Rugikan Nigeria, Binance Kena Denda Rp 1,2 Kuadriliun

Selain denda, Nigeria juga menuntut Binance untuk membayar USD 2 miliar atau Rp 32,6 triliun dalam bentuk pajak terutang.

oleh Natasha Khairunisa Amani Diperbarui 24 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 06:00 WIB
Binance
Binance telah menghadapi empat tuduhan penggelapan pajak di Nigeria setelah tindakan keras pemerintah terhadap industri tersebut tahun lalu. Binance. Photo: Kanchanara/unsplash... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Nigeria mengajukan gugatan hukum terhadap Binance, yang mendorong bursa kripto tersebut untuk membayar denda sebesar USD 79,5 miliar (Rp1,2 kuadriliun) atas kerugian ekonomi yang disebabkan oleh operasinya di negara itu. 

Mengutip Channel News Asia, Senin (24/2/2025) Nigeria juga menuntut Binance untuk membayar USD 2 miliar atau Rp 32,6 triliun dalam bentuk pajak terutang, menurut dokumen pengadilan negara itu.

Pihak berwenang Nigeria menuduh bursa mata uang kripto terbesar di dunia itu atas kesengsaraan mata uang Nigeria dan menahan dua eksekutifnya pada tahun 2024, setelah situs web kripto muncul sebagai platform pilihan untuk memperdagangkan mata uang naira lokal.

Binance, yang tidak terdaftar di Nigeria, tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait tuntutan tersebut.

Sebelumnya, Binance mengatakan sedang bekerja sama dengan Dinas Pendapatan Dalam Negeri Federal Nigeria untuk menyelesaikan potensi kewajiban pajak historis.

Sebuah dokumen menunjukkan, dinas pendapatan dalam negeri Nigeria menuduh Binance memiliki kehadiran ekonomi yang signifikan di Nigeria dan karenanya bertanggung jawab atas pajak penghasilan perusahaan.

Binance dilaporkan sedang mencari pernyataan pengadilan bahwa Binance membayar pajak penghasilan untuk tahun 2022 dan 2023, ditambah denda tahunan 10 persen atas jumlah yang belum dibayar.

Sebelumnya, Binance telah menghadapi empat tuduhan penggelapan pajak di Nigeria setelah tindakan keras pemerintah terhadap industri tersebut tahun lalu.

Tuduhan tersebut mencakup tidak membayar pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan perusahaan, kegagalan mengajukan pengembalian pajak, dan keterlibatan dalam membantu pelanggan menghindari pajak melalui platformnya.

Binance, yang menentang tuduhan tersebut, mengumumkan pada bulan Maret 2024 lalu bahwa mereka menghentikan semua transaksi dan perdagangan dalam naira.

Perusahaan tersebut juga menghadapi tuduhan pencucian uang terpisah oleh badan antikorupsi Nigeria, yang telah dibantahnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harga Kripto Terjun Bebas, Bos Binance Beri Penjelasan

Dok: Binance
Dok: Binance... Selengkapnya

Pasar mata uang kripto kembali mengalami gejolak, dengan penurunan harga yang cukup signifikan pada aset utama seperti Bitcoin.

Di tengah ketidakpastian ini, CEO Binance, Richard Teng, menyampaikan pandangannya bawa volatilitas yang terjadi saat ini bersifat sementara dan merupakan bagian alami dari dinamika pasar kripto. 

Dilansir dari Coinmarketcap, ia juga meyakini pemulihan dapat segera terjadi seiring dengan perkembangan ekosistem digital yang semakin matang. Dalam unggahan di media sosialnya, Teng menyoroti aksi jual mendadak yang terjadi di pasar saat ini bukanlah sesuatu yang baru.

Jadi Bagian dari Sejarah

Fluktuasi harga kripto yang tajam telah menjadi bagian dari sejarah pasar kripto, sebagaimana yang juga terjadi di pasar keuangan tradisional. Siklus naik turun seperti ini merupakan pola yang wajar dalam perjalanan pertumbuhan aset digital.

Lebih dari sekadar melihat penurunan sebagai risiko, Teng justru mengajak investor untuk memandangnya sebagai peluang. Menurutnya, setiap peristiwa yang mengguncang pasar dapat menjadi momen penting untuk pembelajaran, pengembangan produk, serta peningkatan keterampilan teknis dalam dunia investasi kripto. 

Fluktuasi yang terjadi juga dapat menjadi kesempatan bagi para investor untuk meninjau kembali strategi investasi mereka dan menyesuaikannya dengan kondisi pasar yang terus berubah.

Memahami Volatilitas dalam Jangka Panjang

Ilustrasi Binance (Foto: Unsplash/Vadim Artyukhin)
Ilustrasi Binance (Foto: Unsplash/Vadim Artyukhin)... Selengkapnya

Teng menekankan bahwa seiring dengan semakin matangnya pasar mata uang kripto, volatilitas yang selama ini menjadi tantangan utama akan semakin berkurang.

Ia mengakui fluktuasi memang masih terjadi dalam siklus tertentu, tetapi pasar berada dalam jalur pertumbuhan yang positif. Hal ini memberikan pandangan optimistis bagi masa depan industri kripto.

Menurutnya, aset dengan kapitalisasi pasar kecil memang cenderung memiliki volatilitas yang lebih tinggi. Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaan aset digital dalam berbagai sektor industri dan semakin luasnya adopsi teknologi blockchain, kekhawatiran terhadap fluktuasi pasar akan semakin berkurang. 

Optimisme ini menunjukkan bahwa pasar kripto memiliki potensi untuk menjadi lebih stabil seiring waktu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya