Choirul Huda: Membela Persela Tetap Nomor 1 di Hati Saya

Choirul Huda menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Dr Soegiri, Minggu (15/10/2017) sore WIB.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 16 Okt 2017, 09:36 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2017, 09:36 WIB
Choirul Huda, Persela Lamongan
Kapten sekaligus kiper Choirul Huda meninggal dunia pada Minggu (15/10/2017) pukul 17.15 WIB. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Liputan6.com, Lamongan Jika materi yang dikejar, Choirul Huda mungkin sudah meninggalkan Persela Lamongan sejak lama. Namun, penjaga gawang kelahiran 1979 ini memilih setia kepada klub kota kelahirannya itu.

"Membela Persela tetap nomor satu di hati saya," kata Choirul Huda kepada Liputan 6 di Lamongan, Desember 2016 lalu.

Choirul Huda merupakan pemain binaan asli Persela sejak 1999 silam. Baginya, klub berjuluk Laskar Joko Tingkir ini sudah menjadi rumah keduanya.

Dia masuk dalam deretan kiper papan atas di Indonesia. Wajar, jika sejumlah klub meminati jasanya. Sriwijaya FC, misalnya. Tapi, Choirul Huda tetap memilih bertahan di klub yang membesarkannya.

Banyak alasan mengapa Choirul Huda menolak tawaran-tawaran tersebut. "Pertama, untuk membela daerah sendiri," ucapnya.

"Kedua, manajemen (Persela) di sini juga bagus, pengurusnya kompak, kekeluargaannya juga bagus. Untuk masalah-masalah keuangan juga bagus."

Kesetiaan Choirul Huda kepada Persela harus berakhir 15 Oktober 2017. Dia menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Dr Soegiri.

Dokter Yudistiro Andri Nugroho Spesialis Anastesi UGD RSUD Soegiri mengatakan, Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain."Sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung," paparnya.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya