KOLOM: Menanti Anomali Ala MU

MU pernah juara di musim 1995/96 meski tertinggal 9 poin hingga pekan ke-23.

Liputan6.com, Jakarta - Jangan pernah berhenti berjalan bila belum tiba di tujuan. Jangan pernah putus pengharapan jika masih ada kesempatan. Jangan pernah menepi dan menyerah saat garis finis belum diinjak.

Ada ekspresi yang meluap dari Jurgen Klopp di pinggir lapangan sesaat setelah Simon Mignolet menepis penalti striker Chelsea, Diego Costa, di Anfield, Rabu (1/2) dinihari WIB. Pelatih Liverpool asal Jerman itu bahkan berteriak tepat di depan muka ofisial keempat, "Tak ada yang bisa mengalahkan kami!"

Usai laga kontra Chelsea yang berkesudahan 1-1 itu, Klopp pun tak ragu mengumbar optimisme dalam memburu gelar juara Premier League. Tertinggal 10 poin dari The Blues yang berada di puncak klasemen tak lantas membuat dia pesimistis. "Santai saja. Hingga saat ini, belum ada yang dipastikan (juara) dan kami masih berpeluang," kata dia.

Sikap yang sama ditunjukkan Josep Guardiola. Menanggapi anggapan media massa bahwa Manchester City sudah menyerah, dia berujar, "Saya tidak akan pernah menyerah dalam memburu piala. Tidak akan pernah! Memang akan sulit, tapi itu tak membuat saya cemas."

Jurgen Klopp mengaku berbicara pada wasit cadangan. (PAUL ELLIS / AFP)

Baik Klopp maupun Guardiola berpijak pada realitas dan hitung-hitungan poin. Premier League baru melewati 23 pekan. Masih ada 15 laga tersisa. Artinya, masih ada 45 poin yang bisa dikumpulkan. Itu cukup untuk menutup defisit 10 poin yang saat ini dialami kedua klub dari Chelsea.

Lagi pula, merebut trofi dari posisi tertinggal cukup jauh bukanlah kemustahilan di Premier League. Manchester United  (MU) pernah melakukan itu pada musim 1995-96.

Musim itu, Red Devils tertinggal sembilan poin dari Newcastle United saat kompetisi menyelesaikan 23 pekan. Namun, berkat performa lebih baik pada paruh kedua, terutama pekan-pekan terakhir, mereka akhirnya juara dengan keunggulan empat angka.

Meruntuhkan Mental

Perjalanan epik menuju podium juara itu termasuk bahasan dalam buku Prof. Damian Hughes, "How to Think Like Sir Alex Ferguson: The Business of Winning and Managing Success".

Kunci keberhasilan Man. United kala itu, menurut Hughes, tak terlepas dari kejelian Sir Alex melihat ketegangan yang menghinggapi kubu The Magpies. Setelah memetik kemenangan atas sang pemimpin klasemen di St. James' Park pada awal Maret 1996, Sir Alex lantas melancarkan perang urat syaraf begitu Roy Keane cs. menaklukkan Leeds United.

Produksi Liputan6.com