3 Inspirasi Barcelona - Arsenal untuk Comeback di Liga Champions

Barcelona dan Arsenal dalam posisi terjepit karena harus mengejar defisit empat gol di Liga Champions.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 17 Feb 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2017, 10:00 WIB
Pemain Barcelona tertunduk seusai dikalahkan Paris Saint-Germain 0-4 pada leg pertama 16 besar Liga Champions, Rabu (15/2/2017) dinihari WIB.
Pemain Barcelona tertunduk seusai dikalahkan Paris Saint-Germain 0-4 pada leg pertama 16 besar Liga Champions, Rabu (15/2/2017) dinihari WIB. (AP Photo/Michel Euler)

Liputan6.com, Barcelona - Barcelona dan Arsenal menjadi tumbal dari empat laga babak 16 besar Liga Champions yang sudah berlangsung. Mereka harus mengejar defisit empat gol jika mau lolos ke perempat final.

El Azulgrana merupakan pesakitan pertama ketika dihancurkan Paris Saint-Germain 0-4 di Parc des Princes, Rabu (15/2/2017) dinihari WIB. Tim tamu takluk karena gol Angel Di Maria (2), Julian Draxler, dan Edinson Cavani.

Sekitar 24 jam berselang, giliran Arsenal yang menanggung malu. Arjen Robben membuat pasukan Arsene Wenger tertinggal dari Bayern Muenchen di Allianz Arena. Mereka sempat menyamakan kedudukan melalui Alexis Sanchez. Sayang, tim tamu kemudian tidak kuasa mencegah Thiago Alcantara (2), Robert Lewandowski, dan Thomas Muller mencetak gol.

Akibat kekalahan besar tersebut, peluang Barcelona dan Arsenal menuju 8 besar di atas kertas sangat kecil. Apalagi tidak pernah ada tim yang mampu membalikkan keadaan setelah dikalahkan dengan selisih empat gol sepanjang sejarah Liga Champions.

Meski begitu, bukan berarti harapan Barcelona dan Arsenal habis. Tercatat ada tiga tim yang sukses melangkah ke putaran berikut pada  kompetisi Eropa lain ketika menghadapi skenario sama. Siapa saja mereka? Berikut penelusuran Liputan6.com.

Real Madrid

Logo Real Madrid. (Ist)

Madrid dalam posisi terjepit karena dikalahkan Borussia Moenchengladbach 1-5 di kandang lawan pada leg pertama babak ketiga Piala UEFA 1985-1986. Tapi, mereka masih menjaga nyawa berkat gol tandang yang dicetak Rafael Gordillo.

Kesempatan Madrid semakin besar setelah Jorge Valdano mencetak dua gol pada 17 menit pertama pertandingan kedua. Comeback mereka kemudian lengkap dengan Carlos Alonso Gonzalez 'Santillana' menciptakan dua gol berikutnya.

Kemenangan ini mengawali langkah Madrid menuju gelar. Mereka kemudian mengalahkan Neuchatel Xamax, Inter Milan, dan Koln demi merebut titel.

Partizan Belgrade

Queens Park Rangers (QPR) sekilas bakal berbicara banyak pada salah satu dari sedikitnya partisipasi mereka di Eropa. Kemenangan 6-2 atas Partizan di laga pertama babak kedua Piala UEFA 1984-1985 jadi alasannya.

Namun, QPR membeku pada pertandingan penentu di Belgrade. Gol Dragan Mance, Dragan Kalicanin, Miodrag Jesic, dan Zvonko Zivkovic membuat mereka tersingkir karena peraturan gol tandang.

Logo Partizan Belgrade. (Toffs)

"Kami benar-benar dihancurkan. Kami merasa sudah memiliki keunggulan cukup untuk lolos ke babak berikut. Tapi, semua mungkin terjadi di pentas Eropa," kata gelandang QPR Gary Waddock dikutip situs UEFA.

Leixoes

Menyerah 2-6 dari La Chaux-de-Fonds pada leg permbuka babak pertama Piala Winners 1961-1962. Namun, klub yang kini berkutat di Divisi I Liga Portugal ini tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas unjuk gigi di pentas Eropa.

Berbekal dua gol tandang, mereka mengamuk pada duel kedua di markas sendiri. Leixoes sebenarnya sudah mencapai target dengan menciptakan empat got pada menit ke-52.

Namun, mereka sukses membuat satu gol ekstra untuk melengkapi aksi comeback gemilang juara Piala Portugal 1960-1961 ini.

Logo Leixoes. (Maisfutebol)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya