Organda: Kemacetan di Jakarta Sudah Keterlaluan

Pengusaha angkutan mendesak pemerintah bergerak lebih cepat membangun sistem angkutan massal di Indonesia.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 23 Nov 2013, 12:04 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2013, 12:04 WIB
macet-jakarta-xyz-131027b.jpg
Pengusaha angkutan mendesak pemerintah bergerak lebih cepat membangun sistem angkutan massal di Indonesia. Permintaan ini terutama ditujukan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar tingkat kemacetan di ibu kota yang sudah terlalu rumit bisa teratasi secepatnya.

Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena mengatakan, tingkat kemacetan di DKI Jakarta sudah terlalu rumit, sehingga dari hari ke hari tidak kunjung teratasi.

"Ayo lawan Kemacetan, sudah keterlaluan ini kemacetan di Jakarta. Kita memerlukan angkutan umum massal, agar mobilisasi pergerakan orang dan barang dalam menjalankan kegiatan kebutuhan hidup tetap terlaksanakan, apalagi kalau kita mau jadi negara maju," ujar Eka ketika dihubungi Liputan6.com, Sabtu (23/11/2013).

Eka menjelaskan, tidak ada negara maju tanpa sistem mobilisasi yang canggih dalam mengedepankan angkutan massal. Ketika angkutan umum massal sudah bisa diterapkan, maka sistem transportasi bisa lebih efisien dan efektif.

Namun, tambah dia, ketika pemerintah tidak merespons sistem transportasi massal tersebut, seharusnya masyarakat mendorong bersama-sama. Sehingga pemerintah menjadi terpaksa untuk mengedepankan mobilisasi yang lebih canggih untuk rakyat Indonesia.

"Harus kita dorong bersama agar mereka (pemerintah) harus terpaksa peduli, paksa rela peduli pada mobilisasi umat rakyat Indonesia," tegasnya.

Selain itu, ia mengungkapkan, jika pemerintah tidak merespon cepat, maka masyarakatlah yang terkena dampaknya. Banyak masyarakat yang menderita terus menerus akibat tingkat kemacetan yang tidak pernah diatasi dengan baik.

"Jika pemerintah tidak merespon, tepat sekali kasihan rakyat masa menderita terus terkena macet, bisa manggangu semuanya. Baik tingkat pekerjaan maupun yang ada di dalam diri seseorang," tutup Eka. (Dis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya