Atasi Kesenjangan, UEFA Ingin Batasi Gaji Pemain

UEFA tidak puas dengan peraturan Financial Fair Play (FFP)

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2017, 08:05 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2017, 08:05 WIB
logo uefa
Logo UEFA. (AFP/Fabrice Coffrini)

Liputan6.com, Jakarta Untuk mengurangi ketimpangan antara klub kaya dan miskin, UEFA berencana akan membuat aturan baru. Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, berniat untuk menerapkan pembatasan gaji di kompetisi Eropa.

"Kami harus bersiap mengurangi persaingan yang tidak seimbang pada kompetisi antarklub Eropa dan pengaruhnya kepada ajang domestik masing-masing. Saat ini, kesenjangan antar kesebelasan meningkat dengan tidak sehat," ujar Ceferin kepada Mladina.

"Pada masa depan, kami harus mempertimbangkan pembatasan gaji pemain setiap klub. Jika berhasil, kami akan membuat sejarah. Dengan pembatasan gaji, klub-klub akan lebih berpikir tentang kepantasan si pemain," lanjutnya.

Pernyataan Ceferin mengindikasikan UEFA tidak puas dengan peraturan Financial Fair Play (FFP). Beberapa kesebelasan seperti Manchester City dan Paris Saint-Germain pernah terbukti mengakali FFP.

Gaji besar yang kerap ditawarkan kesebelasan asal Inggris membuat pemain-pemain terbaik dari negara lain menuju ke sana. Hal tersebut disebabkan nilai hak siar Premier League yang lebih besar dari liga-liga lain.

Klub-klub Serie A tidak memiliki hak siar sebaik Premier League. Sementara itu, pajak besar di Spanyol membuat klub-klub di La Liga kerap kalah bersaing dengan tim dari Inggris.

(Artikel asli ditulis Budi Prasetyo/diedit Rizki Hidayat/Bola.com)

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya