Liputan6.com, Jakarta - Pada 13 Agustus 2016 semua mata tertuju kepada perenang andalan Amerika Serikat, Michael Phelps yang turun di nomor 100 meter gaya kupu-kupu pada ajang Olimpiade Rio de Janeiro. Ketika itu, Phelps sudah mengoleksi 22 medali emas Olimpiade.
Menjadi atlet yang paling banyak meraih medali, Phelps tentu diprediksi bakal menang mudah di ajang ini. Namun, kenyatannya tidak sesuai dengan perkiraan.
Baca Juga
Phelps dikalahkan perenang muda Singapura, Joseph Isaac Schooling, yang usianya masih 21 tahun. Schooling meraih medali emas di nomor 100 meter gaya kupu-kupu. Dia mencatatkan waktu 50,39 detik. Itu merupakan catatan waktu terbaik sepanjang Olimpiade di nomor ini.
Sementara Phelps harus puas berada di posisi kedua dengan catatan waktu 51,14 detik. Catatan waktu Phelps sama dengan yang diraih Chad Le Clos (Afrika Selatan) dan atlet Hungaria, Laszlo Cseh.
Menariknya, Schooling sangat mengidolakan Phelps. Pada 2008, Schooling hanya berdiri kaku ketika pertama kali berjumpa dengan idolanya itu di Singapura.
"Saat itu, saya sedang mengerjakan tugas sekolah, esai bahasa Tiongkok. Tiba-tiba tim Amerika Serikat dan Phelps datang ke country club, tempat saya berlatih di Singapura," kata Schooling, dikutip dari SMH.com.
"Saya langsung saja keluar dan menghampirinya. Sudah jelas saya ingin foto bareng dia. Ketika saya bertatap muka dengannya, saya berusaha tersenyum. Tapi, mulut saya seperti sulit terbuka," ucapnya menambahkan.
Advertisement
Phelps bisa saja tidak ingat dengan kejadian delapan tahun yang lalu saat dirinya diminta foto bareng Schooling. Namun, Phelps sangat kagum dengan bakat yang dimiliki pria kelahiran 15 Juni 1995 tersebut.
"Dia sudah berenang dengan sangat hebat. Saya angkat topi untuk dia," ucap Phelps kepada NBC.
Sayangnya, persaingan Schooling dan Phelps tidak berlanjut lama. Phelps sendiri sudah memutuskan untuk pensiun setelah tampil cemerlang di Olimpiade 2016.
Mirip Rossi-Marquez
Cerita antara Schooling dan Phelps mirip dengan dua pembalap MotoGP, Valentino Rossi dan Mar Marquez. Pertemuan pertama Rossi-Marquez juga terjadi pada 2008.
Ketika itu, Rossi tengah mempersiapkan diri untuk tampil di MotoGP Catalunya. Rossi sedang berburu gelar dunia ke delapan pada usianya yang sudah 29 tahun, sementara Marquez baru 15 tahun.
Marquez yang sedang mengikuti balap GP125 bertemu dengan Rossi, idolanya. Marquez pun tentu saja menyempatkan diri untuk berfoto dengan pembalap asal Italia tersebut.
"Saya fans berat Rossi. Saya suka cara dia membalap, cara dia saat terjatuh. Valentino adalah panutan dan pahlawanku. Sebuah kebangaan besar bisa bertarung dengannya," ucap Marquez.
Rossi sendiri mengingat secara baik pertemuannya dengan Marquez. "Melihat foto itu, jelas sekali saya jauh lebih tua! Waktu itu Marc masih kecil. Waktu itu juga belum ada yang menduga ia akan seperti sekarang. Rasanya cepat sekali dia naik ke MotoGP."
Hingga saat ini, Marquez dan Rossi masih terlibat persaingan seru. Marquez pun sudah menjadi juara dunia sebanyak dua kali pada 2013 dan 2014, yang tentu harus melalui pertarungan sengit dengan Rossi.
Pada MotoGP 2015, hubungan mereka sempat rusak ketika balapan di Sepang, Malaysia. Rossi menjatuhkan Marquez karena dinilai bersekongkol dengan rekan senegaranya, Jorge Lorenzo dalam perburuhan gelar juara. Namun, perseteruan itu sudah berakhir. Pada MotoGP 2016 di Sirkuit Barcelona, Rossi memilih berdamai dengan Marquez.
Advertisement