Liputan6.com, Barcelona - Lionel Messi awalnya diragukan akan kembali bisa menjadi tulang punggung bagi Barcelona. Berbagai alasan melatari, termasuk menurunnya performa musim lalu, hingga ditinggal salah satu rekan duetnya, Neymar Jr.
Akan tetapi, penyerang asal Argentina itu justru melejit bak roket musim ini. Dia, dalam bentuk terbaiknya, mencetak 15 gol dalam 14 penampilan untuk menjaga Barcelona di puncak klasemen La Liga dan Liga Champions.
Advertisement
Baca Juga
Performa fantastis ini telah mendorong banyak penggemar untuk mulai bertanya-tanya mengapa Messi kembali bisa mencapai tingkat yang luar biasa. Ada berbagai faktor yang membuat pemain berjuluk La Pulga ini lebih mengesankan dari sebelumnya.Â
Messi tampak tidak rela melihat Cristiano Ronaldo mengangkat trofi Liga Champions dam Liga Spanyol musim lalu. Pemain berusia 30 tahun ini ingin membuktikan bahwa dia lebih hebat dari pemain internasional Portugal tersebut.Â
Berikut lima faktor kunci di balik penampilan fantastis Messi musim ini, seperti dikutip Sportskeeda:
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
5. Reaksi Usai Dihancurkan Real Madrid
Semua orang tahu apa artinya kehilangan pertandingan persaingan penting. El Classico adalah kompetisi sepak bola terbesar dalam sejarah karena dua raksasa Spanyol bertarung di lapangan. Intensitas El Classico begitu tinggi, sehingga kalah bisa disamakan dengan kehilangan gelar di final.
Lionel Messi dan rekan setimnya dipermalukan oleh Real Madrid di El Classico selama masa pramusim. Los Blancos mengklaim Supercopa de Espana dengan mengalahkan agregat Barcelona 5-1 dan Messi hanya bisa menyaksikan dengan rasa malu saat Los Galacticos dimahkotai gelar.
Sejak saat itu, pemain Argentina tersebut memang menggila. Sumpahnya benar-benar dijalankan dan kini dalam proses menjadi yang terbaik.
Advertisement
4. Ketiadaan Neymar
Barcelona menghadapi masalah yang sangat besar selama bursa transfer terakhir. Superstar asal Brasil, Neymar, meninggalkan klub untuk hengkang ke Paris Saint-Germain dalam kesepakatan yang rumit.
Alasan utama mengapa langkah tersebut memengaruhi Barcelona, adalah Neymar merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh di skuat. Ini menyiratkan bahwa Neymar pada dasarnya berbagi beban kerja dengan Messi.
Namun, sejak pemain asal Brasil itu cabut, Lionel Messi malah kian menggila. Leo menghidupkan kembali perannya sebagai pelopor dan mengambil tanggung jawab sebagai pemain kunci dalam skuat dengan penampilan cemerlangnya.
Pemain Argentina itu kini telah mencetak 16 gol hanya dalam 17 pertandingan (di semua kompetisi) untuk Blaugrana musim ini. Sebuah capaian yang jadi bukti kalau Barcelona tak bermasalah ditinggal Neymar.
3. Peran False 9
Di bawah Pep Guardiola, Messi beroperasi sebagai false 9 untuk pertama kalinya. Menjelang pertandingan El Classico di Santiago Bernabeu pada tanggal 2 Mei 2009, Guardiola memanggil Messi dan meminta mainkan peran barunya itu.
"Besok di Madrid, saya ingin Anda memulai dengan sayap seperti biasa. Tapi begitu saya memberi Anda sebuah tanda, saya ingin Anda menjauh dari gelandang dan masuk ke ruang yang baru saya tunjukkan kepada Anda," ujar Guardiola kala itu.
Seperti diinstruksikan, Leo beroperasi sebagai false 9, bergerak maju, menjauh dari lapangan tengah, dan membuat bek lawan bingung. Malam itu, versi lain Leo terlihat saat mencetak 2 gol dan membantu pembantai 6-2 markas Los Blancos.
Sejak saat itu, peran false 9 dibuat populer oleh Messi. Nah, musim ini dengan Luis Suarez tak terlalu mengilap dan Barca harus bermain tanpa sayap, manajer baru, Ernesto Valverde memutuskan untuk mencoba Messi dalam peran false-9 lagi.
Peran itu sangat membantu Messi dalam hal ini, dan dengan 16 gol dalam 17 pertandingan. Ini baru awal, patut dinantikan koleksi golnya akhir musim nanti.
Advertisement
2. Taktik Ernesto Valverde
Setelah menghabiskan 3 tahun sukses di Camp Nou dan memenangi banyak piala, termasuk treble bersejarah selama 2014/2015, Luis Enrique memutuskan untuk keluar dari klub Catalonioa itu dengan tidak menandatangani kontrak lain. Karena itu, dewan Barcelona memutuskan untuk menggantikan pelatih asal Spanyol tersebut dengan mantan pelatih kepala Athletic Bilbao, Ernesto Valverde.
Kedatangan Valverde awalnya diragukan. Sempat takluk dari Real Madrid di Supercopa de Espana, Barca telah bangkit kembali dan sekarang duduk di atas klasemen La Liga.
Valverde juga membantu dalam mendapatkan yang terbaik dari para pemain, terutama Lionel Messi. Di bawah Ernesto Valverde, Lionel Messi telah tampil luar biasa. Penyesuaian taktis yang dilakukan oleh manajer tampaknya menguntungkan superstar Argentina.
Messi dikerahkan ke dalam peran false-9, memiliki hak istimewa untuk berkeliaran dengan bebas di sekitar lini tengah dan depan. Keputusannya untuk menghidupkan kembali sistem itu membantu Messi dengan sangat vital.
1. Dominasi Cristiano Ronaldo
Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sejauh ini adalah dua pemain terbesar di dunia. Mereka telah menciptakan duopoli, mendominasi sepak bola selama 9 tahun terakhir. Kedua superstar tersebut mempertahankan tingkat yang cukup superior dibanding level yang lain, mencetak 30, 40 atau 50+ gol setiap musim.
Sebelumnya, Lionel Messi selalu memiliki sedikit keunggulan dibanding rivalnya itu. Ini karena fakta bahwa ikon Argentina tersebut memiliki lebih banyak penghargaan Ballon d'Or daripada superstar Real Madrid.
Lionel Messi mengakui bahwa Cristiano Ronaldo bisa menyamai rekor Ballon d'Or musim ini, karena sensasinya musim lalu. Karenanya, Messi kini termotivasi dan terinspirasi untuk memperbaiki permainannya.
Apalagi, tidak ada keraguan bahwa Messi dan Ronaldo saling menginspirasi. Ketika pemain Ronaldo ditanya tentang persaingannya dengan sang maestro Barca ituu pada tahun 2015, dia mengatakan kepada France Football:
"Saya yakin persaingan di antara kita adalah motivasi yang cukup dan itu sama untuknya juga. Ini bagus untuk saya, baginya dan pemain lain yang ingin memperbaiki diri. Itu bagus untuk dunia sepak bola."
(Eka Setiawan)
Advertisement