Liputan6.com, Jakarta Rupiah kembali mencapai penguatan pada Senin, 17 Februari 2025. Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa kurs Rupiah ditutup menguat 23 point terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 60 point dilevel 16.228 per USD dari penutupan sebelumnya di level 16.251 per USD.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang 16.180-16.230,” kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Baca Juga
Ibrahim melihat, pedagang tengah berhati-hati di tengah kekhawatiran perang dagang dan kekhawatiran pasokan imbas pengumuman tarif dagang Presiden AS Donald Trump pekan lalu, yang menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang global.
Advertisement
Trump juga menyebut ia mungkin akan segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas penghentian perang Ukraina, menekankan upayanya untuk perdamaian dan keyakinan bahwa kedua pemimpin ingin menghentikan pertempuran.
Senada, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengatakan bahwa Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari "negosiasi nyata" untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
“Minggu ini, pasar keuangan siap untuk memantau dengan saksama serangkaian pidato dari pejabat Federal Reserve, dimulai dengan anggota Komite Pasar Terbuka Federal Patrick Harker dan Michelle Bowman pada hari Senin,” Ibrahim menyoroti,
Data Inflasi
Ia menjelaskan, pernyataan The Fed kini sangat diantisipasi menyusul data inflasi yang beragam pekan lalu, yang mengungkapkan peningkatan tahunan sebesar 3% dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari, sedikit di atas tingkat 2,9% bulan sebelumnya.
“Kenaikan inflasi yang tidak terduga telah semakin meredam ekspektasi pemotongan suku bunga jangka pendek,” katanya.
RI Catat Surplus Neraca Perdagangan USD 3,45 Miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia surplus USD 3,45 miliar pada Januari 2025.
Advertisement
Surplus Neraca Perdagangan
Angka tersebut lebih tinggi USD 1,21 miliar dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi USD 1,45 miliar dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Seperti diketahui, Indonesia sudah mengalami surplus neraca perdagangan selama 57 bulan berturut-turut sejak Desember 2020.
Ekspor Menurun Sementara itu, ekspor Indonesia mencapai USD 21,45 miliar pada Januari 2025 atau turun 8,56 persen dibandingkan Desember 2024 sebesar USD 23,46 miliar. Sedangkan secara year on year (yoy) ekspor Indonesia naik 4,68 persen dibanding bulan Januari 2024 sebesar USD 20,49 miliar.
Sedangkan jika dilihat secara tahunan, ekspor migas turun dari USD 1,06 miliar pada Januari 2024 menjadi USD 1,40 miliar di Januari 2025. Kemudian nilai ekspor non migas secara tahunan tercatat naik dari USD 20,40 miliar di Januari 2024 menjadi USD 19,10 miliar di Januari 2025.
