Penghasilan Penduduk RI Rp 100 Ribu per Hari Bikin Pembaca Kaget

Penghasilan orang Indonesia naik Rp 100 ribu per hari pada 2013 telah mencuri perhatian pembaca pada Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Feb 2014, 23:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2014, 23:00 WIB
rupiah-cantik-131206c.jpg
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp 9.084 triliun pada 2013. Angka ini naik 5,7% sebesar Rp 854,6 triliun dibandingkan 2012 yang hanya Rp 8.229,4 triliun.

Adapun PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp 36,5 juta atau naik 8,9%. Artinya bila dihitung PDB per kapita masyarakat Indonesia naik dari Rp 91.780 pada 2012 menjadi Rp 100 ribu per hari pada 2013. Artikel penghasilan masyarakat RI naik menjadi Rp 100 ribu ini telah mencuri perhatian pembaca Liputan6.com pada Rabu (5/2/2014).

Selain itu, artikel mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,7% pada 2013 dinilai sesuai dengan target pemerintah juga menarik perhatian pembaca.  Adapun pertumbuhan ekonomi itu masih didukung dari konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah yang tinggi.

Berbagai puluhan artikel telah disajikan hari ini mulai dari hasil tes CPNS, lahan pertanian semakin sempit, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013, warga Jakarta paling malas menggunakan angkutan umum, dan lain-lain.

Ingin tahu artikel mana saja yang paling menyita perhatian pembaca hari ini, berikut ulasannya:

1. Penghasilan Orang Indonesia Rp 100 Ribu per Hari di 2013

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2013 mencapai Rp 9.084 triliun. Angka ini naik 5,7% sebesar Rp 854,6 triliun dibandingkan 2012 yang hanya Rp 8.229,4 triliun.

Adapun PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp 36,5 juta meningkat 8,9% dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2012 yang sebesar Rp 33,5 juta. Artinya bila dihitung, PDB perkapita masyarakat Indonesia naik dari Rp 91.780 pada 2012 menjadi Rp 100 ribu per hari di 2013. Pertumbuhan ekonomi terbesar ditopang sektor pengangkutan dan komunikasi.

2. Gita Wirjawan Buka-bukaan soal Impor Beras Vietnam

Beredarnya beras impor dari Vietnam, menjadi alat fitnah yang menyerang Gita Wirjawan pasaca pengunduran dirinya dari Jabatan Menteri Perdagangan (Mendag).

Hasil uji laboratorium Sucofindo sebagai surveyor independen, yang melakukan verifikasi beras impor asal Vietnam menunjukan beras impor yang beredar di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, ternyata berjenis premium, bukan medium.

Gita Wirjawan yang telah resmi mundur sebagai Mendag mengatakan, uji laboratorium sudah dilakukan Surveyor Sucofindo dan dua laboratorium Kemendag di Ciracas, ditambah pengujian independen oleh para ahli dari kalangan akademisi.

3. Ekonomi RI Capai 5,7% Disebut Tanda Program Pemerintah Sukses

Pemerintah mengklaim realisasi pertumbuhan ekonomi 2013 yang menyentuh level 5,78% bisa tercapai karena keberhasilan program percepatan anggaran Kementerian/Lembaga (K/L).

Bahkan Menteri Keuangan (Kemenkeu), Chatib Basri mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi kumulatif 5,78% sesuai dengan target pemerintah. Pertumbuhan ekonomi tersebut memang masih didukung dari konsumsi domestik dan pengeluaran pemerintah yang tinggi.

4. Mobil Murah RI Jadi Incaran Negara Lain

Penjualan mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) dinilai menjadi salah satu pendorong tumbuhnya sektor otomotif di Indonesia pada 2013.

Vice Presiden Automotive & Transportation Asia Pasifik, Frost & Sullivan Vivek Vaidya mengatakan, untuk 2014, LCGC ini juga masih menjadi pendorong utama penjualan mobil dengan kontribusi diprediksi mencapai 125 ribu unit atau tumbuh 144% dari angka penjualan pada 2013.

5. Warga Jakarta Paling Malas Pakai Angkutan Umum

Jakarta menjadi kota yang memiliki ketergantungan pemakaian mobil pribadi tertinggi jika dibandingkan kota di negara-negara lain, baik di tingkat regional maupun global.

Lembaga riset internasional Frost & Sullivan mencatat 62% dari total penduduk Jakarta bergantung pada kendaraan pribadi seperti mobil, 14% lainnya bergantung pada transportasi umum, 19% menggunakan kendaraan bermotor dan pribadi. Selain itu sebanyak 4% sisanya tidak menggunakan kendaraan bermotor, baik transportasi umum maupun pribadi. (Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya