Wamen BUMN Tiko: Danantara Diluncurkan Maret 2025

Pembentukan Danantara dapat memberikan daya dobrak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Salah satunya, adalah pembentukan holding company, Indonesia akan memiliki kapitalisasi aset lebih dari Rp 11.000 triliun.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Feb 2025, 12:10 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 12:10 WIB
Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo memastikan bahwa pemerintah akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dalam waktu dekat.

Seperti diketahui, peluncuran superholding BUMN dilakukan setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disahkan menjadi UU pada Selasa 4 Februari 2025.

“Kami akan meluncurkan badan ini bulan depan atau beberapa bulan mendatang,” kata Kartika dalam pembukaan Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Kartika mengungkapkan, pemerintah masih memproses sejumlah detail terkait badan pengelola investasi Danantara tersebut.

“Kami sangat optimis untuk 2035, dan kami yakin BUMN akan berkontrobusi besar dan memberi nilai untuk seluruh investor,” tuturnya.

Diwartakan sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria mengungkapkan bahwa Danantara dapat mendorong Indonesia memiliki sebuah korporasi besar yang bisa menembus jajaran Fortune 500, bahkan menjadi perusahaan nomor 7 terbesar di dunia.

"Kita akan memiliki satu korporasi yang kalau kita lihat di Fortune 500 itu nanti kita punya perusahaan yang nomor 7 terbesar di dunia," kata Dony Oskaria dalam dalam Dialog Kebangsaan: Penegakan Kembali Ekonomi Pancasila Menuju Keadilan Sosial di Indonesia.

Disebutkannya, pembentukan Danantara dapat memberikan daya dobrak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Salah satunya, adalah pembentukan holding company, Indonesia akan memiliki kapitalisasi aset lebih dari Rp 11.000 triliun.

"Kita akan punya satu holding company yang memiliki kapitalisasi aset lebih daripada Rp 11.000 triliun. Nah, itu dalam satu company. Dan dalam satu company artinya kita akan menjadi di Fortune 500 itu perusahaan dengan nomor 7 terbesar di dunia," bebernya.

 

Kontribusi Besar BUMN

Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)... Selengkapnya

Selain itu, Dony juga menyampaikan kontribusi besar BUMN dalam setahun, mencapai hampir Rp 800 triliun, baik dalam bentuk pajak maupun dividen.

Angka ini menunjukkan betapa pentingnya peran BUMN dalam menggerakkan roda ekonomi negara.

"Kontribusi dari BUMN itu terhadap negara kurang lebih dalam setahun itu kurang lebih hampir Rp 800 triliun baik itu berupa pajak maupun dividen," kata dia.

 

Bandingkan BUMN dengan Temasek

Dony membandingkan posisi BUMN dengan perusahaan besar global seperti Temasek, BUMN Indonesia kini telah dua kali lipat lebih besar daripada Temasek. Hal ini menunjukkan betapa signifikan dan pentingnya peran BUMN dalam perekonomian nasional.

"Kalau kita bandingkan BUMN dengan Temasek hari ini pun kita sudah dua kali lipat lebih besar daripada Temasek," katanya.

Dony bilang, BUMN bukan hanya sekadar badan usaha yang berfokus pada keuntungan finansial. Ia menekankan bahwa orientasi baru yang kini diterapkan pada BUMN adalah bagaimana memberikan nilai lebih kepada negara.

Sebagaimana arahan Presiden Indonesia, perubahan dalam cara berpikir ini akan membentuk dasar kebijakan ekonomi Pancasila, yang berfokus pada keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.

Dalam hal ini, BUMN tidak hanya berperan dalam meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga memberikan lapangan pekerjaan yang banyak bagi masyarakat.

"Jadi, ini satu pemikiran yang luar biasa menurut saya akan menjadi engine yang nanti kita akan bergunakan untuk memimplementasikan ideologi ekonomi Pancasila," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya