Liputan6.com, Shkoder - - Gerard Pique, bek Barcelona, tengah menjadi buah bibir karena jersey kontroversialnya saat timnas Spanyol melawan Albania pada laga kedua Grup G kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa di Stadiumi Loro Borici, Senin (10/10/2016) dinihari WIB.
Jersey Pique memang terlihat berbeda dari pemain Spanyol lainnya. Seharusnya, ada garis yang berwarna sesuai bendera Spanyol di bawah lengan jersey. Namun, hal itu tidak tampak pada jersey yang dikenakan Pique.
Advertisement
Baca Juga
Terlihat jelas Pique telah sengaja mengubah penampakan kostumnya. Tampak bekas potongan tidak rapi dengan menggunakan gunting. Alhasil, warna bendera Spanyol di kostum putih-putih yang digunakan Pique tidak tampak.
Itu mengapa Pique kini kembali menjadi sasaran kritik publik. Hal itu yang mendorong Pique untuk mengambil keputusan radikal soal masa depannya bersama timnas Spanyol.
"Saya sudah mencoba segalanya, tapi saya tak bisa menerimanya lagi. Mereka telah membuat saya kehilangan kegembiraan datang ke sini. Meski setelah Piala Dunia 2018 saya masih berusia 31 tahun, saya akan pergi," tutur Pique dalam pernyataan yang dirilis Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF).
Dukungan RFEF
Pique lahir di Catalan. Dalam beberapa kesempatan, dia menyampaikan dukungan agar Catalan merdeka dan lepas dari Spanyol. Motif itu diduga membuat Pique sengaja melakukan hal tersebut pada jerseynya.
Sementara itu, RFEF juga merilis pernyataan untuk melakukan pembelaan terhadap Pique. Menurut RFEF, awalnya Pique diberikan jersey dengan lengan panjang yang tak ada garis bendera Spanyol. Namun, Pique terpaksa memotongnya hanya untuk kenyamanan saat bermain.
"RFEF ingin menunjukkan dukungan kepada Pique mengenai kontroversi yang disebabkan pemotongan lengan panjang jersey saat melawan Albania. Pemain memotong lengan jerseynya dengan tujuan untuk bermain lebih nyaman, sama seperti yang dilakukan pemain lain pada banyak kesempatan," tulis pernyataan RFEF.
"Kritik yang tidak adil kepada Pique telah membuatnya menyatakan akan meninggalkan timnas Spanyol setelah Piala Dunia di Rusia."
Advertisement