kamis (17/10/2024). (Tasha/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa sejumlah negara telah menunjukkan minatnya untuk bergabung dalam Aliansi Keuangan Campuran Global atau Global Blended Finance Alliance (GBFA).

Seperti diketahui, Indonesia dan Kenya resmi menandatangani Articles of Agreement (AOA) G20 Global Blended Finance Alliance (GBFA) untuk pembiayaan gabungan ekonomi berkelanjutan dan proyek sustainable development growth (SDG).

Anggota GBFA terdiri dari Uni Emirat Arab (UEA), Fiji, Prancis, Sri Lanka, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Luksemburg, dan Kanada.

"Kami juga mencatat bahwa Papua Nugini, Jerman, Australia, dan Singapura telah menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional baru ini," ujar Luhut, dalam kegiatan penandatanganan AOA G20 GBFA dengan Kenya di Park Hyatt, Jakarta pada Kamis (17/10/2024).

Menko Marves mengingatkan, dengan waktu yang semakin sempit untuk mencapai target net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih, negara berkembang masih sangat membutuhkan dukungan finansial. Pasalnya, tujuan SDGs dan aksi iklim tidak dapat dicapai jika hanya mengandalkan pendanaan publik.

"Dengan menggabungkan modal dari sektor publik, filantropi, dan sektor swasta, saya pikir Aliansi Pembiayaan Terencana Global G20 Bali dapat meningkatkan investasi, menciptakan pasar baru, dan membuka triliunan dolar yang dibutuhkan untuk menutup kesenjangan pembiayaan," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Luhut juga mengatakan ia akan segera menyampaikan laporan ke presiden terpilih, Prabowo Subianto terkait kesepakatan baru dengan GBFA hari ini. Disebutkannya, penandatanganan artikel ini akan menjadi kabar baik mengingat bersamaan dengan momentum hari ulang tahun Prabowo.

"Saya akan memberitahunya lusa saat bertemu. Ketika Anda (Prabowo) merayakan ulang tahun di Hambalang, kami sedang membahas artikel perjanjian ini," ungkap dia.

RI-Kenya Teken Kerja Sama G20 GBFA

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Perdana Menteri Kenya Musalia Mudava menandatangani Articles of Agreement (AOA) G20 Global Blended Finance Alliance (GBFA) di Jakarta, pada Kamis (17/10/2024). (Tasha/Liputan6.com)
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Perdana Menteri Kenya Musalia Mudava menandatangani Articles of Agreement (AOA) G20 Global Blended Finance Alliance (GBFA) di Jakarta, pada Kamis (17/10/2024). (Tasha/Liputan6.com)

Sebelumnya, Indonesia dan Kenya resmi menandatangani Articles of Agreement (AOA) G20 Global Blended Finance Alliance (GBFA) untuk pembiayaan gabungan ekonomi berkelanjutan dan proyek sustainable development growth (SDG).

Penandatangan itu dilakukan oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Perdana Menteri Kenya Musalia Mudava di Jakarta, pada Kamis (17/10/2024).

Sebagai informasi, GBFA merupakan komunitas internasional yang bergerak meuwujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs), yang mencakup ekonomi berkelanjutan hingga aksi iklim di negara-negara berkembang.

Anggota GBFA terdiri dari Uni Emirat Arab (UEA), Fiji, Prancis, Sri Lanka, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Luksemburg, dan Kanada.

"Terima kasih khusus kepada Kenya atas komitmennya untuk menandatangani AOA untuk Global Blended Finance G20 Bali hari ini," ujar Luhut dalam pidatonya di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024).

"Kami menyadari bahwa tidak mudah untuk mencapai target (SDG) ini, tetapi saya percaya dengan semangat kebersamaan kita bisa melakukannya. Maka dari itu artikel perjanjian GBFA G20 Bali hari ini sangat penting," tuturnya.

Lebih lanjut, Luhut menuturkan bahwa dengan menggabungkan modal dari sektor publik, filantropi, dan sektor swasta, ia optimis GBFA G20 Bali dapat meningkatkan investasi, menciptakan pasar baru, dan membuka triliunan dolar yang dibutuhkan untuk menutup kesenjangan pembiayaan.

 

Menyampaikan ke Prabowo

Dia juga mengungkapkan, pihaknya akan segera menyampaikan laporan ke presiden terpilih, Prabowo Subianto terkait kesepakatan baru dengan GBFA hari ini. Ia menyebut, keputusan tersebut akan menjadi kabar baik mengingat bersamaan dengan momentum hari ulang tahun Prabowo.

"Saya akan memberitahunya lusa saat bertemu. Ketika Anda (Prabowo) merayakan ulang tahun di Hambalang, kami sedang membahas artikel perjanjian ini," beber Luhut.

Setelah Kenya meneken kerja sama SDG dengan Indonesia, Luhut berharap, negara mitra lain yang sudah melakukan LOI bisa mengikuti dan memulai program ekonomi berkelanjutan hingga pencegahan perubahan iklim.

"Saya yakin anggota lain akan segera bergabung," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya