Kasus Suap ATM Diebold Menyangkut Kredibilitas Bangsa

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengharapkan kepada pihak terkait untuk segera membuktikan dugaan kasus suap pengadaan ATM.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Okt 2013, 17:40 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2013, 17:40 WIB
diebold-131024b.jpg
Komisi XI DPR RI meminta pihak terkait untuk segera membuktikan isu dugaan kasus suap yang dilakukan Diebold Inc kepada bank milik pemerintah terkait pengadaan mesin ATM dalam kurun waktu 2005-2010.

Isu tersebut, menurut anggota Komisi XI DPR RI, Achsanul Qosasi menyangkut kredibilitas nama baik Indonesia di mata internasional.

"Segera cari. Ini menarik karena bagaimana pun ini menyangkut kredibilitas bangsa. Karena mereka itu apalagi pejabat BUMN, mereka yang kelola keuangan negara," ungkap anggota Komisi XI DPR RI Achsanul Qosasi saat ditemui usai menghadiri acara Ngopi Bareng Akuntan di Plaza Sarinah, Jakarta, Kamis (24/10/2013).

Achsanul menyatakan DPR siap ikut andil dalam menangani kasus dugaan suap proyek ATM Diebold jika hal itu benar-benar terbukti dilakukan oleh bank pemerintah.

"Kalau ini semakin berkembang ke permukaan dan memberi gejolak isu yang tidak sehat di masyarakat, kami akan segera panggil BUMN-nya dan sumber informasinya," tutur Qosasi.

Qosasi semula memang belum mengetahui jelas dugaan kasus suap Diebold ini. Namun sebagai anggota parlemen, dirinya berharap informasi tersebut tidak benar.

Diebold Inc, perusahaan penyedia ATM terbesar di Amerika Serikat (AS), harus membayar denda sekitar US$ 48,1 juta gara-gara terbukti menyuap pejabat bank di China dan Indonesia. Penyuapan tersebut atas pengadaan mesin ATM pada tahun 2005 hingga 2010.

Cabang Diebold di China dan Indonesia sudah mengeluarkan uang sebanyak US$ 1,75 juta (Rp 17,5 miliar) untuk menyuap pejabat senior di bank milik negara. Suap ini diberikan demi memuluskan kepentingan bisnisnya di dua negara tersebut.

Dalam dokumen Securities and Exchange Commission (SEC) menyebut Diebold menjual ATM dan produknya kepada bank BUMN di Indonesia.(Yas/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya