Hasil riset yang dilakukan Aegon, perusahaan asuransi terbesar di dunia, menunjukkan orang Indonesia yang telah meningkah dan memiliki anak masih sulit mengatur keuangannya.
"Berdasarkan riset karakter yang kami lakukan, masyarakat Indonesia yang memiliki bayi (23%) dan masyarakat yang memiliki anak pra remaja (38%) merupakan segmen yang paling membutuhkan nasihat keuangan "ungkap President Director and Country Manager Geoffrey Simms saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Jumat (30/8/2013).
Menurut dia, usai menikah dan memiliki anak merupakan saat di mana kelas menengah tumbuh dan pendapatan masyarakat makin meningkat. Simms menganggap pasangan yang baru memiliki bayi dan anak berusia pra remaja di Indonesia membutuhkan banyak informasi dan masukan soal produk dan jasa di bidang finansial.
"Di usia inilah, orang-orang baru mulai memikirkan perlindungan keuangan dan kesehatan keluarganya," jelas Simms.
Sementara bagi Simms, para pemuda yang belum menikah memang belum menjadi target utama langkah awal pemasaran asuransi Aegon di Indonesia. Hal ini mengingat para pemuda masih cenderung belum serius mengelola keuangannya.
"Mereka belum serius memandang persoalan keuangan. Sebagai anak muda mereka masih senang melakukan apa yang ingin dilakukan, dan tak ada yang bisa menghentikannya," jelas Simms.
Namun bukan tidak mungkin ke depannya, masyarakat Indonesia yang belum menikah pun mulai memperhatikan jaminan keuangan dan kesehatannya di masa depan. (Sis/Ndw)
"Berdasarkan riset karakter yang kami lakukan, masyarakat Indonesia yang memiliki bayi (23%) dan masyarakat yang memiliki anak pra remaja (38%) merupakan segmen yang paling membutuhkan nasihat keuangan "ungkap President Director and Country Manager Geoffrey Simms saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Jumat (30/8/2013).
Menurut dia, usai menikah dan memiliki anak merupakan saat di mana kelas menengah tumbuh dan pendapatan masyarakat makin meningkat. Simms menganggap pasangan yang baru memiliki bayi dan anak berusia pra remaja di Indonesia membutuhkan banyak informasi dan masukan soal produk dan jasa di bidang finansial.
"Di usia inilah, orang-orang baru mulai memikirkan perlindungan keuangan dan kesehatan keluarganya," jelas Simms.
Sementara bagi Simms, para pemuda yang belum menikah memang belum menjadi target utama langkah awal pemasaran asuransi Aegon di Indonesia. Hal ini mengingat para pemuda masih cenderung belum serius mengelola keuangannya.
"Mereka belum serius memandang persoalan keuangan. Sebagai anak muda mereka masih senang melakukan apa yang ingin dilakukan, dan tak ada yang bisa menghentikannya," jelas Simms.
Namun bukan tidak mungkin ke depannya, masyarakat Indonesia yang belum menikah pun mulai memperhatikan jaminan keuangan dan kesehatannya di masa depan. (Sis/Ndw)