Ubah Tekanan Jadi Motivasi, Kunci Sukses Marquez di MotoGP

Marquez disebut mendedikasikan seluruh hidupnya hanya untuk MotoGP.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 26 Apr 2018, 07:45 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2018, 07:45 WIB
Marc Marquez Juara MotoGP Amerika
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez mengangkat trofi juara MotoGP Amerika di Circuit of the Americas (COTA), Austin, Minggu (22/4). Sebelum lomba, Marquez kena hukuman mundur tiga posisi karena melakukan pelanggaran di sesi kualifikasi. (AP/Eric Gay)

Liputan6.com, Austin - Marc Marquez adalah fenomena besar di kelas MotoGP. Dalam beberapa musim terakhir, tak ada pembalap yang menghentikan dominasinya. Dan itu juga akan terlihat pada 2018.

Hingga musim 2017, pembalap Repsol Honda itu tengah menjalani tahun kelimanya di kelas MotoGP. Hebatnya, sudah empat gelar juara dunia yang didapat pembalap asal Spanyol itu. Satu-satunya kegagalannya hanya pada musim 2015.

Dan kegagalan itu didapat bukan karena pembalap lain tampil lebih hebat darinya. Penyebabnya karena kesalahan The Baby Alien sendiri. Sepanjang musim 2015, ia sampai enam kali gagal menyentuh garis finis saat balapan.

Ketika Marquez sedikit mengubah gaya balapnya, kelas MotoGP pun seakan jadi miliknya sendiri. Emilio Alzamora, juara dunia 125cc 1999 dan juga manajernya, tahu betul apa yang bisa membuat pembalap berusia 25 tahun itu begitu hebat.

"Pada akhirnya, Marc adalah seorang pembalap yang berpikir banyak soal olahraga ini. Sisanya tidak penting bagi dirinya. Logis jika tekanan yang dimilikinya begitu besar. Keunggulan Marc adalah mengubah tekanan jadi motivasi," ujar Alzamora, dikutip Tuttomotoriweb.

 

Bersama Tim Hebat

Marc Marquez Juara MotoGP Amerika
Pembalap Marc Marquez berpose bersama kru tim Repsol Honda seusai memenangi balapan MotoGP Amerika di Circuit of the Americas (COTA), Austin, Minggu (22/4). Marquez menjadi pemenang dengan dengan catatan waktu 41 menit 52.002 detik. (AP/Eric Gay)

Contoh terkini dari kehebatan Marquez mengubah tekanan jadi motivasi terlihat pada MotoGP Austin 2018 di Circuit of the Americas (COTA), Minggu (22/4/2018). Sebelum balapan, Marquez menerima begitu banyak tekanan menyusul insiden dengan Valentino Rossi pada MotoGP Argentina.

Begitu banyak pihak yang mengecam aksi Marquez di Argentina. Tekanannya pun bertambah setelah mendapat penalti akibat gangguan yang ia ciptakan kepada Maverick Vinales pada sesi kualifikasi MotoGP Austin. Namun, Marquez tetap tampil sebagai juara.

"Hal positifnya adalah Marc memiliki tim yang hebat. Dalam berbagai situasi, ada sekelompok orang yang dekat dengannya dan memberi arti penting bagi hal-hal yang pantas mereka terima. Itu sebabnya, dalam segala situasi, Marc lebih kuat," Alzamora menjelaskan.

 

Rapor Marquez di Setiap Musim MotoGP

2013: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 9 pole position, 11 fastest lap, 334 poin

2014: 18 balapan, 13 menang, 14 podium, 13 pole position, 12 fastest lap, 362 poin

2015: 18 balapan, 5 menang, 9 podium, 8 pole position, 7 fastest lap, 242 poin

2016: 18 balapan, 5 menang, 12 podium, 7 pole position, 4 fastest lap, 298 poin

2017: 18 balapan, 6 menang, 12 podium, 8 pole position, 3 fastest lap, 298 poin

2018: 3 balapan, 1 menang, 2 podium, 1 pole position, 2 fastest lap, 45 poin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya