Liputan6.com, Jakarta - Saat kita kehilangan telepon selular (ponsel) rasanya hampir mustahil bisa mendapatkannya kembali, apalagi jika hilangnya di luar negeri. Hal itu dialami seorang turis Indonesia yang kehilangan ponselnya saat liburan di Singapura. Pengalamannya itu dibagikan di media sosial lewat akun TikTok @yunita_awita dan jadi viral.
Ceritanya cukup mengejutkan dan akhirnya pun tak terduga. Peristiwa itu terjadi pada Oktober tahun lalu ketika wanita bernama Yunita itu sedang berlibur di Singapura. Ponselnya tiba-tiba hilang. Usai mengecek rekaman CCTV, petugas setempat menyarankan untuk melaporkan kejadian tersebut ke polisi karena ada dugaan telah diambil oleh seseorang dengan sengaja.
Advertisement
"Jadi, lima bulan lalu pas liburan, HP aku hilang dan petugas setempat menyarankan aku lapor polisi karena dari CCTV memang ada suspek orang ambil dengan sengaja," terangnya dalam unggahan pada 8 Maret 2025.
Advertisement
Namun, saat dicek lewat aplikasi Find My iPhone, ponselnya ternyata sudah melewati perbatasan Singapura menuju Johor Bahru, Malaysia. Polisi Singapura saat itu tidak bisa menjanjikan apa-apa karena kasusnya sudah berada di luar yurisdiksi mereka. Selang beberapa bulan tanpa kabar, Yunita mengaku tiba-tiba dihubungi kembali oleh kepolisian Singapura.
Mereka berhasil menemukan pelakunya. Bukan itu saja, meskipun ponselnya sudah dijual, Yunita mendapat uang ganti rugi berupa uang tunai sebesar 1.000 SGD (sekitar Rp11 juta). Ia kemudian diminta kembali ke kantor polisi di Singapura untuk menerima uang tersebut.
Mengapresiasi Polisi Singapura
"Jujur pas denger itu ya, nggak nyangka banget mereka beneran kerjain case aku padahal itu ponsel sebenernya udah aku anggap hilang aja. Jadi, ponselnya itu kayaknya udah dijual sama pelakunya terus sama polisi disuruh ganti cash seharga ponsel aku," ungkapnya.
Dalam unggahannya, Yunita mengaku merasa kagum terhadap kinerja polisi Singapura. Ia pun tak menyangka kasusnya ditindaklanjuti meskipun ia hanyalah seorang turis biasa yang sudah kembali ke Indonesia usai melaporkan kasus tersebut.
"Gue tuh sampai ngerasa kok kayaknya baru pertama kali ini ya gue ketemu polisi yang beneran kerja sesuai sumpah. Separah itu kah pengalaman hidupku selama ini?" tulisnya dalam unggahan TikTok. Yunita juga mengapresiasi para petugas, terutama Inspektur Emily, yang disebutnya menangani kasusnya dengan profesional.
Ia juga mengambil pelajaran dari pengalamannya, yaitu meski Singapura dikenal sebagai negara yang aman, dia tetap harus lebih berhati-hatii saat liburan ke sana. Cerita WNI di Singapura ini langsung menarik perhatian warganet, terutama karena perbandingan yang mencolok dengan pengalaman serupa di Indonesia.
Banyak warganet yang memberikan komentar bernada kagum sekaligus satir terhadap layanan petugas kepolisian di Tanah Air. Sejumlah warganet juga menyindir bahwa kejadian seperti ini sulitl terjadi di tempat lain, terutama di Indonesia.
Advertisement
Warganet Bikin Perbandingan
"Turis saja mereka ladenin dengan baik, apalagi warga sendiri," komentar seorang warganet. “Klu di indonesia GK KAN BALIK TU HP," sahut yang lain.
"Saya barusan kejadian spt ini di Indonesia (semua bukti email msh lengkap) jam ku ketinggalan di X Ray bandara,anakku gak sengaja kedengeran petugas blg ini jam siapa ketinggalan tp gak diumumkan,” kata warganet lain.
"Kak aku penasaran, yang ambilnya orang Singapore atau dari Johor/Msia?," tanya yang lain.
"Ga dikasih tau siapa orangnya. Ga tau juga cewek atau cowok. Tp yg ganti rugi memang pelakunya," jawab Yunita.
"Di negri konoha ud hp hilang + duit hilang🤣," ujar warganet yang lain.
"Di indo prh lapor hp hilang, malah dpt nasehat "iyah lg banyak kejadian bla bla bla" dan byr admin 😭," timpal warganet lainnya.
Selama ini banyak wisatawan Indonesia melancong ke Singapura. Di tahun lalu, ada dua alasan utama kenapa orang Indonesia memilih melancong ke Singapura. Menurut Area Director Singapore Tourism Board (STB) Indonesia, Mohamed Hafez Marican, alasan pertama, adalah belanja, kemudian wisata kuliner.
Wisatawan Indonesia di Singapura
"Kami selalu mendorong wisatawan, termasuk dari Indonesia, untuk pergi keluar dan menjelajah Singapura," katanya dalam sebuah acara di bilangan Jakarta Pusat, Selasa, 11 Februari 2025. Belanja, misalnya. Hafez menyebut, meski Orchard Road masih populer, ia mendeteksi minat wisata belanja di daerah Jurong.
"Ternyata turis ke sana untuk beli sneaker yang harganya lebih ramah di kantong. Saya yang orang Singapura saja baru tahu," dia mengakui.
Lalu, wisata kuliner. Ia menyebut bahwa sebagai titik lebur, Negeri Singa punya banyak kuliner untuk dicicip. Salah satunya, Hafez menyoroti upaya Singapura membangun citra sebagai destinasi ramah Muslim, dengan menyebut, ada tidak kurang dari enam ribu tempat makan halal di seantero kota.
"Biasanya, wisatawan Muslim akan ke Kampong Glam untuk cari kuliner halal, padahal masih banyak sekali opsinya di Singapura. Maka itu, kami mendorong para pelancong untuk lebih berani menjelajah tujuan-tujuan wisata kuliner halal di seluruh Singapura. Tidak ke tempat itu lagi, itu lagi," ia merekomendasikan.
Merujuk data STB, Indonesia merupakan pasar wisatawan terbesar kedua secara global dan terbesar di Asia Tenggara bagi Singapura pada 2024, menyumbang 2,49 juta pengunjung, meningkat delapan persen dari 2,3 juta pada tahun sebelumnya. Dari Januari sampai September 2024, angka penerimaan pariwisata dari wisatawan Indonesia mencapai 2,13 miliar dolar Singapura.
Advertisement
