Timnas Filipina U-22 Tak Risau Jadi Underdog di SEA Games

Benarkah pemain di Timnas Filipina U-22 lebih senang menyandang status underdog di SEA Games 2017?

oleh Aning Jati diperbarui 14 Agu 2017, 16:08 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 16:08 WIB
Filipina
Filipina SEA Games 2017 (Bola.com/Adreanus Titus)

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Filipina U-22 saat menyandang status underdog di cabor sepak bola SEA Games yang dimulai 15 Agustus. Timnas Filipina U-22 belum sehebat Timnas Filipina senior  yang dalam beberapa bulan terakhir berperingkat FIFA paling atas dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Namun, kondisi di Timnas Filipina senior sejauh ini belum menular ke timnas U-22 yang sebentar lagi tampil di SEA Games 2017. Bila diibaratkan, timnas Filipina U-22 saat ini seperti kondisi timnas senior pada awal 2000-an. Kerap kalah bersaing dan bahkan jadi bulan-bulanan tim lawan.

Bila timnas senior mulai unjuk gigi di Piala AFF dalam beberapa edisi terakhir, Timnas Filipina U-22 masih sulit bersaing di ajang SEA Games. Tidak satu keping medali pun diperoleh The Pinoys sejak negara ini berpartisipasi dalam SEA Games pada 1977. Prestasi terbaik adalah berada di urutan keempat pada SEA Games 1991.

Pada SEA Games edisi 2015 di Singapura, mereka kebobolan 11 gol dalam empat pertandingan tanpa sekali pun menang. Hal nyaris sama terjadi belum lama ini, saat Filipina turun di kualifikasi Piala AFC U-23 2018.

Tergabung di Grup J, Timnas Filipina U-22 kebobolan 11 gol dari tiga pertandingan dan tidak mengemas satu kemenangan pun. Skuat asuhan pelatih Marlon Maro ini kalah telak 0-8 dari Jepang, takluk 0-2 dari China, dan menyerah 0-1 dari Kamboja, lawan yang juga akan dihadapi di penyisihan Grup B SEA Games 2017.

Timnas Filipina U-22 saat bermain di Kualifikasi Piala AFC U-23 2018 di Kamboja. (Bola.com/Dok. PFF).

Hanya, keinginan untuk mencatatkan hasil lebih baik pada SEA Games ke-29 kali ini diprediksi tidak akan mudah. Pasalnya, timnas Filipina U-22 tergabung di grup maut bersama Indonesia, Thailand, Vietnam, Timor Leste, serta Kamboja.

Meski begitu, para pemain mengungkapkan tampil di kualifikasi Piala AFC U-23 2018 jadi bekal bagi mereka berlaga di SEA Games 2017.

"Saya percaya pengalaman itu memberikan banyak pelajaran buat kami. Pelajaran dari pertandingan-pertandingan di ajang itu telah meningkatkan mentalitas dan hubungan antarpemain di lapangan," beber striker Jarvey Gayoso.

Para pemain menyadari bila mereka harus memberikan bukti dengan tampil apik dalam grup yang berat. Mereka menegaskan sudah siap menghadapi tantangan di SEA Games 2017.

Status Underdog

Yang menarik, Gayoso mengungkapkan bila ia dan rekan satu tim merasa lebih nyaman dengan status underdog yang melekat pada mereka.

"Ya saya pikir selalu lebih baik memiliki kisah underdog. Kami jadi lebih tertantang untuk menghancurkan pendapat orang lain yang seperti itu terhadap kami," begitu Gayoso memberikan alasan.

Sementara buat sang pelatih, Marlon Maro, SEA Games ke-29 ini dijadikan titik kebangkitan timnas U-22. Itulah mengapa ia mendorong pasukannya untuk mewujudkan target lolos ke semifinal.

"Kita semua tahu Filipina ada di grup berat, tapi kami akan hadapi pertandingan per pertandingan. Tujuan utama kami adalah lolos ke semifinal selepas gagal pada SEA Games edisi lalu," kata Marlon.

Timnas Jepang U-22 vs Timnas Filipina U-22 di laga pertama penyisihan Grup J kualifikasi Piala AFC U-23 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Rabu (19/7/2017). (Bola.com/AFC)

Keyakinan Marlon datang dari skuat asuhannya yang dinilai dalam keadaan lebih baik ketimbang pasukan yang berlaga di SEA Games 2015. Apalagi, skuat asuhannya sudah bersama dalam waktu lumayan lama.

The Pinoys sempat menggelar beberapa uji coba internasional, semisal dua kali bertanding melawan Bahrain U-23 pada 24 dan 26 Maret 2017 di Stadion Khalifa, Doha, serta menggelar TC di Jepang dalam dua periode, sebelum dan sesudah melakoni kualifikasi Piala AFC U-23 2018.

Berbeda dengan mayoritas tim lain, Marlon Maro sudah menentukan 20 pemain untuk skuat final SEA Games 2017 sejak medio Juni 2016. Hal itu tentu ada keuntungan dan kerugiannya. Yang pasti, dari 20 nama itu, kontestan liga Filipina, Davao Aguilas FC, jadi penyumbang terbesar dengan kontribusi tujuh pemain.

Mirip dengan komposisi pemain di timnas senior, Timnas Filipina U-22 juga diperkuat beberapa pemain yang memiliki darah keturunan, semisal Kuo Ichi Belgira dan Yoshiharu Koizumi yang berasal dari Jepang.

Lantas, mampukah para pemain keturunan itu mengangkat performa The Pinoys untuk memenangi persaingan di SEA Games 2017? *

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya