Tak cuma sumber daya alam, Indonesia memiliki harta karun lain berupa budaya dan adat istiadat. Salah satunya, keberagaman tata cara penyajian makanan yang dimiliki tiap-tiap daerah.
Tata cara penyajian makanan ini tak lepas dari adat istiadat yang diturunkan dari nenek moyang setiap suku di Indonesia.
Keberagaman tata cara penyajian makanan ini juga didukung dengan seperangkat peralatan tata saji hidangan. Seluk beluk tata cara penyajian makanan tersebut dapat disaksikan pada Pameran Peranti Saji Indonesia yang kini sedang digelar di Jakarta Convention Center (JCC).
Pada pameran yang digagas Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ini, para pengunjung dapat melihat kekhasan tiap-tiap daerah dalam menghidangkan jamuan, baik pada jamuan ringan maupun makanan berat.
Salah satunya, peranti saji asal Lampung, Sumatera Selatan. Daerah ini memiliki tradisi Cuwak Mengan Nyewruit yang artinya mengundang orang lain untuk nyeruwit bersama.
Nyeruwit berasal dari kata seruwit yang merupakan makanan khas masyarakat Lampung yang terdiri dari sambal terasi yang dicampur dengan ikan, terong ungu bakar dan mentimun.
Pada tata cara adat ini, seperangkat peralatan makan tak ketinggalan menambah kekentalan ada daerah. Peranti saja yang ada, seperti talam dolang (tempat untuk membawa nasi dan lauk pauk), pighing (piring), tenong (tempat nasi), bakei (tempat sayur), penjung (tempat buah), aghew (sendok untuk mengambil kuah), cetung (sendok untuk mengambil nasi), kubukan (mangkok cuci tangan), dan cekkigh (tempat untuk minum).
Menurut Azizah Aroza, salah satu peserta pameran dari wilayah Lampung ini, peralatan makan tersebut telah berumur antara 80 hingga 100 tahun.
"Peranti saji ini sudah jarang dipergunakan, tetapi biasanya dipakai untuk menjamu pada tetua adat atau tamu kehormatan," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (21/9/2013).
Selain dari daerah Lampung, dalam pameran juga menampilkan sejumlah peranti saji dari daerah lain seperti Riau, Jambi, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan lain-lain.
Selain menampilkan berbagai tata cara penyajian makanan, dalam pameran ini juga menampilkan produk kerajinan yang juga berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti kain, makanan, sepatu, aksesoris, dan sebagainya.
Bagi yang berminat, pameran ini sendiri berlangsung mulai 19-22 September 2013 di Assembly Hall 1, 2, dan 3 serta area lobi Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini sendiri gratis dan terbuka untuk umum. (Dny/Nur)
Tata cara penyajian makanan ini tak lepas dari adat istiadat yang diturunkan dari nenek moyang setiap suku di Indonesia.
Keberagaman tata cara penyajian makanan ini juga didukung dengan seperangkat peralatan tata saji hidangan. Seluk beluk tata cara penyajian makanan tersebut dapat disaksikan pada Pameran Peranti Saji Indonesia yang kini sedang digelar di Jakarta Convention Center (JCC).
Pada pameran yang digagas Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ini, para pengunjung dapat melihat kekhasan tiap-tiap daerah dalam menghidangkan jamuan, baik pada jamuan ringan maupun makanan berat.
Salah satunya, peranti saji asal Lampung, Sumatera Selatan. Daerah ini memiliki tradisi Cuwak Mengan Nyewruit yang artinya mengundang orang lain untuk nyeruwit bersama.
Nyeruwit berasal dari kata seruwit yang merupakan makanan khas masyarakat Lampung yang terdiri dari sambal terasi yang dicampur dengan ikan, terong ungu bakar dan mentimun.
Pada tata cara adat ini, seperangkat peralatan makan tak ketinggalan menambah kekentalan ada daerah. Peranti saja yang ada, seperti talam dolang (tempat untuk membawa nasi dan lauk pauk), pighing (piring), tenong (tempat nasi), bakei (tempat sayur), penjung (tempat buah), aghew (sendok untuk mengambil kuah), cetung (sendok untuk mengambil nasi), kubukan (mangkok cuci tangan), dan cekkigh (tempat untuk minum).
Menurut Azizah Aroza, salah satu peserta pameran dari wilayah Lampung ini, peralatan makan tersebut telah berumur antara 80 hingga 100 tahun.
"Peranti saji ini sudah jarang dipergunakan, tetapi biasanya dipakai untuk menjamu pada tetua adat atau tamu kehormatan," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (21/9/2013).
Selain dari daerah Lampung, dalam pameran juga menampilkan sejumlah peranti saji dari daerah lain seperti Riau, Jambi, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan lain-lain.
Selain menampilkan berbagai tata cara penyajian makanan, dalam pameran ini juga menampilkan produk kerajinan yang juga berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti kain, makanan, sepatu, aksesoris, dan sebagainya.
Bagi yang berminat, pameran ini sendiri berlangsung mulai 19-22 September 2013 di Assembly Hall 1, 2, dan 3 serta area lobi Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini sendiri gratis dan terbuka untuk umum. (Dny/Nur)