Masyarakat Bawah Ketiban Kenaikan Harga Rumah

Pemerintah daerah diimbau untuk menyediakan lahan bagi pembangunan rumah dengan skema pengembalian untuk masyarakat menengah bawah.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Feb 2014, 16:39 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2014, 16:39 WIB
kpr-perumahan130719b.jpg
Harga rumah dan tanah yang melejit dalam beberapa tahun terakhir ini, mayoritas disebabkan akibat konsumen yang membeli rumah menggunakan uang tunai. Akhirnya sampai kapan pun masyarakat golongan menengah ke bawah harus memupus mimpinya untuk memiliki rumah.

"Sebanyak 54% pembeli rumah menggunakan uang tunai (cash). Mereka beli gambar, setelah 1-2 tahun jadi dan dijual lagi harganya sudah naik tiga kali lipat. Dan mereka menjualnya kepada masyarakat menengah bawah," ucap Pengamat Ekonomi sekaligus Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Aviliani di Jakarta, Rabu (12/2/2014).

Lebih jauh dia mengatakan, saat ini properti sudah menjadi pilihan investasi bagi banyak orang karena harganya melejit dengan cepat. Contohnya rumah susun yang tadinya Rp 144 juta menjadi Rp 200 juta.

"Dengan kenaikan uang muka, masyarakat kelas menengah ke bawah tidak bisa bayar kredit rumah. Baru mau bayar, sudah naik lagi. Kalau dibiarkan, lama-lama masyarakat menengah bawah tidak bisa beli rumah," terangnya.

Untuk itu, kata Aviliani, pemerintah daerah (pemda) perlu menyediakan lahan untuk dibangun rumah dengan skema pengembalian dalam kurun waktu 60 tahun.

"Jadi bukan hak milik, seperti di Singapura dan beberapa negara sudah menerapkan itu supaya harga rumah tetap terjangkau. Nanti setelah 60 tahun, pembeli bisa bayar lagi," paparnya.

Saat ini, sambung dia, hal yang paling mudah dilakukan pengembang adalah membangun rumah di dekat pabrik. Sehingga perlu ada kerja sama dengan perusahaan pemilik pabrik tersebut seperti di kawasan Jababeka, selain jadi kawasan industri juga perumahan.

"Pembangunan rumah di dekat pabrik bisa mengurangi biaya transportasi yang selama ini mendominasi gaji buruh. Produktivitas fisik buruh pun juga terjaga, jadi perlu dibangun di Jawa Tengah, Tangerang, Bekasi atau daerah pinggiran lain yang banyak pabrik," cetus Aviliani. (Fik/Ahm)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Baca juga:

Bunga Kredit Rumah Tinggi Bisa Bikin Kemiskinan Permanen

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya