Liputan6.com, Jakarta - Di sepak bola profesional, bermain bagi dua tim nasional dimungkinkan. FIFA selaku otoritas sepak bola dunia pun mengizinkan hal ini.
Badan yang kini dipimpin Gianni Infantino ini bahkan beberapa kali mengubah peraturannya soal perpindahan tim nasional. Dalam peraturan terbarunya, FIFA memiliki empat syarat yang membuat seorang pemain diizinkan pindah tim nasional.
Baca Juga
- 5 Pemain Benalu di Skuat Liverpool
- Rivalitas Ronaldo-Messi Ibarat Duel Batman Vs Superman
- Rumah Alasan Vardy Tetap Bela Leicester City
Syarat pertama, seorang pemain lahir di negara yang dituju. Kedua, si pemain harus memiliki ayah atau ibu biologis, yang lahir di wilayah negara/timnas yang dituju. Ketiga, kakek atau nenek sang pemain lahir di wilayah negara/timnas yang dituju.
Terakhir, si pemain minimal telah tinggal terus-menerus selama lima tahun, setelah dia berusia 18 tahun, di negara/timnas yang dituju.
Melansir Thesportster, berikut enam pemain yang pernah membela lebih dari satu tim nasional.
Advertisement
1. Diego Costa
Costa merupakan contoh terkini pemain yang telah membela lebih dari satu tim nasional. Lahir di Brasil, Costa sempat membela tim nasional Brasil dua kali, sebelum memutuskan pindah ke tim nasional Spanyol.
Keputusannya ini mengundang kecaman dari pihak tim nasional Brasil. Pelatih timnas Brasil di Piala Dunia 2014, Luiz Felipe Scolari menilai tindakan Costa tidak bisa ditolerir.
"Seorang pemain Brasil yang menolak memakai jersey timnas dan bermain di Piala Dunia maka otomatis diasingkan. Dia menolak mimpi dari sekian juta orang yaitu memakai jersey timnas kami, juara lima kali Piala Dunia," kata Scolari.
Saat tampil di Piala Dunia 2014 di Brasil, Costa pun mendapat siulan dari suporter tuan rumah. Di saat bersamaan, Spanyol harus menelan malu, gagal lolos dari fase grup.
Advertisement
2. Thiago Motta
Sebelum Diego Costa, ada nama Thiago Motta. Bedanya, kepindahan Motta tidak mengandung kontroversi.
Motta sempat membela timnas Brasil sebanyak dua kali pada 2003. Namun pihak timnas kemudian tak memanggilnya selama delapan tahun.
Pada 2011, Italia lalu memanggilnya. Tanpa pikir panjang, Motta pun menyambut baik panggilan itu dan hingga kini telah mencatat 23 caps bersama Gli Azzurri -juluklan Italia.
Sebagai gelandang, karier Motta cukup bersinar di level klub. Dia telah membela sejumlah klub papan atas antara lain Barcelona, Atletico Madrid, Genoa, Inter Milan, dan terkini Paris Saint Germain (PSG). Total, Motta telah memenangkan 18 trofi.
3. Darko Pancev
Bagi penikmat sepak bola era 1990an, nama Darko Pancev tak asing lagi. Dia pernah memenangkan Sepatu Emas Eropa dan menjadi runner up Ballon d'Or di musim 1991.
Di level klub, nama Pancev bersinar bersama klub Red Star Belgrade. Di sana, dia membantu Red Star memenangkan gelar juara Liga Champions musim 1991.
Sayang, karier Pancev menurun ketika dia pindah ke Inter Milan pada 1992.
Lahir di Yugoslavia membuat Pancev pernah membela dua tim nasional. Dia membela timnas Yugoslavia sebelum negara itu pecah menjadi beberapa negara. Pancev kemudian memutuskan membela tim nasional Makedonia dan mencetak satu gol dalam enam pertandingan.
Advertisement
4. Michel Platini
Nama Michel Platini begitu melambung bersama tim nasional Prancis dan Juventus. Dia pernah mengantarkan Prancis ke semifinal Piala Dunia sebanyak tiga kali dan membawa Juventus menjuarai Liga Champions.
Namun di balik karier gemilangnya itu, Platini ternyata pernah membela tim nasional Kuwait. Hal ini terjadi ketika Platini berusia 33 tahun dan pensiun dari sepak bola.
Ketika itu, Platini diminta pemimpin Kuwait untuk membela timnas Kuwait di pertandingan persahabatan melawan Uni Soviet. Alhasil, Platini pun tercatat pernah membela dua tim nasional meski di timnas Kuwait, dia hanya tampil di satu laga.
Platini saat ini menjabat sebagai Presiden UEFA. Namun karena kasus suap, Platini kemudian disanksi larangan aktif di sepak bola selama delapan tahun.
5. Ferenc Puskas
Jika ada pertanyaan siapa pemain terbesar dalam sejarah sepak bola Hungaria, maka jawaban yang paling tepat adalah Ferenc Puskas. Tidak diragukan lagi, dengan deretan prestasi, Puskas adalah pemain terbesar yang pernah diciptakan Hungaria.
Lahir di ibukota Hungaria, Budapest, Puskas tinggal di Hungaria hingga usia 31 tahun. Puskas bersinar bersama Real Madrid di musim 1958 hingga 1996. Total, dia tampil 180 kali dan mencetak 156 gol.
Bersama El Real, Puskas memenangkan 4 gelar Liga Spanyol, 2 Piala Spanyol, 3 gelar juara Liga Champions, dan 1 Piala Interkontinental. Di level timnas, karier Puskas tak kalah mengilap.
Dia bahkan nyaris membawa Hungaria juara Piala Dunia 1954. Sayang, di final Hungaria kalah dari Jerman Barat.
Di akhir kariernya, Puskas sempat berpindah tim nasional ke tim nasional Spanyol. Di timnas Spanyol, Puskas tampil sebanyak empat kali.
Advertisement
6. Alfredo Di Stefano
Ditahbiskan sebagai pemain terkomplit sepanjang sejarah, Di Stefano pernah membela tiga tim nasional. Bintang Real Madrid ini tercatat pernah membela timnas Argentina, Kolombia, dan timnas Spanyol.
Di Stefano lahir di Argentina dan membela tim Tango sebanyak enam kali. Di Stefano kemudian pindah ke timnas Kolombia sebelum akhirnya membela timnas Spanyol.
Di Stefano mendapatkan kewarganegaraan Spanyol pada 1956. Total, legenda Real Madrid ini mencatat 3Â caps dengan 23 gol.
Uniknya, meski tampil di tiga tim nasional, Di Stefano tak pernah tampil di putaran final Piala Dunia. Pada Piala Dunia 1962, Di Stefano sebetulnya membantu Spanyol lolos ke putaran final. Sayang, sebelum turnamen dimulai, dia terkena cedera dan tak lama kemudian pensiun dari sepak bola.