Indonesia Deflasi 0,76% di Januari 2025

Deflasi pada Januari 2025 ini merupakan deflasi pertama di 2025. Ini juga mengikuti catatan deflasi terakhir pada September 2024.

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Feb 2025, 11:27 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 11:25 WIB
Inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi pada Januari 2025 ini. Deflasi secara bulanan (month to month) terjadi sebesar -0,76 persen dibandingkan dengan Desember 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi pada Januari 2025 ini. Deflasi secara bulanan (month to month) terjadi sebesar -0,76 persen dibandingkan dengan Desember 2024 lalu.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan kondisi deflasi tersebut. Angka deflasi bulanan ini juga serupa dengan hitungan tahun kalender atau year to date (ytd).

"Pada Januari 2025, secara bulanan atau mtm dan tahun kalender, year to date terjadi deflasi sebesar 0,76 persen atau terjadi penurunan Indeks harga konsumen dari 106,80 pada Desember 2024 menjadi 105,99 pada Januari 2025," ungkap Amalia dalam konferensi pers, Senin (3/2/2025).

Namun, Amalia bilang, jika dilihat secara tahunan, terjadi inflasi sebesar 0,76 persen dari Januari 2024 lalu.

Dia menjelaskan, deflasi pada Januari 2025 ini merupakan deflasi pertama di tahun 2025. Ini juga mengikuti catatan deflasi terakhir pada September 2024 lalu.

"Deflasi bulanan pada Januari 2025 ini merupakan deflasi pertama setelah terakhir kali terjadi di September 2024," ungkapnya.

Adapun, kelompok penyumbang deflasi terbesar adalah dari kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok tersebut mencatatkan deflasi sebesar -9,16 persen dan ini memberikan andil deflasi sebesar -1,44 persen.

"Komoditas yang dominan menjadi pendorong deflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang andilnya terhadap deflasi sebesar 1,47 persen," terangnya.

Komoditas Lain

Kemudian, komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi adalah tomat dengan deflasi sebesar 0,03 persen. Lalu, ada ketimun, tarif kereta api, dan tarif angkutan udara dengan andil deflasi masing-masing 0,01 persen.

"Namun demikian ada komoditas yang memberikan andil inflasi, antara lain cabai merah dan cabai rawit yang andil inflasinya masing-masing adalah sebesar 0,19 persen dan 0,17 persen," bebernya.

Ikan segar, minyak goreng, dan bensin juga dicatat sebagai pemberi andil inflasi dengan besaran masing-masing 0,03 persen.

Inflasi Tahunan Desember 2024 Tembus 1,57%, Emas Perhiasan Biang Keroknya

Inflasi
Pedagang menata telur di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini, menyampaikan inflasi tahunan Desember 2024 lebih tinggi dibanding bulan November 2024, tetapi lebih rendah dibandingkan Desember 2023.

"Tingkat inflasi tahun ke tahun adalah sebesar 1,57% atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 105,15 pada Desember 2023, menjadi 106,80 pada Desember 2024," kata Pudji Ismartini dalam konferensi pers pengumuman inflasi Desember 2024, Kamis (2/1/2025).

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi tahunan utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 1,90% dan andil terhadap inflasi 0,55%.

"Komoditas dengan andil terbesar pada kelompok ini adalah sigaret kretek mesin dengan andil 0,13%, serta minyak goreng dengan andil sebesar 0,11%," ujarnya.

Selanjutnya, komoditas lain yang memberikan kontribusi cukup besar adalah beras, kopi bubuk, bawang merah, ikan segar, daging ayam ras, dan bawang putih.

Disisi lain, komoditas lain di luar makanan, minuman, dan tembakau yang juga memberikan andil inflasi cukup signifikan adalah emas perhiasan, dan nasi dengan lauk, dimana masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,35%, dan 0,06%.

Sementara itu, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok transportasi, dengan andil deflasi 0,04%. Deflasi tersebut didorong oleh deflasi tarif angkutan udara di Desember 2024.

Inflasi Tahunan Desember 2024

September 2018, BPS Catat Deflasi 0,18 Persen
Pedagang bumbu masak melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (1/10). Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Lebih lanjut, inflasi tahunan Desember 2024 berdasarkan komponen, inflasi terjadi pada seluruh komponen. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,26%, komponen ini memberikan andil inflasi 1,44% dan merupakan andil inflasi terbesar.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi antara lain emas perhiasan, minyak goreng, kpi bubuk, nasi dengan lauk, dan biaya sewa rumah," ujarnya.

Komponen harga diatur Pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 0,56%. Komponen ini memberikan andil inflasi 0,11%, dan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin.

Lalun, untuk komponen harga bergejolak mengalami inflasi 0,12% dengan andil inflasi 0,02%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi untuk komponen ini adalah beras, bawang merah, daging ayam ras, bawang putih, dan telur ayam ras. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya