PT Adira Dinamika Multi Bintang Finance Tbk (ADMF) mencetak laba bersih sebesar Rp 759 miliar sepanjang semester I 2013, naik tipis 1,06% dari periode yang sama tahun lalu Rp 751 miliar.
"Kami juga meraih penyaluran pembiyaan baru sebesar Rp 15,5 triliun. Secara keseluruhan, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan tumbuh 3% mencapai Rp 45,8 triliun," ujar Direktur Utama Adira Finance, Willy Suwandi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/7/2013).
Menurut Willy, penyaluran pembiayaan baru untuk segmen sepeda motor bekas dan baru sebesar Rp 8,6 triliun atau sebanyak 826 ribu unit.
Pembiayaan untuk sepeda motor baru mencapai Rp 5,6 triliun dan sepeda motor bekas tumbuh 13% menjadi Rp 3 triliun. Sedangkan pembiayaan baru untuk segmen mobil hanya tumbuh 5% menjadi Rp 6,8 triliun
"Untuk penyaluran pembiayaan sepeda motor baru memang masih cukup tertekan karena faktor persaiangan yang makin intensif," ungkapnya.
Perseroan juga telah mencatat pendaan eksternal hingga mencapai sebesar Rp 20,3 triliun dengan komposisi masih seimbang, baik pinjaman bank dan surat utang (obligasi).
"Posisi DER (Deb to Equity Ratio) masih berada pada tingkat yang sehat, yakni 4 kali, jika dibandingkan aturan maksimum hingga mencapai sebesar 10 kali," tutur Willy. (Dis/Ndw)
"Kami juga meraih penyaluran pembiyaan baru sebesar Rp 15,5 triliun. Secara keseluruhan, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan tumbuh 3% mencapai Rp 45,8 triliun," ujar Direktur Utama Adira Finance, Willy Suwandi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/7/2013).
Menurut Willy, penyaluran pembiayaan baru untuk segmen sepeda motor bekas dan baru sebesar Rp 8,6 triliun atau sebanyak 826 ribu unit.
Pembiayaan untuk sepeda motor baru mencapai Rp 5,6 triliun dan sepeda motor bekas tumbuh 13% menjadi Rp 3 triliun. Sedangkan pembiayaan baru untuk segmen mobil hanya tumbuh 5% menjadi Rp 6,8 triliun
"Untuk penyaluran pembiayaan sepeda motor baru memang masih cukup tertekan karena faktor persaiangan yang makin intensif," ungkapnya.
Perseroan juga telah mencatat pendaan eksternal hingga mencapai sebesar Rp 20,3 triliun dengan komposisi masih seimbang, baik pinjaman bank dan surat utang (obligasi).
"Posisi DER (Deb to Equity Ratio) masih berada pada tingkat yang sehat, yakni 4 kali, jika dibandingkan aturan maksimum hingga mencapai sebesar 10 kali," tutur Willy. (Dis/Ndw)