Liputan6.com, Liverpool - Laga malam Tahun Baru bisa jadi sebagai pembuktian striker Liverpool, Divock Origi. Meski hanya bermain selama 25 menit, setidaknya Origi bisa menunjukkan dirinya selevel atau lebih baik daripada gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne. Di laga itu, The Reds menang tipis 1-0 atas City di Stadion Anfield, Minggu (1/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Persoalan ini bukan sekadar rivalitas Liverpool dengan City. Tapi, sudah kepada personal Origi dengan De Bruyne. Sebenarnya tak ada masalah serius di antara keduanya. Kecuali mengenai persaingan masa kecil keduanya, terutama di klub Belgia, Genk.
Sejak usia dini, Origi memiliki mimpi untuk seperti ayahnya, Mike, striker Genk. Namun, asa itu dihancurkan De Bruyne yang setiap hari Rabu setelah pulang sekolah selalu datang ke rumahnya untuk mengajak bermain bola.
De Bruyne yang berusia empat tahun lebih tua darinya lebih dahulu masuk tim utama Genk. Momen itu yang akhirnya menjadi inspirasi Origi untuk bisa sukses seperti ayahnya.
Penyerang 21 tahun itu tahu kualitas seorang De Bruyne. Bahkan, pemain kelahiran Ostend itu sempat berharap ingin memiliki jersey De Bruyne.
Kini, setelah menjadi salah satu pemain yang dipercaya pelatih Juergen Klopp, Origi tengah berupaya untuk jadi bagian sejarah Liverpool. "Saya sudah membaca tentang semua striker (Liverpool), Rush, Owen, Fowler, Suarez, Torres, itulah keinginan saya untuk menjadi seperti mereka," ucap Origi yang menilai semua striker memiliki kualitas.