Upah Lembur 3 Bulan Pegawai Setara Gaji Satu Jam CEO

Pegawai yang bekerja lembur hingga ratusan jam hanya memperoleh gaji yang setara dengan aktivitas pada CEO dalam satu jam.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 12 Des 2013, 21:46 WIB
Diterbitkan 12 Des 2013, 21:46 WIB
gajimurah-130529b.jpg
Laporan terbaru yang dirilis situs pengawasan upah tahunan, glassdoor.com bertajuk NerdWallet Taxes mungkin bakal membuat para pegawai di level staf sedikit kesal. Bagaimana tidak, upah pegawai biasa dari perusahaan ritel di Amerika Serikat (AS) yang bekerja lembur selama hampir tiga bulan ternyata setara dengan gaji CEO yang cukup bekerja satu jam.

Mengutip laman Nerd Wallet, Kamis (12/12/2013), sebanyak 10 perusahaan  ritel di AS selama ini memberikan gaji tertinggi kepada para CEO-nya. Ironisnya, kondisi tersebut sangat kontras dengan upah rendah yang diterima para karyawannya.

Sebut saja, para pegawai yang bekerja selama 40 jam seminggu ditambah lembur dapat menghabiskan waktu sebanyak 466 jamnya di tempat kerja. Dengan jam kerja ratusan jam tersebut, upah yang diterima para pekerja ternyata setara dengan apa yang dihasilkan sang bos setelah bekerja selama satu jam.

Dengan kata lain, rata-rata pegawai biasa harus bekerja lembur sekitar 2,65 bulan untuk memperoleh upah yang sama dengan satu jam gaji CEO perusahaannya.

Sayangnya, sejumlah perusahaan seperti McDonald's dan Walmart membagi jadwal kerja menjadi dua bagian guna menghindari pembayaran upah lembur pada karyawan.

Bahkan sepuluh perusahaan AS dengan gaji CEO terbesar sempat berhadapan dengan hukum karena sejumlah tuduhan seperti tak membayar upah lembur dan ketidaksesuaian pembayaran dengan profesi pegawai.

Pada Mei tahun ini, pemilik salah satu cabang McDonald's dituntut 500 pegawainya karena mempekerjakan karyawan lebih dari standar jam kerja yang seharusnya. Sementara itu para pegawai yang bekerja lebih dari delapan jam tidak memperoleh upah lembur.

Tak aneh memang, sebelumnya pada Mei 2011 restoran makanan cepat saji itu sempat dituntut sebesar US$ 2,4 juta karena keliru menghitung upah lembur yang merugikan para karyawannya.

Sementara itu, Starbucks juga digugat senilai US$ 3 juta pada Mei tahun ini karena para karyawan tak mendapat upah untuk pekerjaan tambahan. Selain itu, para karyawan juga mengaku tidak mendapat makanan saat sedang lembur.

Selain itu, pada April, AT&T setuju untuk membayar tuntutan sebesar US$ 8,1 juta karena para manajernya diklaim mempekerjakan karyawannya selama 50 hingga 70 jam per minggu tanpa bayaran tambahan.(Sis/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya