Pengusaha Minta Moratorium Mal Kembali Dipertimbangkan

Pembangunan mal dinilai akan menawarkan peluang bisnis lebih besar di Jakarta.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Jan 2014, 16:57 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2014, 16:57 WIB
mal-140116b.jpg
Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui moratorium penangguhan pembangunan mal dan pusat perbelanjaan di wilayah ibukota masih disayangkan oleh pengusaha pusat perbelanjaan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Darwin A Roni mengatakan, sebenarnya peluang bisnis akan semakin besar jika mal di ibukota masih bisa ditambah.  "Dari sisi kami, masih ada peluang untuk membangun mal, artinya peluang bisnisnya masih besar," ujar Darwin di Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Dia menilai, ketika Jakarta masih dipimpin oleh Fauzi Bowo, memang banyak pusat perbelanjaan dibiarkan kosong dan tidak terpakai sehingga dianggap tidak perlu untuk membangun mal yang baru.

"Tapi kalau lihat sekarang mal-mal tertentu sudah ramai sekali dan brand internasional juga cari space (untuk buka outlet) susah,kami tidak mau kontra atau apa. Mal yang sudah ada juga kami perbaikin, kami bangun managemen biar bagus," lanjutnya.

Darwin juga mengatakan tidak semua wilayah di Jakarta dipenuhi dengan pusat perbelanjaan. Dia mencontohkan pada wilayah Jakarta Timur yang masih sangat sedikit jika dibandingkan Jakarta Selatan, Jakarta Pusat atau Jakarta Barat. "Di timur baru 15% dari total mal yang ada di Jakarta. Di sana anggota kami baru 7-8 mal. Rata-rata yang lain bisa sampai 20 mal," jelas Darwin.

Meski demikian, pengusaha juga akan tetap mendukung kebikakan ini namun meminta agar kebijakan ini dipertimbangkan kembali.

"Kebijakan itu intinya kami dukung kalau dilihat dari sisi traffic dan lain-lain. Tetapi moratorium itu kan tidak tertulis sampai kapan, baru statement saja," kata Darwin.

Dia juga mengungkapkan, pada tahun ini ada beberapa pusat perbelanjaan yang akan dibuka di Ibukota, namun dia enggan menyebutkan angka secara pasti. "Tahun ini yang akan yang buka, ada beberapa juga di beberapa daerah Sumatera Utara, tidak terlalu banyak kalau karena pembangunan agak slowdown," tandasnya. (Dny/Ahm)

Baca juga:

Tak Semua Mal Bisa Dipaksa Jual 80% Produk Lokal

Pengusaha Mal Tolak Mentah-mentah Kenaikan Tarif Listrik

Donor Darah di Mal, Asyik Juga Ya!


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya