Orang Indonesia Paling Rajin Menabung

Masyarakat Asia Tenggara biasanya menyalurkan kelebihan dana untuk menabung setelah kebutuhan utama dapat terpenuhi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Nov 2013, 19:07 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2013, 19:07 WIB
menabung-130610c.jpg
Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions mengungkapkan, konsumen online Asia Tenggara masih berada di urutan tertinggi dalam kegiatan menabung. Diantara negara-negara di kawasan serumpun Melayu, masyarakat Indonesia merupakan penduduk yang paling rajin menabung.

Managing Director Nielsen Indonesia Catherine Eddy, mengungkapkan, masyarakat Asia Tenggara biasanya menyalurkan kelebihan dana untuk menabung setelah kebutuhan utama dapat terpenuhi.

Khusus untuk Indonesia, Nielsen mengungkapkan tiga dari empat konsumen di negara ini mengalokasikan dana cadangannya untuk menabung. Angka tersebut meningkat lima poin dari kuartal sebelumnya menjadi 76% atau 24 poin lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 52%.

"Diikuti oleh Vietnam 72%, Thailand 68%, Filipina 67%, Singapura 64% dan Malaysia 57%," kata Eddy, seperti yang dikutip Selasa, (5/11/2013).

Hasil survei Nielsen mengungkapkan, konsumen online di Indonesia masih mengindikasikan kesiapannya untuk mengalokasikan sebagian dana cadangan untuk aktivitas liburan, teknologi baru dan berinvestasi dalam saham dan reksa dana.

Konsumen online Indonesia juga masih menjadi masyarakat paling optimistis terhadap keadaan keuangannya. Sebanyak 80% dari peserta survei mengakui keadaan keuangan pribadi baik atau sangat baik pada kuartal III-2013. Namun, indeks keyakinan konsumen ini turun empat poin dibandingkan kuartal sebelumnya.

Selain Indonesia, masyarakat Asia Tenggara yang mengaku kurang yakin dengan kondisi keuangannya adalah Filipina dengan poin 77% atau turun dua poin dari kuartal sebelumnya, diikuti Thailand 68%, dan Malaysia 60%.

Sebaliknya, pandangan mengenai keuangan justru membaik pada konsumen di Singapura yang meningkat empat poin menjadi 54% dan Vietnam meningkat dua poin menjadi 50%, meskipun masih tetap sedikit dibawa rata-rata global.

"Faktor terbesar bagi penurunan kepercayaan diri konsumen di seluruh Asia Tenggara adalah melesetnya persepsi konsumen mengenai kondisi keuangan pribadi mereka untuk satu tahun ke depan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya," pungkasnya.

Sebagai informasi, Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions yang diselenggarakan sejak 2005 mengukur kepercayaan diri, kekhawatiran utama dan keinginan untuk berbelanja pada konsumen pada lebih dari 30.ribu responden yang memiliki akses ke internet di 60 negara. Tingkat kepercayaan diri konsumen diatas dan dibawah 100 mengindikasikan tingkat optimisme dan pesimisme.(Pew/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya