Ini Penyebab Rontoknya Jagoan Merah Putih di Indonesia Open

Terjadi penurunan performa pada pebulu tangkis Indonesia yang tampil di BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 03 Jun 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2016, 17:30 WIB
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
Ganda putra andalan Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tersingkir di babak kedua BCA Indonesia Open Super Series Premier. (Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) membidik tiga gelar pada ajang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta 30 Mei - 5 Juni nanti. Ketiga gelar itu melalui nomor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Baca Juga

  • 5 Wakil Indonesia Berburu Tiket Semifinal Indonesia Open
  • MU Siapkan Rp 1,1 Triliun untuk Bintang Ini
  • Legenda Tinju Dunia Mohammad Ali Dirawat di Rumah Sakit

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan masih jadi andalan di ganda putra. Sementara di ganda putri, ada Greysia Polii/Nitya Krishenda Maheswari. Di ganda campuran selain mengandalkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, juga pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto.

Sayangnya, para pemain yang diharapkan mampu memenuhi target itu justru terhenti langkahnya pada babak-babak awal. Langkah Praveen/Debby sudah terhenti pada babak pertama. Juara All England 2016 itu ditaklukkan pasangan Tiongkok, Lu Kai/Huang Yaqiong dengan skor 15-21 dan 10-21.

Sementara Tontowi/Liliyana secara mengejutkan disingkirkan pasangan Denmark yang beranjak dari babak kualifikasi, Kim Astrup/Line Kjaersfeldt, di babak kedua. Tontowi/Liliyana menyerah dengan skor 19-21 dan 17-21.

Nasib serupa dialami Greysia/Nitya. Juara Singapura Terbuka itu dihadang ganda putri Malaysia, Vivian Kah Mun Hoo/Woon Khe Wei, dengan skor 17-21 dan 19-21. Sementara Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menyerah dari ganda putra Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, 21-19, 13-21, dan 18-21.

Mereka yang tersingkir adalah wakil Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 pada Agustus nanti, termasuk Lindaweni Fanetri dan Tommy Sugiarto. Di Indonesia Open, Linda tersingkir pada babak pertama setelah dikalahkan tunggal putri Denmark, Line Kjaersfeldt. Adapun Tommy menyerah dari Hong Kong, Wei Nan.

Menurut Christian Hadinata, tersingkirnya Hendra/Ahsan, Greysia/Polii, Lindaweni, dan Tommy dari turnamen berhadiah total US$ 900 ribu itu masih bisa dimaklumi. Sebab, mereka baru saja memperkuat Indonesia di ajang Piala Thomas dan Uber pada 15-22 Mei lalu.

"Terjadi penurunan performa setelah Piala Thomas dan Uber. Selain itu, waktu istirahat juga kurang," kata legenda bulu tangkis Indonesia itu kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (3/6/2016).

"Khusus Nitya, penampilan belum seperti semula karena baru pulih dari cedera."

"Tapi, untuk ganda campuran harus ada pengecualian. Sebab, waktu persiapan lebih lama karena tidak ikut dalam Piala Thomas dan Uber. Ini yang harus menjadi perhatian khusus pelatih," ucap Christian.

Meski demikian, Christian melihat sisi positif dari tersingkirnya para pebulu tangkis Indonesia, terutama mereka yang tampil di Olimpiade 2016. "Pandai-pandai pelatih untuk mengatur peak performance pemain. Saya berharap peak performance terjadi di Olimpiade," tutur pria yang pernah mengantarkan ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu.

"Target utama Olimpiade. Tapi di sisi lain, sebagai tuan rumah para pemain senior juga ingin jadi juara. Peak performance-nya mungkin tidak sekarang, tapi di Olimpiade," ujar Christian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya