PS Ngada Diminta Segera Bikin Laporan Resmi Terkait Dugaan Suap di Liga 3

Andi Darussalam Tabussala tak ingin dugaan kasus suap PS Ngada di Liga 3 ini hanya menguap begitu saja,

oleh Ario Yosia diperbarui 05 Des 2018, 19:05 WIB
Diterbitkan 05 Des 2018, 19:05 WIB
Bambang Suryo dan Persekam Metro FC
Bambang Suryo (kedua dari kanan) saat mendampingi timnya Persekam Metro FC saat melawat ke markas Persik Kediri dalam lanjutan Liga 3 2018 di Stadion Brawijaya Kota Kediri, Kamis (29/11/2018). (Bola.com/Gatot Susetyo)

Jakarta - Andi Darussalam Tabussala (ADS) meminta PS Ngada segera membuat laporan resmi ke PSSI terkait tudingan kasus suap yang mereka lontarkan. Ini merupakan respons ADS lantaran namanya sempat dibawa-bawa dalam kasus ajakan pengaturan skor di laga Liga 3 2018 antara PS Ngada dan Persekam Metro FC itu.

ADS tak ingin kasus ini hanya menguap begitu saja, berkembang jadi rumor tak sedap di khalayak luas. "Saya ingin semuanya jelas, karena nama saya dibawa-bawa," ujar pria asal Makassar tersebut saat mengontak Bola.com pada Rabu (5/12/2018) pagi.

"Tolong PS Ngada segera melapor resmi ke PSSI agar kasus ini bisa segera diusut secara resmi. Saya akan bersikap koorporatif mengikuti prosesnya," timpal ADS yang malang melintang sebagai pengurus PSSI itu.

PS Ngada yang berbasis di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, tetap serius ingin mengungkap kasus dugaan ajakan pengaturan pertandingan yang dilakukan manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo (BS), pada babak 32 besar Liga 3 2018.

Namun, pihak PS Ngada akan menyerahkan laporan dan barang bukti rekaman percakapan telepon ke PSSI seusai menyelesaikan putaran kompetisi Liga 3 musim ini.

Saat ini, PS Ngada masuk babak 16 besar dan akan menghadapi Celebest FC di Stadion Brantas, Kota Batu, Minggu (9/12/2018).

"Kami serius membongkar kasus ini sampai tuntas. Kami akan melaporkan dan menyerahkan barang bukti ke PSSI. Selanjutnya, semua terserah PSSI mau menindaklanjuti atau tidak. Namun, kami berharap PSSI menyelesaikan kasus ini untuk membersihkan sepak bola kita. Tapi, kami baru ke Jakarta menunggu hasil akhir Liga 3," kata Kletus Marselinus Gabhe, pelatih PS Ngada.

Pelatih ini jadi tokoh kunci dugaan kasus ajakan kolusi yang direncanakan BS. Kletus Marselinus yang dihubungi BS dan berinisiatif merekam pembicaraan tersebut.

"Kami tak tahu sampai di mana langkah PS Ngada di kompetisi ini. Yang jelas, kami ingin fokus dulu di pertandingan Liga 3. Jika kami sampai babak akhir, kira-kira 22 Desember kami akan menghadap PSSI," jelas Kletus Marselinus.

Kletus Marselinus mengungkapkan PS Ngada telah memberikan laporan awal kepada panitia disiplin babak 32 di Kediri.

 

Bukti Rekaman

PSSI, FIFA, AFC, Bola.com, Joko Driyono
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono (2kanan) saat mendampingi Delegasi FIFA terkait pemberian bantuan FIFA sebesar USD 13,500,000.- di Kantor PSSI, Jakarta, Minggu (19/2/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Marselinus Gabhe menegaskan, niat untuk mengungkap kasus ajakan pengaturan skor yang melibatkan klubnya sudah bulat.

"Niat kami hanya satu, kami ingin ikut membersihkan sepak bola dari praktek-praktek kotor. Apakah itu mengatur pertandingan atau match fixing," tegas Marselinus Gabhe.

Pada jumpa pers usai laga kontra Persik di ruang media Stadion Brawijaya, Minggu (2/12/2018), ia mengaku telah dihubungi staf PSSI yang menanyakan waktu penyerahan laporan dan barang bukti rekaman percakapan dengan Bambang Suryo.

"Tadi pagi kami ditelepon orang PSSI soal laporan tersebut. Kami sedang menyusun sedetail mungkin agar jelas. Tapi kami sudah memberikan keterangan kepada panitia disiplin di grup ini. Kami siap ke Jakarta setelah 22 Desember. Karena itu batas terakhir penyelenggaraan Liga 3. Kami ingin konsentrasi di kompetisi ini dulu," tutur Marselinus.

Selain itu, lanjut Marselinus, upaya ini untuk mencari kejelasan sekaligus membersihkan nama baik orang-orang yang disebut Bambang Suryo akan disetori uang haram itu.

"Kami ingin bertemu langsung dengan Pak Joko Driyono, yang namanya disebut Bambang Suryo di percakapan itu," ujarnya.

Dalam jumpa pers itu, Marselinus Gabhe memutar potongan rekaman percakapan telepon dengan Bambang Suryo itu di hadapan puluhan awak media.

"Ini rekamannya. Maaf, saya tak bisa memutar semuanya dan memberikan ke media. Ini barang bukti rahasia dan penting untuk mengungkap kasus ini. Pandis pun tak kami beri, ketika mereka minta barang bukti ini. Sekarang teman-teman media sudah jelas, kalau kami tak bohong dan mengada-ada," tuturnya.

Kronologis Kasus

Andi Darussalam Tabussala
Andi Darussalam Tabussala (kanan) (Bola.com/Dok. Pribadi)

Kronologisnya kasus bermula pada 21 November 2018 lalu, pelatih PSN, Kletus Marselinus Gabhe, ditelepon seseorang yang mengaku bernama Bambang Suryo (BS), Manajer Tim Persekam Metro FC Malang.

BS salah satu pelaku sepak bola yang sempat buka-bukaan soal match fixing di acara talkhow Mata Najwa yang bertajuk "PSSI Bisa Apa?" yang ditayangkan Rabu (28/11/2018) malam di stasiun televisi, Trans7.

Ia mengaku pelaku pengaturan skor yang telah bertobat, ingin memperbaiki kondisi sepak bola nasional dengan membuka tabir kasus-kasus match fixing di kompetisi yang berpayung ke PSSI. Menurut klaim BS, ia sempat berkolaborasi dengan bandar-bandar besar judi sepak bola internasional di masa lalu.

Mendapat telepon dari BS, Kletus Marselinus Gabhe bersikap hati-hati. Percakapan dirinya dengan BS itu direkam. Mantan pemain klub amatir Toureast di Denpasar itu tahu siapa BS. Makanya dia bersikap waspada.

Pembicaraan itu, tutur Marselinus Gabhe, dibuka dengan ucapan BS yang mengajak klubnya lolos ke babak 16 besar Liga 3 bersama Persekam Metro FC.

"BS sampaikan rencananya kami lolos berdua ke babak 16 besar. Lalu, saya tanya bagaimana caranya?" ujar Marselinus Gabhe kepada Bola.com.

Bambang Suryo kemudian menjelaskan rencananya tersebut secara terperinci. Pria berkepala plontos itu meminta pihak PS Ngada menyediakan uang Rp 100 juta untuk patungan biaya lolos ke babak 16 besar.

"Jadi kami dan BS patungan masing-masing Rp 100 juta untuk memuluskan pertandingan kami di babak ini. Uang itu untuk menata perangkat pertandingan di babak ini. BS bilang Persik tak punya uang. Mereka hanya mengandalkan tim saja," ungkap Marselinus Gabhe.

Menurut penuturan Marselinus Gabhe yang mengutip rekaman percakapan itu, uang tersebut akan disetor kepada ADS dan beberapa petinggi PSSI yang disebut-sebut bisa membantu melancarkan rencana jahat itu.

"Uang itu nanti saya yang setor ke ADS dan Jokdri," ucap Marselinus menirukan ucapan BS dalam rekaman tersebut.

Marselinus Gabhe pun minta penjelasan siapa ADS dan Jokdri yang dimaksud BS. "Ternyata BS menjelaskan ADS itu Andi Darussalam dan Jokdri adalah Joko Driyono," tutur Marselinus Gabhe.

Dalam percakapan itu pelatih PSN bertanya uang sebesar itu untuk mengawal sampai babak apa? "Itu hanya sampai lolos ke babak 16 besar. Kalau ingin lolos ke babak berikutnya harus bayar lagi," ucap BS.

Tapi akhirnya Marselinus Gabhe menutup pembicaraan itu dengan alasan kapasitasnya di tim PSN Ngada yang hanya sebagai pelatih. "Saya hanya pelatih. Saya tak punya wewenang memutuskan. Kayaknya kami juga tak punya uang sebanyak itu," tutur Marselinus Gabhe.

Saat dikonfirmasi soal kebenaran soal berita ini, Joko Driyono memberi memberi jawaban pendek. "Ya namanya dicatut pasti bohong. Saya dapat update tentang itu, dan saya minta PS Ngada melaporkan si pencatut," tulis Joko lewat pesan singkat yang dikirimkan ke Bola.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya