Rupiah Bakal Jinak pada Tahun Politik

Meski nilai tukar rupiah masih akan mengalami tekanan tetapi ada peluang menguat didukung dari kebijakan ekonomi dan hasil pemilu pada 2014.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Des 2013, 18:19 WIB
Diterbitkan 20 Des 2013, 18:19 WIB
rupiah-130318b.jpg
Pengumuman hasil pemilihan umum dan neraca perdagangan yang diproyeksikan membaik akan berdampak positif untuk pergerakan rupiah pada 2014.

PT Mandiri Sekuritas memperkirakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan kembali berlanjut di tahun depan. Namun potensi rupiah menguat masih terbuka lebar seiring dengan membaiknya neraca perdagangan dan pengumuman hasil pemilihan umum (Pemilu).

Senior Ekonom Mandiri Sekuritas, Aldian Taloputra memproyeksikan, tren nilai tukar rupiah akan mengalami penguatan seiring dengan menyempitnya defisit transaksi berjalan meski masih di atas 2,5% tahun depan. Sedangkan BI memprediksi laju defisit transaksi berjalan di kisaran level 0,5%-2,5%.

"Tekanan (rupiah) masih cukup tinggi di semester I 2014 sehingga kami memperkirakan nilai tukar rupiah Rp 11.400 per dolar AS. Dan hingga akhir tahun ini, kurs rupiah diprediksi bertahan Rp 12.000 per dolar AS," ujar dia di acara Economic Outlook 2014, Jumat (20/12/2013).

Lebih jauh dia mengatakan, proyeksi laju defisit transaksi berjalan sekiitar 2,5%-2,7% karena melihat rilisnya kebijakan pelarangan ekspor mineral dan batu bara mentah sehingga menyumbang defisit neraca perdagangan sekitar US$ 5 miliar.

"Tapi kalau neraca perdagangan mulai membaik dan hasil pemilu keluar di pertengahan tahun, maka ini bisa memberikan percaya diri pada rupiah," terangnya.

Sebab, lanjut Aldian, pengetatan kebijakan Bank Indonesia (BI) diperkirakan baru memberikan efek positif di kuartal II sampai akhir tahun 2014.

Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Destry Damayanti menilai, rupiah masih bergerak dalam fundamentalnya karena ketidakpuasan dan ketidakpastian global. Namun pengumuman The Fed terkait tapering off pada Januari 2014 seperti memberikan jawaban soal ketidakpastian dunia.

"The Fed sudah menjawab bahwa AS bakal mengurangi stimulus US$ 10 miliar sehingga pasar mendapatkan kepastian. Namun BI juga masih akan mengetatkan kebijakan supaya mencapai kestabilan makro ekonomi, meski risikonya ekonomi bakal melambat," pungkas dia. (Fik/Ahm)


Baca Juga:

Rupiah Kian Amblas Jika Pasar Terus Panik

Stimulus AS Dipangkas, Rupiah Jatuh ke 12.200/US$

Hatta Yakin Amblasnya Rupiah Hanya Sementara


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya