Liputan6.com, Palembang - Herman Dzumafo batal menjalani tes medis di Sriwijaya FC. Padahal, pemeriksaan tes medis sudah dijadwalkan di RS Siloam Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (19/12/2017) pagi.
Namun, pemain naturalisasi asal Kamerun itu tak hadir. Ia disebut telah meninggalkan Palembang dan kembali ke rumahnya di Pekanbaru.
Advertisement
Baca Juga
Batalnya Dzumafo menjalani tes medis dibenarkan oleh sekretasi tim Sriwijaya FC Achmad Haris. "Katanya subuh tadi sudah meningalkan hotel. Padahal, ini saya sudah mau ke RS Siloam untuk melihat tes medis," kata Haris di Palembang, Selasa (19/12/2017) pagi.
Tes medis menjadi syarat utama yang ditetapkan manajemen Sriwijaya FC bagi seluruh pemain yang akan bergabung musim ini. Terlebih, kondisi Dzumafo mendapat perhatian khusus. Sebab, ia telah berusia 37 tahun dan belakangan mulai rentan cedera.
Ditolak Fans
Rencana perekrutan Herman Dzumafo menuai protes dari pendukung setia Sriwijaya FC, Singa Mania dan Ultra Palembang. Mereka menilai Dzumafo tidak layak untuk bergabung dengan Laskar Wong Kito.
"Kami berharap manajemen, terutama pelatih yang memiliki rencana merekrut Dzumafo untuk berpikir ulang," tegas Ketua Umum Ultras Palembang Agung Fahrurozi.
Menurutnya, jika memang perekrutan Dzumafo lebih dikarenakan statusnya sebagai pemain naturalisasi, maka ada pemain lain yang lebih berkualitas. "Kalau itu alasannya (naturalisasi), mengapa tidak Sergio Van Dijk yang jelas lebih muda," ucap Agung.
Agung menyatakan pihaknya berencana berdialog dengan manajemen Sriwijaya FC terkait Dzumafo. "Yang jelas, Sriwijaya FC bukanlah panti jompo dan penampung pemain tidak berkualitas," tandasnya.
Advertisement
Penjelasan RD
Sementara itu, pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan menepis kekhawatiran terkait kinerja Dzumafo. Dia yakin Dzumafo bakal memberi kontribusi positif bagi Laskar Wong Kito.
Pelatih yang akrab disapa RD itu mengaku sudah mengikuti perkembangan Dzumafo sejak bermain di babak delapan besar Liga 2. "Ya kita memang sudah pantau dia (Dzumafo). Saya kirim asisten untuk melihat permainannya," ujar RD.
Dia mengatakan perekrutan pemain kelahiran Doulan, Kamerun 24 Februari 1980 itu sesuai kebutuhan tim. Pasalnya, para penghuni lini depan Sriwijaya FC, yakni Beto Goncalves, Esteban Viscara, Manuchecr Jalilov, Airalangga Sucipta, dan Rizky Dwi Ramadhana memiliki gaya permainan hampir sama.
"Saat ini komposisi lini depan tim tipikalnya sama. Jadi kita memang membutuhkan striker murni seperti Dzumafo. Dia bisa menjadi target di depan untuk membuat peluang bagi pemain lain mencetak gol," tukasnya. (Source: laskarwongkito.com)