Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto meyakini program efisiensi atau sunat anggaran pemerintah bakal menemui keberhasilan dan sukses mencapai tujuan, yakni untuk kepentingan rakyat luas.
Prabowo tak memungkiri, program pemangkasan anggaran inisiasinya menemui banyak pertentangan. Namun, ia tidak mau banyak ambil pusing soal itu.
Baca Juga
"Terimakasih menteri-menteri saya, kerjasama kita telah menghemat uang cukup besar. Dan memang mau direkayasa, bahwa dengan penghematan ini gaji dipotong, ini lah, itu lah, biasa, perlawanan, enggak apa-apa," ujarnya dalam HUT Ke-17 Partai Gerindra, Sabtu (15/2/2025).
Advertisement
RI 1 juga menilai, program efisiensi anggarannya banyak menuai kontra. Namun, ia meyakini pilihannya sudah tepat, agar uang negara bisa diperuntukkan bagi kepentingan lebih luas.
"Kita mau adakan perbaikan, ya biasanya dilawan oleh mereka-mereka yang biasanya tidak suka kebaikan. Tapi kita akan berhasil, karena kita berada di fihak yang benar. Kita membela rakyat banyak. Rakyat mengerti," serunya.
Program efisiensi anggaran pemerintah ini turut menuai respons dari pihak swasta. Ketua Dewan Pengawas Indonesian Business Council (IBC), Arsjad Rasjid mencium peluang besar bagi swasta, dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran besar-besaran oleh pemerintah.
Menurut dia, kebijakan pemerintah memberikan ruang untuk terlibat dalam proyek negara jadi hal sangat positif. Sebagai contoh, ia menyebut Prabowo telah membuka kesempatan bagi swasta untuk ikut serta membenahi infrastruktur, yang selama ini jadi porsi pemerintah.
Selain itu, ia juga melihat adanya kesempatan besar bagi swasta untuk ikut berpartisipasi di proyek lain, semisal pengelolaan bandara, hingga pengoperasian moda transportasi umum seperti bus dan kereta api.
"Menurut saya ini sangat luar biasa. Ini adalah kesempatan untuk pengusaha dalam ataupun luar, untuk berpartisipasi. Yang penting pemerintah dapat uang dari pajak, dari semuanya," ujar Arsjad beberapa waktu lalu.
Pemerintah Butuh Investasi
Lantaran, ia menilai pemerintah tidak bisa berjalan sendiri di tengah berbagai tantangan yang ada saat ini. Sehingga, pemasukan investasi jadi kunci untuk keberlanjutan ekonomi.
"Pertama itu musti datang dari kita sendiri dulu, pengusaha lokal, habis itu baru pengusaha luar juga," imbuh Arsjad.
Arsjad memandang, seluruh proyek yang ditawarkan negara kepada swasta melalui skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) sama-sama menarik. Termasuk sektor infrastruktur, dimana Prabowo bakal membuka tangan untuk keterlibatan swasta.
"Setelah itu, bila bicara mengenai industri pangan misalnya, itu suatu peluang besar. Energi, juga begitu. Selain itu bicara hilirisasi yang namanya manufacturing, itu juga value added. Berarti untuk pengusaha juga positif," tuturnya.
Advertisement
Kepercayaan Jadi Kunci
Arsjad mengatakan, kepercayaan atau trust jadi kunci bagi pemerintah untuk bisa menarik investasi swasta, dalam dan luar negeri. Untuk itu, IBC melalui Indonesia Economic Summit (IES) bakal coba memfasilitasi itu.
"Makanya kepercayaan itu penting, ini yang ingin kita bangun. Makanya dengan adanya Indonesia Economic Summit ini untuk bisa mendorong, memastikan kepercayaan itu ada," ucap Arsjad.
"Sama-sama pengusaha Indonesia mau nih melakukan, pengusaha luar juga ikut yuk sama-sama. Tapi kita jangan bicara yang economic growth ya, kita bicara juga yang kesejahteraan. Kita ingin ajak mereka bangun ekosistem, supaya industri kecil dan menengah, UMKM kita berpartisipasi," ia menambahkan.
