2013, Bukan Hokinya Konglomerat Batu Bara Indonesia

Rendahnya harga komoditas telah menghancurkan kekayaan banyak konglomerat Indonesia tahun ini. Konglomerat batu bara Indonesia nyungsep.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 21 Nov 2013, 16:17 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2013, 16:17 WIB
batubara-130719b.jpg


http://www.forbes.com/sites/forbesasia/2013/11/20/commodity-turns-cold/

Rendahnya harga komoditas telah menghancurkan kekayaan banyak konglomerat Indonesia tahun ini. Pengusaha-pengusaha batu bara Indonesia bahkan banyak yang menanggung rugi dan menggerus kekayaannya.

Pemilik perusahaan batu bara Harum Energy, Kiki Barki, merupakan pengusaha Indonesia yang hartanya berkurang paling banyak tahun ini dan harus rela melepas status miliarder yang disandangnya.

Seperti dikutip dari Forbes, Kamis (21/11/2013), dalam sembilan bulan terakhir, pertambangan merupakan sektor dengan kinerja paling buruk di bursa saham Indonesia dengan penurunan sebesar 21%.

Meskipun sejumlah sinyal menunjukkan ekonomi China tengah pulih dan India memerlukan lebih banyak batu baru, tapi harga-harga komoditasnya tetap rendah karena pasokan yang terbatas. Selain itu, kekhawatiran berkepanjangan juga datang dari Amerika Serikat (AS) yang tengah mengembangkan oil shale sebagai alternatif energi murah.

Semua faktor tersebut menyebabkan anjloknya kekayaan para pengusaha batu bara di dalam negeri. Terbukti, saat ini harta 8 pengusaha tambang paling kaya di Indonesia hanya berjumlah US$ 10,2 miliar atau anjlok sebesar 18% dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.

Sebut saja Low Tuck Kwong, pengusaha batu bara yang kekayaannya berkurang hingga US$ 32% menjadi US$ 1,37 miliar akibat anjloknya saham Harum Energy. Meski kekayannya merosot tajam, dia masih menyandang status miliarder dengan kekayaan di atas US$ 1 miliar.

Sayangnya, nasib tiga pengusaha tambang Indonesia lainnya, Garibaldi Thohir, Benny Subianto dan Kiki Barki, tidak seberuntung Low. Namun di antara ketiganya, Kiki merupakan pengusaha dengan kerugian terbesar tahun ini. Jumlah kekayaannya berkurang 37% menjadi hanya US$ 680 juta saat saham Harum Energy anjlok.

Sementara itu, Thohir dan Susbianto merupakan dua konglomerat yang jumlah kerugiannya paling sedikit di sektor tambang. Saham Adaro Energy yang dimiliki keduanya berhasil pulih setelah rugi sebesar 15% tahun lalu.

Hanya satu pengusaha batu bara yang berhasil menambah kekayaannya tahun ini, yaitu Peter Sondakh. Karena laporan keuangannya menunjukkan laba yang lebih tinggi, harga saham Golden Eagle Energy juga melonjak naik. (Sis/Igw)

Baca Juga: 

Daftar Terbaru 50 Orang Kaya Indonesia versi Forbes

10 Wajah Baru di Daftar Orang Terkaya Indonesia 2013


2 Tahun Sudah Aburizal Bakrie Tak Masuk Daftar Orang Kaya RI


Orang-orang Kaya Indonesia yang Terjun ke Dunia Politik

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya